Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Sampai Kapan Palestina Menderita?

Selasa, 07 Januari 2025 | 10:00 WIB Last Updated 2025-01-07T03:01:05Z
TintaSiyasi.id -- Sudah lebih dari satu tahun tanah Palestina dilumuri dengan darah saudara kita yang ditumpahkan oleh Zionis Israel laknatullah. Namun, apa yang dilakukan dunia? Mereka seakan bungkam tak bersuara.

Dikutip dari tirto.id, Komisioner Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, pada Minggu (22/12), mengatakan bahwa Israel telah melanggar semua peraturan perang di Jalur Gaza.

Israel menggempur Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang telah menewaskan lebih dari 45.200 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

Tangisan mereka, darah mereka, rumah-rumah hancur mereka. Esok akan menjadi hujjah mereka sebagai bukti bungkamnya umat terhadap keadaan mereka. Mereka berjuang melawan singa buas tanpa ada bantuan apa pun dari saudaranya.

Kini, tak hanya orang dewasa saja yang menjadi korban, tetapi anak-anak tak berdosa pun ikut melayang nyawanya. Mereka bahkan syahid dalam kondisi mengenaskan.

Tak hanya itu, lebih mengenaskannya lagi, kondisi anak-anak di sana kini semakin memprihatinkan. Anak-anak di Palestina mengalami kelaparan dan gizi buruk yang sangat parah. Mereka juga menghadapi risiko kematian yang sangat besar akibat cuaca dingin serta tiadanya tempat tinggal dan tempat berlindung yang memadai.

Kaum Muslim tidak bisa hanya berharap pada para penguasa ataupun pemimpin. Mereka tidak bisa menaruh harapan pada dunia. Karena apa kontribusi mereka? Untuk mengirim tentara pun mereka tak sanggup.

Bahkan, semenjak isu Palestina membara karena penjajahan Zionis pada 1987, mereka hanya menggunakan isu Palestina sebagai pencitraan dengan mengecam, menghardik Zionis, dan hanya mengambil solusi dua negara arahan Barat yang jelas merupakan pengusung kapitalisme.

Awal Mula Zionis Menjajah Palestina
Umat Islam harus ingat bahwa keberadaan Zionis di Palestina adalah hasil dari perjanjian keji internasional negara-negara front Barat. Perjanjian Sykes-Picot dan Deklarasi Balfour adalah jalan awal penjajahan Zionis di tanah Palestina, yang hingga saat ini masih dipelihara oleh ideologi kapitalisme yang menjadikannya penjaga kepentingan di negara Timur Tengah.

Amerika Serikat telah mendukung Zionis sejak 1948 hingga saat ini. Pada dasarnya, alasan negara adidaya itu mendukung Zionis adalah karena Zionis dijadikan alat untuk menahan pengaruh Uni Soviet di Timur Tengah di antara negara-negara Arab saat Perang Dunia berlangsung.

Bahkan, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyatakan bahwa, "Saya menegaskan kembali komitmen teguh Amerika Serikat terhadap keamanan Israel," pada platformnya di media sosial setelah memastikan dukungan AS terhadap Israel pada Rabu, 2/10/2024, setelah pertemuan dengan para pemimpin negara-negara G7.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada keadilan sedikit pun bagi kaum Muslimin, khususnya di Palestina. Jelas bahwa solusi-solusi yang diberikan tidak dapat menyelesaikan konflik tak berujung ini. PBB pun tak bisa berkutik dalam hal ini. Dengan asas keadilan, jelas dalam sistem ini keadilan tak akan didapati, bahkan malah memberikan jalan mulus bagi Zionis Israel untuk membantai anak-anak Palestina.

Sejatinya, kaum Muslimin adalah satu tubuh. Apabila salah satu bagian tubuhnya sakit, seharusnya tubuh yang lain pun akan merasakan sakit juga.

Kaum Muslimin di seluruh dunia seharusnya menyatukan pemikiran dan perasaan, kemudian menggerakkan para pemuda di Timur Tengah untuk bangkit melawan rezim mereka dan membebaskan Palestina. Karena jelas, Palestina hanya membutuhkan tentara dan jihad fii sabilillah, bukan solusi yang lain.

Solusi ini tidak akan bisa dicapai tanpa adanya sebuah negara yang menaungi. Dibutuhkan adanya sebuah daulah khilafah yang mampu menjadi junnah dan ra’in bagi umat.
Wallahu a’lam bish-shawwab.

Oleh: Dhevyna Wahyu Tri Wardani
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update