Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kondisi Palestina Makin Mengenaskan, Butuh Solusi yang Mengakar

Jumat, 10 Januari 2025 | 08:19 WIB Last Updated 2025-01-10T01:19:25Z

TintaSiyasi.id -- Zionis Yahudi terus melancarkan serangan dan genosida di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 yang telah menewaskan lebih dari 45.200 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Setidaknya, ada 14.500 anak Palestina yang meninggal dunia di Jalur Gaza. Menurut UNRWA (Badan PBB untuk membantu pengungsi di Palestina) mengatakan bahwa setiap jam, satu anak tewas di Jalur Gaza akibat serangan brutal entitas Zionis Yahudi. (beritasatu.com, 25/12/2024)

Bukan hanya itu, Zionis Yahudi juga telah melanggar semua peraturan perang di Jalur Gaza. mereka merusak fasilitas umum seperti sekolah dan rumah sakit. Laporan terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari jumat 28 desember 2024, Zionis menyerang rumah sakit Kamal Adwan. Serangan ini menjadi tanda hancurnya fasilitas kesehatan utama yang masih beroperasi di Gaza Utara. Tentu ini akan berdampak pada puluhan ribu jiwa rakyat Palestina yang membutuhkan penanganan kesehatan secara mendesak.

Di sisi lain, kondisi Gaza terutama anak-anak semakin mengenaskan. Mereka menghadapi risiko kematian akibat cuaca dingin karena tidak adanya tempat tinggal yang memadai. Selain itu, bantuan kemanusiaan seperti selimut dan kasur masih tertahan berbulan-bulan menunggu persetujuan Zionis untuk memasuki Gaza. 

Melihat kenyataan ini tentu kaum Muslim tidak bisa hanya berharap pada dunia internasional. Faktanya, sejak isu Palestina membara akibat penjajahan Zionis sejak 1987 lalu, para pemimpin dunia internasional termasuk para pemimpin negeri Muslim kerap menjadikan isu Palestina hanya untuk pencitraan dengan pengecaman semata. Pemimpin negeri-negeri Muslim hanya pandai beretorika saja, tanpa menunjukkan bukti nyata atas dukungannya ke Palestina. 

Mirisnya, di tengah kebiadaban Zionis Yahudi terhadap Palestina para pemimpin negeri Muslim malah mengambil solusi dua negara terhadap konflik Palestina dengan Yahudi. Mereka mengikuti arahan Barat (pengusung kapitalisme) yang jelas tidak bisa menyelesaikan perang ideologi ini. Hal ini menunjukkan bahwa keberpihakan para pemimpin Muslim terhadap Palestina tidak serius. Mereka lebih memilih diam membebek dari pada mengirimkan pasukan militer yang mereka punya untuk berjihad melawan Zionis Yahudi. 

Diamnya para pemimpin Muslim hari ini tentu tidak terlepas dari penerapan sistem kapitalisme sekularisme di negeri-negeri Muslim. Adanya sekat nation state serta adanya hubungan kerja sama negeri Muslim dengan negara Barat yang memusuhi Islam, menyulitkan persatuan kaum Muslim untuk terwujud. Maka dari itu kaum Muslim harus sadar bahwa mengharapkan keadilan untuk rakyat Palestina melalui sistem kapitalisme adalah sebuah kemustahilan. Bahkan, sistem inilah yang telah memberikan jalan pada penjajah Zionis untuk membantai rakyat Palestina termasuk anak-anak Gaza. 

Oleh sebab itu, kaum Muslim harus mempunyai agenda sendiri untuk menyelamatkan saudara-saudara Muslim di Palestina. Adanya upaya dakwah untuk menyatukan pemikiran dan perasaan bahwa akar masalah Palestina adalah perang ideologi antara Islam dengan kapitalisme. Dan solusi tuntas terhadap Palestina adalah jihad fii sabilillah untuk mengusir penjajah Zionis. Penyatuan pemikiran dan perasaaan ini akan membuat kaum Muslim sadar dan tidak ridha untuk menerapkan sistem kapitalisme di negeri-negeri Muslim termasuk Palestina. Akhirnya, para pemuda di Timur Tengah bergerak untuk bangkit melawan rezim mereka dan bergerak ke palestina untuk membebaskan Palestina dari ancaman Zionis.

Proses membangkitkan kesadaran umat hanya bisa dilakukan oleh partai politik Islam ideologis. Partai ini akan melakukan pembinaan kepada kaum Muslim termasuk para pemudanya dengan pemahaman Islam yang benar. Sehingga, mereka menjadi sosok yang memiliki kepribadian Islam (syakhsiyah Islam), yakni yang memiliki pola pikir dan pola sikap yang sesuai dengan Islam. yang pada akhirnya mereka menjadi kader-kader dakwah yang mumpuni untuk mengantarkan kebangkitan umat menuju perubahan yang hakiki. 

Para kader dakwah ini harus menuntut tegaknya khilafah dan mengangkat seorang khalifah untuk memimpin kaum Muslim. Khalifah akan berperan sebagai perisai (junnah) bagi umat. Seruan jihad untuk melawan Zionis akan bisa terlaksana. Sehingga, Palestina bisa terbebas termasuk anak-anak dari kebiadaban entitas Zionis Yahudi. Bukan hanya di Palestina, keadilan juga akan bisa terwujud di negeri-negeri Muslim lainnya seperti Myanmar, Suriah, Lebanon dan Yaman. Maka dari itu, sudah saatnya kaum Muslim Bersatu untuk mewujudkan satu kepemimpinan Islam yakni Khilafah Islamiah. 

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Aqila Deviana, Amd.Keb.
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update