TintaSiyasi.id -- Palestina terus mendapat serangan bertubi-tubi dari Zionis Israel, serangan ini menyebabkan banyak warga Palestina yang tewas. Lebih dari 200 warga Palestina tewas dan kebanyakan korban adalah wanita dan anak-anak.
Serangan Israel yang kian intens dalam dua hari ini, diketahui terjadi di tengah desakan baru untuk mencapai gencatan senjata di Gaza. Gencatan senjata itu juga untuk memulangkan sandera Israel sebelum Presiden terpilih AS Donald Trump menjabat pada 20 Januari 2025. (Kompas, 4/1/2025)
Hanya dalam tempo empat belas bulan setelah aksi pembalasan Israel atas operasi Badai Al Aqsa, lebih dari 45.500 warga Gaza tewas, mayoritas perempuan dan anak-anak, lebih dari 100 ribu lainnya cedera dan ribuan lainnya ditangkap dan disandera dalam sejumlah penjara mematikan Israel.
Namun, dunia termasuk negeri-negeri Muslim tetap sibuk dengan dialog sana-sini, upaya yang dilakukan tak ada hasil yang berarti, karena hanya sibuk melakukan mediasi, bahkan solusi yang ditawarkan hanyalah mengikuti arahan barat. Padahal solusi yang ditawarkan ini justru akan mengakibatkan tidak terselesaikannya masalah Palestina secara tuntas, karena solusi ini menandakan keberpihakan mereka kepada entitas Zionis Israel.
Dunia internasional pun termasuk lembaga dunia, hanya sekadar memberikan kecaman, padahal siapa pun yang menyaksikan kekejian zionis maka akan mendapati bahwa apa yang dilakukan oleh entitas zionis itu sudah diluar batas kemanusiaan. Penguasa negeri-negeri Muslim juga tak jauh beda mereka hanya sekadar pencitraan ketika menyerukan pembelaan terhadap Palestina.
Dari sini jelas menunjukkan bahwa hari ini dunia tak memiliki solusi yang jitu untuk menghentikan penjajahan yang dilakukan oleh Zionis Israel terhadap rakyat Palestina. Solusi dua negara yang ditawarkan oleh dunia terbukti bukanlah solusi hakiki, karena Itu sama saja dunia menyetujui perampasan tanah milik kaum Muslim di Palestina.
Satu-satunya solusi tuntas adalah mewujudkan jihad melawan zionis. Umat Islam harus menyeru para penguasa Muslim untuk menggerakkan pasukannya berjihad melawan Zionis. Umat juga harus menyadari bahwa solusi hakiki untuk masalah Palestina terdapat dalam kitabullah, Sirah Rasulullah SAW, serta sejarah para khalifah dan pemimpin besar terdahulu.
Solusi hakiki itu adalah dengan jihad dan memobilisasi tentara untuk melawan orang-orang Yahudi, karena hanya dengan pertempuran yang akan mencabut entitas Yahudi hingga akarnya, dan mensucikan kembali Tanah yang diberkati dari Zionis Israel yang kotor.
Namun agar mendapatkan perlindungan hakiki dari setiap negeri-negeri yang bersatu maka harus ada negara besar yang memiliki kekuatan besar, maka tegaknya khilafah adalah satu keniscayaan. Karena hanya khilafahlah yang akan memberikan pembelaan dan perlindungan atas tanah dan kaum Muslim di Palestina dan semua tempat di mana kaum Muslim teraniaya.
Untuk menyerukan jihad dan menegakkan khilafah maka perlu adanya aktivitas dakwah yang bertujuan menyatukan pemahaman yang shahih di tengah-tengah umat atas solusi Palestina dan bagaimana upaya mewujudkannya.
Oleh karena itu, dibutuhkan adanya kelompok dakwah Islam ideologis yang melakukan upaya penyadaran terhadap umat akan solusi hakiki ini dan mengajak umat untuk berjuang bersama menegakkan khilafah berdasarkan metode yang mengikuti manhaj dakwah Rasul SAW. Maka sudah seharusnya kaum Muslim menghadapi musuh-musuh mereka secara langsung dan tidak lagi berharap pada mahkamah yang justru diciptakan untuk memerangi Islam dan umat Islam sejak abad ke 16 silam.
Siapa pun yang saat ini menyerukan agar zionis Yahudi diadili di hadapan mahkamah internasional, artinya mereka belum menyadari bahwa hukum-hukum pengadilan mahkamah internasional dulu diciptakan untuk melawan kekuasaan Islam yaitu kesultanan Utsmaniyah dan kaum Muslim.
Wallahu a'lam bishshawab. []
Oleh: Nur Afrida
Aktivis Muslimah