"Di sisi lain, perang 467
hari juga menunjukkan kekuatan umat Islam tanpa penguasa mereka yang merupakan
boneka negara-negara penjajah. Justru terbunuhnya sejumlah tokoh penting selama
perang 467 hari itu tak lepas dari pengkhianatan penguasa kaum Muslim"
tuturnya di akun Instragam har.030324 bertajuk Kekalahan Israel dan
Kemenangan Umat Islam, Sabtu (18/01/2025).
Lanjut, ia katakan, Israel,
negara-negara Barat, dan para penguasa boneka di dunia Islam harus membayar
kekalahan mereka. “Dalam perang selama 467 hari, hampir satu tahun setengah,
sejak 7 Oktober 2023 yang lalu, tak ada sejengkal tanah pun yang bisa dikuasai
Israel,” ungkap Kiai.
"Sementara dalam perang enam
hari tahun 1967, perang Israel melawan tentara Mesir, Suriah dan Yordania,
sebagai sebuah negara justru Tepi Barat, dataran tinggi Golan, dan Gurun Sinai
jatuh ke tangan Israel. Begitu juga perang 1948, yang berlangsung beberapa
bulan, hampir mayoritas wilayah Palestina berhasil dicaplok dan diduduki
Israel. Mengapa?" tanyanya.
Karena menurutnya, baik perang
1948 maupun perang enam hari 1967, adalah perang sandiwara, yang melibatkan
boneka negara-negara penjajah. Sedangkan perang 467 hari ini adalah perang
sesungguhnya yang dipimpin oleh mujahidin, didikan Syekh Yasin, yang telah
mempersiapkan mereka untuk melakukan perlawanan terhadap penjajah.
"Umat Islam tidak akan
pernah kalah dalam perang bukan mitos, tapi fakta. Beda dengan Israel yang
dimitoskan sebagai negara kuat, ternyata mitos itu runtuh semuanya," tegas
Kiai Hafidz.
"Inilah pelajaran berharga
yang harus dipahami oleh umat Nabi Muhammad shalla-Llahu alaihi wa sallama,"
tandasnya.[] Lanhy Hafa