TintaSiyasi.id -- Hingga saat ini, warga Palestina masih terus diserang oleh Zionis. Bahkan, serangan yang terjadi lebih parah dibandingkan sebelumnya. Tidak hanya rumah-rumah penduduk, Zionis Yahudi benar-benar menghancurkan segalanya. Mulai dari sekolah, tempat ibadah, rumah sakit, infrastruktur, hingga fasilitas-fasilitas umum lainnya, semuanya hancur. Bahkan, tenda-tenda pengungsian sekalipun dibom habis-habisan oleh Zionis Yahudi.
Zionis juga membuat Palestina mengalami krisis air bersih, memblokir pengiriman bahan bakar, memutus aliran listrik, dan masih banyak lagi. Minimnya tenaga medis serta obat-obatan semakin memperparah keadaan, membuat warga Palestina kesulitan untuk bertahan hidup. Akibatnya, angka kematian terus meningkat. Menurut Otoritas Kesehatan Gaza, hingga saat ini tercatat 45.097 orang tewas dan lebih dari 107.000 lainnya terluka (Kompas.com, 18/12/2024).
Sayangnya, PBB yang disebut sebagai penjaga perdamaian dan keamanan dunia tidak mampu menjalankan perannya dengan baik. Solusi-solusi yang ditawarkan tidak menyentuh akar permasalahan dan hanya bersifat sementara. Selain itu, kecaman beberapa pemimpin negara-negara muslim terhadap Zionis tidak membuahkan hasil apa pun. Umat Islam tidak bisa berharap pada solusi yang hanya berupa retorika belaka.
Menurut laporan dari rmol.id (22/12/2024), Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa negara-negara muslim harus tetap membela Palestina. Pernyataan tersebut disampaikan dalam forum KTT D-8. Namun, seruan ini justru terkesan menggurui dan mengabaikan upaya yang telah dilakukan oleh negara-negara Islam lainnya. Misalnya, Turki menghentikan kerja sama ekonomi dengan Israel dan bersama Afrika Selatan menuduh Israel melakukan genosida di hadapan ICJ.
Dari sini, terlihat bahwa solusi yang diupayakan oleh beberapa negara Islam saat ini belum solutif. Tindakan mereka hanya berupa retorika kosong, tanpa langkah nyata. Hal ini menunjukkan bahwa negara-negara Islam telah terpengaruh oleh Barat, yang menjadikan Yahudi sebagai kaki tangan untuk menghancurkan Palestina. Nasionalisme yang memecah belah umat Islam semakin memperburuk keadaan. Padahal Rasulullah SAW menggambarkan umat Islam sebagai satu tubuh; ketika satu bagian sakit, seluruh tubuh turut merasakan sakitnya.
Palestina saat ini berjuang sendiri melawan Zionis Yahudi Laknatullah. Atas dasar keimanan, mereka tetap teguh berjuang di jalan Allah. Palestina membutuhkan tindakan nyata, bukan hanya kecaman atau bantuan sementara. Yang benar-benar dibutuhkan adalah pengiriman pasukan militer kaum muslimin, bukan sekadar bantuan pangan atau donasi. Dukungan Indonesia terhadap solusi dua negara juga menunjukkan bahwa negara ini menyetujui perampasan tanah Palestina oleh Zionis, sehingga Palestina tidak bisa merdeka secara utuh.
Solusi hakiki untuk permasalahan ini adalah jihad fii sabilillah. Untuk mewujudkan jihad ini, diperlukan persatuan umat di bawah naungan khilafah. Dengan pemikiran, perasaan, dan peraturan yang sama, umat Islam akan lebih mudah mengirimkan pasukan untuk membantu Palestina. Indonesia, sebagai negara dengan jumlah umat muslim terbesar, seharusnya menjadi garda terdepan dalam melawan Zionis Yahudi Laknatullah.
Oleh karena itu, kita sebagai pejuang Islam harus terus menyadarkan umat agar bersatu melawan Zionis. Jangan pernah lelah berdakwah dan menyuarakan dukungan untuk saudara-saudara kita di Palestina. Umat harus bergabung dalam kelompok dakwah yang memiliki tujuan menegakkan daulah khilafah. Hanya melalui generasi yang berkualitas dan tangguh, khilafah dapat terwujud.
Hasbunallah wani’mal wakil.
Aktivis Muslimah