Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kiai Labib: Dulu Umat Islam Fa’il, Sekarang Nasibnya Menjadi Maf’ul

Senin, 27 Januari 2025 | 20:15 WIB Last Updated 2025-01-29T14:14:35Z

Tintasiyasi.ID -- Fakta saat ini umat Islam tidak lagi menjadi pemimpin, dibenarkan oleh Ulama Aswaja K.H. Rokhmat S. Labib dengan menyebut yang tadinya menjadi fa’il (subjek) berubah nasibnya menjadi maf’ul (objek).

 

“Jika kita lihat umat Islam yang sebelumnya jadi pemimpin, sekarang tidak lagi menjadi pemimpin. Yang tadinya menjadi fa’il (subjek) berubah nasibnya menjadi maf’ul (objek),” sesalnya yang disampaikan dalam Isra Mi’raj Forum bertajuk Indonesia Berkah dengan Islam Kaffah, Senin (27/01/2025).

 

Kiai Labib mengatakan, sejarah pada bulan Rajab juga merupakan sejarah “kelam” bagi kaum Muslim. “Pada tanggal 28 Rajab 1342 Hijriah atau 3 Maret 1924, Khilafah Islam yang didirikan oleh Rasulullah saw. justru runtuh pada bulan Rajab. Khilafah Utsmaniah runtuh oleh Mustafa Kemal Ataturk,” tuturnya dengan suara berat.

 

“Kita saksikan sekarang, kepemimpinan khilafah tidak ada. Umat Islam betul-betul menjadi objek, karena kepemimpinan diambil alih secara faktual. Oleh siapa? Al-Yahudu Wannashara,” ungkapnya.

 

Ia menyebutkan, al-Yahudu Wannashara seperti disebutkan dalam hadis Nabi saw. ketika menjelaskan tentang surat al-Fatihah.

 

“Siapa al-maghdhu bi’alayhim? Beliau menjawab al-Yahudu. Siapa adh-Dhalin? Mereka adalah an-Nashara. Bayangkan, al-maghdhu bi’alayhim dan orang-orang dhaalin yang justru menjadi pemimpin dunia,” sebutnya.

 

Lanjut dikatakan, ketika mereka memimpin sudah bisa dipastikan kerusakanlah yang terjadi saat ini. “Seperti kerusakan di semua segi. Ada kerusakan akidah, politik, ekonomi, pendidikan, sosial, dan segala macamnya. Tak terhitung jumlahnya,” bongkarnya.

 

“Sementara umat Islam menjadi objek, karena tidak ada yang jadi pemimpin. Bukan jadi tongkat kepemimpinan. Seperti sekarang, jangankan mengatur orang lain, mengatur kaum Muslim saja kesulitan,” ulasnya.

 

Jihad

 

Kiai Kembali mengatakan, “Jangankan melakukan apa yang disebutkan sebagai jihad dalam rangka nasyrul mabda (menyebarkan mabda), dalam kitab Fathul Mu'in disebutkan al-jihadu fardhu kifayatin. Jihad ini harus dilakukan, meski hanya sekali. Apabila orang kafir di negeri mereka, maka umat Islam diperintahkan meluaskan wilayahnya agar mereka menjadi bagian wilayah Islam. Jangankan melakukan yang fardu kifayah tadi, fardhu ain tidak mampu.”

 

“Berikutnya kalimat dalam kitab tersebut disebutkan berubah menjadi fardu ain jika mereka masuk menyerang negeri kaum Muslim. Hukumnya berubah, bukan lagi fardu kifayah tetapi menjadi kifayah fardhu ain,” imbuhnya.

 

“Apa yang terjadi sekarang ketika khilafah tidak ada? Palestina dicaplok, tempat Baitulmaqdis yang dulu Rasulullah saw. Isra, tempat yang dahulu Rasulullah saw. menjadi imam bagi nabi-nabi sebelumnya, direbut dan dirampas oleh mereka. Sementara kaum Muslim diusir, dibunuh, dibantai, bahkan dilakukan genosida,” geramnya.

 

Mestinya, lanjutnya, ketika mereka jangankan menguasai, merampas, mendirikan negara, baru masuk saja sudah berubah menjadi fardu ain, harus dilakukan. “Tetapi sekarang tidak mampu, sudah berpuluh-puluh tahun,” ucapnya.

 

Tanpa Khilafah

 

“Karena tidak ada khilafah, tidak ada yang peduli dengan urusan ini (jihad). Kita saksikan negara-negara Timur Tengah yang mereka juga punya pasukan, tentara, rudal, tetapi tidak ada satu pun yang dibuat untuk membela saudara-saudara mereka yang ada di Palestina. Yang terjadi justru bersekutu dengan negara penjajah itu,” ungkapnya.

 

Ia mengatakan, Saudi, tak ada meski satu peluru untuk menyerang kaum Zionis yang jelas-jelas menumpahkan darah kaum Muslim. “Baru setahun 60 ribu lebih korban jiwa, bangunan sudah rata dengan tanah, mereka sudah minta tolong, ‘Aynal Muslimun?’ Di mana kaum Muslim. Mereka sudah kehilangan suara pada siapa mereka harus mengadu,” sebutnya.

 

“Bagi kaum Muslim tidak ada pilihan lain kecuali menjalankan perintah Allah Swt. untuk menegakkan kepemimpinan itu, dan kepemimpinan itu tak lain adalah khilafah. Karena dengan khilafah itu sesungguhnya seluruh Islam bisa dijalankan,” serunya menutup penjelasan.[] Rere

Opini

×
Berita Terbaru Update