Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Sekularisme Merusak Generasi

Rabu, 22 Januari 2025 | 15:08 WIB Last Updated 2025-01-22T08:08:52Z

Tintasiyasi.id.com -- Dilansir dari Radarsolo.com, 9-01-2025, Guru perempuan alias bu guru di Grobogan berinisial ST usia 35, membujuk korban dengan kata-kata manis untuk memperdaya dan mengajak siswa SMP berbuat asusila.

Parahnya, hubungan terlarang yang dilakukan guru agama dengan siswa SMP itu bahkan sudah berlangsung hampir 2 tahun. ST telah mengajak siswanya melakukan hubungan selayaknya suami istri sampai 10 kali.

Dengan bujukan apa si korban terperdaya? Jadi teman curhat, belajar ngaji, di iming-imingi jaket atau baju bahkan uang dan jika tidak mau bahkan mendapat ancaman nilai buruk.

"Ibaratnya namanya murid curhat sama gurunya. Si anak cerita sering dimarahi kakeknya," tutur Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Grobogan Ipda Yusuf Al Hakim, Rabu (8/1/2025).

Sungguh miris sistem sekularisme saat ini yang jelas-jelas terjadi dilingkungan sekolah bukanya menjadikan generasi menjadi generasi emas tetapi malah sebaliknya.

Guru yang notabene diberi julukan 'Digugu dan ditiru' kini harus diperhatikan apakah ini orang yang aman buat diri sendiri atau tidak.
Dulu seorang guru itu memiliki wibawa atas gelar yang disandangnya, tidak hanya itu sopan santunnya, cara mendidik anak muridnya dsbnya.

Tetapi, saat ini sungguh disayangkan seorang guru agama yang memiliki embel-embel agama dapat dipastikan sudah baik dan istimewa ilmunya. Namun, karena ulah sistem sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan kini tidak menjadi jaminan bahwa ia orang yang baik dan taqwa.

Dalam artian orang yang sudah paham agama seharusnya ada minimalisir kesalahan yang dilakukan, bahkan takut akan melakukan kemaksiatan tersebut seperti di atas. Tetapi, kini malah terang-terangan seolah itu tidak berdosa.

Ya, lagi-lagi agama dipisahkan dalam kehidupan pasti akan berantakan. Bahkan mirisnya efek dari sekularisme ini merusak semua kalangan usia karena pergaulan yang makin bebas tanpa aturan sehingga menjadikan rusaknya moral di tengah-tengah masyarakat.

Semakin hari moral generasi tidak bisa dikendalikan, kenapa tidak? media menyuguhkan postingan yang menjerumuskan pada tindak kemaksiatan. Contohnya pacaran, dan postingan yang merangsang naiknya syahwat.

Maka, seseorang tidak lagi memikirkan dosa tidak aku melakukan ini melainkan hanya kepuasan hawa nafsu yang menjadi patokan dan kesenangan sesaat. Rusaknya sistem rusaknya generasi, orang yang berada di dalam sistem kapitalisme sekuler pasti ternodai apalagi yang jauh daripada agama Islam, jauh daripada akidah Islam itu sendiri.

Alih-alih mewujudkan generasi emas dalam sistem kapitalisme sekuler justru melahirkan generasi yang tidak bermoral. Anehnya negara memfasilitasi liberalisasi pergaulan, misal alat kontrasepsi untuk pelajar dan pendidikan kespro yang berasaskan peradaban Barat.

Jadi, selain daripada diri sendiri negara juga harus ikut andil dalam permasalahan ini bukan malah memberikan solusi yang tidak jitu, justru menjadi masalah semakin membesar.

Padahal dalam Islam manusia itu dimuliakan, memerintahkan menjaga nasab dengan berbagai mekanisme, seperti menerapkan sistem pergaulan Islam, sistem pendidikan berbasis akidah Islam dan sistem sanki yang tegas dan menjerakan.

Jadi, siapapun itu akan memahami konsep sesuai apa yang diperintahkan tidak memandang guru agama atau bukan. Dalam sistem Islam diajarkan bagaimana cara agar menggunakan akalnya untuk berfikir, supaya manusia memahami apakah ini diperbolehkan atau tidak, apakah ini haram atau halal, apakah berdosa melakukanya?

jika mengetahui dosa pasti tidak akan dilakukan, sebab dunia ini hanya sementara dan akhirat selamanya. Dan tentunya negara dalam sistem Islam akan menutup celah-celah yang menjadikan sebab generasi rusak, masuknya ide-ide liberal, media-media yang tidak bermanfaat dan memberikan sanksi tegas terhadap tindak maksiat yang dapat merusak moral generasi.[]

Oleh: Indah Setyorini
(Aktivis Muslimah)

Opini

×
Berita Terbaru Update