TintaSiyasi.id -- Kondisi Gaza terutama anak-anak makin mengenaskan. Sejak 7 Oktober 2023, Israel menggempur jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 45.200 orang yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Pada Minggu 22 Desember, Philippe Lazzarini, Komisioner Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), mengatakan bahwa Israel telah melanggar semua peraturan perang di Jalur Gaza.
(tirto.id, 23/12/2024)
Menurut Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), setiap jam satu anak tewas di jalur Gaza akibat serangan brutal Israel. Diperkirakan setidaknya 14.500 anak Palestina yang telah meninggal dunia akibat serangan Israel yang terus berlanjut di jalur Gaza. (beritasatu.com, 25/12/2024)
Serangan Israel juga terhadap rumah sakit Kamal Adwan menjadi tanda hancurnya fasilitas kesehatan utama yang masih beroperasi di Gaza Utara, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). (republika.com, 28/12/2024)
Adapun respon para pemimpin dunia terhadap nasib penduduk Gaza yang sampai saat ini masih tetap sama yaitu mengecam tanpa aksi nyata. Namun, tidak heran mengapa para pemimpin dunia yang mengedepankan HAM dan kemanusiaan ternyata tidak bisa bertindak karena mereka hanya melakukan sandiwara belaka. Mereka pada kenyataannya membersamai para penjajah mendukung dan bahkan memfasilitasi. Mereka tidak berdaya menolong rakyat Palestina meski sebenarnya mereka mampu. Kaum Muslim tidak bisa berharap kepada dunia internasional, termasuk para pemimpin mereka yang kerap menjadikan isu Palestina hanya untuk pencitraan dan justru mengambil solusi dua negara sesuai arahan Barat (pengusung kapitalisme) yang jelas tidak bisa menyelesaikan masalah ini. Begitulah solusi yang ditawarkan oleh penguasa dunia. Mereka tidak akan senang sampai umat Muslim itu hancur atau mengikuti agama mereka.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang pemimpin yang memimpin rakyat dari kalangan kaum Muslimin, lalu ia mati dalam keadaan menipu rakyatnya, kecuali Allah mengharamkan surga baginya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam sistem kapitalisme demokrasi tidak ada keadilan, bahkan sistem inilah yang telah memberikan jalan pada penjajah Zionis untuk membantai anak-anak Gaza. Solusi yang dibutuhkan oleh penduduk Gaza dalam mengakhiri perang genosida yang dilakukan Zionis Israel adalah dengan memukul mundur mereka dengan serangan balik. Maka yang dibutuhkan adalah mengirimkan para prajurit atau tentara untuk jihad fi sabilillah agar rakyat Gaza dan kaum Muslim merdeka seutuhnya. Merebut kembali tanah suci milik kaum Muslim. Namun, dalam sistem kapitalisme demokrasi saat ini jihad tidak akan terwujud.
Semua itu dapat diwujudkan hanya ketika kita berada dalam naungan Khilafah Islamiah. Maka dari itu kaum Muslim harus punya agenda sendiri, harus menyatukan pemikiran dan perasaan melalui jalan dakwah yang ditempuh oleh Rasullulah SAW dan para sahabat dalam menegakkan negara Islam. Kemudian menggerakkan para pemuda untuk bangkit membebaskan Palestina. Aktivitas ini hanya bisa dilakukan oleh partai politik Islam ideologis yanga akan berjuang mendakwahkan Islam dan menegakkan khilafah.
Umat harus mengenal agamanya agar mereka paham bahwa Islam tidak sama dengan agama lain. Islam merupakan agama sempurna dan mulia. Dakwah ideologis harus disampaikan ke seluruh umat terkhusus para pemuda. Para pemuda dan lapisan masyarakat lainnya harus menuntut tegaknya khilafah dan mengangkat seorang khalifah untuk memimpin kaum Muslim. Hanya dengan jihad dan khilafah solusi kemerdekaan bagi penduduk Gaza dan negeri-negeri Muslim yang sedang diperangi oleh penjajah kafir. Bukan dengan solusi lain.
Wallahu a'lam bishshawab. []
Oleh: Yusniah Tampubolon
Aktivis Muslimah