Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Menghentikan Penderitaan Anak Gaza Hanya dengan Sistem Islam

Selasa, 07 Januari 2025 | 12:09 WIB Last Updated 2025-01-07T05:09:40Z
TintaSiyasi.id -- Perang Israel yang menghancurkan di Gaza, khususnya, setidaknya telah menewaskan 17.492 anak dalam hampir 15 bulan konflik yang telah menghancurkan sebagian besar daerah kantong tersebut menjadi puing-puing. (cnnindonesia.com, 28-12-2024)

Menurut UNRWA, membunuh anak-anak Palestina tidak dibenarkan, dan mereka yang selamat pun akan terluka secara fisik dan emosional. Tanpa akses pendidikan, anak-anak Palestina di Gaza terpaksa mengais-ngais puing-puing bangunan. Waktu terus berjalan bagi anak-anak ini. Mereka kehilangan nyawa, masa depan, dan terutama harapan.

Serangan entitas Zionis Yahudi di Gaza semakin brutal. Israel terus menghalangi pengantaran bantuan kemanusiaan, seperti pangan, obat-obatan, dan bahan bakar yang penting untuk bertahan hidup. Masyarakat Palestina di Gaza Utara kini terancam kelaparan.

Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. (republika.co.id, 4-11-2024)

Menurut UNICEF, persentase anak-anak yang tinggal di daerah konflik telah berlipat ganda, dari sekitar 10 persen pada tahun 1990-an menjadi hampir 19 persen. Serangan Zionis Yahudi terhadap Palestina ini sudah melebihi batas kemanusiaan dan terkategori genosida.

Kaum Muslim tidak bisa berharap pada dunia internasional, termasuk para pemimpin mereka yang kerap menjadikan isu Palestina hanya untuk pencitraan dan justru mengambil solusi dua negara sesuai arahan Barat (pengusung kapitalisme) yang jelas tidak bisa menyelesaikan perang ideologi ini.

Tanah Palestina adalah tanah kharajiyah yang menjadi milik kaum Muslim hingga hari kiamat. Maka dari itu, sungguh tidak layak tanah Palestina dikuasai kafir penjajah. Mirisnya, para pemimpin negeri Muslim malah menyetujui solusi dua negara. Ini adalah pengkhianatan terhadap kewajiban menjaga Palestina sebagai tanah milik kaum Muslim. Untuk merebut tanah Palestina butuh tindakan nyata berupa jihad dan mengirim bantuan militer dari negeri-negeri Muslim.

Umat Muslim harus sadar bahwa keadilan bagi Palestina dan kaum Muslim seluruh dunia mustahil didapat dari sistem kapitalisme yang lahir dari musuh Islam. Sistem inilah yang telah memberikan jalan pada penjajah Zionis untuk membantai anak-anak Gaza. Oleh sebab itu, umat Muslim harus memiliki agenda sendiri, harus menyatukan pemikiran dan perasaan seluruh dunia Islam, serta membangkitkan pemikiran akan kebutuhan menerapkan syariat Islam secara kaffah melalui tegaknya khilafah.

Selanjutnya, ideologi Islam yang masih tertidur dalam diri umat Muslim akan bangkit dan menggerakkan pemuda-pemuda Muslim, terkhusus di Timur Tengah, untuk melawan rezim di negeri mereka masing-masing agar bergerak mengirim tentara ke Palestina dan membebaskan wilayah tersebut.

Agenda besar ini harus dijaga, jangan sampai dibajak oleh musuh Islam yang bisa memperburuk kondisi kaum Muslim di Palestina ataupun di seluruh dunia. Aktivitas membangkitkan umat ini hanya bisa dilakukan partai politik Islam ideologis. Partai ini akan memimpin umat serta melakukan pembinaan dengan tsaqofah Islam dan pemahaman Islam politik sehingga menjadikan mereka sebagai sosok yang berkepribadian Islam dengan memiliki pola pikir dan pola sikap Islam.

Para pemuda kader dakwah harus menuntut tegaknya khilafah dan mengangkat seorang khalifah untuk memimpin kaum Muslim dalam membebaskan Palestina. Khalifah juga akan berperan sebagai pelindung umat sehingga tidak hanya konflik dan penjajahan Palestina yang akan diselesaikan, tetapi juga di negeri-negeri Muslim yang lain. Wallahu a'lam bish-shawab.

Oleh: Puput Weni R
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update