"Satu perjuangan sudah dicapai menumbangkan rezim, tetapi
perjuangan belum berhenti. Bagaimana mewujudkan pengaturan kehidupan
bermasyarakat dan bernegara Suriah ke depan," ujarnya di kanal YouTube
UIY Official berjudul Suriah di Simpang Jalan: Islam atau Sekuler?, Selasa
(31/12/2024).
Ia menjelaskan, untuk membangun sistem negara perlu dibentuk
landasan bersama dan landasan tersebut ialah sistem Islam. “Karena Suriah
merupakan negara Islam dari Syam,” tegasnya.
"Suriah pernah menjadi pusat Kekhilafahan Islam dalam
kurun waktu lama, yakni Khilafah Umayyah. Kemudian pernah tegak peradaban Islam
begitu Panjang, lalu kegemilangan Islam tampak disana," ungkapnya.
Ia mengatakan, Suriah bukanlah negara yang besar, tetapi
strategis, serta menjadi akses titik ke area yang krusial yakni Palestina.
"Di sana (Suriah) ada potensi tegaknya yang menjadi
cita-cita ummat Islam, yaitu Daulah Khilafah. Karena itulah, maka kekuatan
eksternal tidak akan pernah membiarkan Suriah berjalan tidak di dalam kontrol
mereka, entah itu Amerika, Rusia, dan Cina. Yang pasti ada Iran di sana,"
terangnya.
Meski demikian, UIY tetap merasa bersyukur rakyat Suriah
mampu terlepas dari rezim Bashar Al-Asad. Perjuangan rakyat Suriah terlepas
dari rezim Al-Asad sangatlah lama, terhitung dari Hafiz Al-Asad sejak tahun
1971-2000.
"Bapaknya tidak kalah kejam. Momen 8 Desember kemarin
membuktikan rasa takut itu sampai pada titik kulminasi berujung pada tumbangnya
rezim diktator, rezim yang sangat keji, karena yang dibunuh bukan hanya mereka
yang menentang secara politik, bahkan perempuan juga anak-anak," jelasnya.
Alhasil, UIY menilai keberhasilan pejuang melawan rezim
Bashar Al-Asad menunjukkan bahwa dari sejarah dulu sampai sekarang penguasa
yang berbuat sesuka hatinya tidak akan
bertahan lama.
"Kita berharap dan berdoa bahwa pada akhirnya akan hadir
kekuatan Islam yang akan membawa negeri yang disebut negeri para nabi ini ke
arah lebih baik," pungkasnya.[] Taufan