TintaSiyasi.id-- Menanggapi banyaknya harakah Islam Ulama Aswaja K.H. Hafidz Abdurrahman, M.A. menilai mestinya umat Islam memperbesar persamaan bukan perbedaan, karena khilafah perjuangan besar.
"Banyaknya harakah Islam, mestinya memperbesar persamaan bukan memperbesar perbedaan selama masih bersaudara. Kalau ada perbedaan sampaikan, karena ada perkara yang besar perjuangan untuk menegakkan Islam khilafah ini perjuangan besar," ujarnya dalam Isra Mikraj Forum di YouTube One Ummah TV, Senin (27-1-2025).
Ia mengatakan, insyaAllah dengan umat bersatu, bersama-sama berjemaah tadi, maka dengan cara seperti itu nanti Allah akan memberikan pertolongan. Rasulullah ketika menegakkan Islam di tengah-tengah umat ini. Nabi itu menempatkan umat ini di dalam penjagaan agama, terangnya.
"Jadi seandainya umat ini betul-betul mengerti tuntunan agama jadi sebenarnya oleh Nabi sudah diwadahi oleh wadah. Seperti seekor singa, bagaimana singa itu menempatkan anak-anak singa, mereka itu di dalam suatu hutan. Artinya bahwa kalau kita gambarkan, dengan Islam Rasullullah ini sudah menempatkan kita semua sebagai satu yang aman sebagai seorang muslim di bawah naungan Khilafah," tambahnya.
Menurutnya, sesama muslim saudara, entah itu salafi atau yang lain. "Jadi pada dasarnya berbagai kelompok, ya selama mereka itu adalah muslim maka pada prinsipnya itu saudara kita. Orang Islam adalah saudara orang Islam yang lain," tambahnya.
"Justru yang harus kita pahami sikap kita itu adalah ketika kita melihat bahwa mereka itu saudara kita, maka sesungguhnya kita ini bersaudara. Tidak boleh kita ini diadu domba. Nah, konflik-konflik yang diciptakan antara sesama Muslim itu adalah bagian dari strategi penjajah yang disebutkan mereka itu devide et impera. Jadi kamu (umat) pecah, maka kamu bisa memerintah mereka," tegasnya.
Oleh karena itu Kiai Hafidz, sapaan akrabnya, menilai, dalam pandangannya, selama mereka Muslim mereka saudara kita. "Maka tentu kalau kita melihat mereka sebagai saudara kita, bahwa perbedaan itu ada. Tetapi perbedaan itu tidak boleh menjadikan kemudian kita tidak memperjuangkan kembali hal yang sama, itu prinsipnya. Jadi jangan sampai karena ada perbedaan lalu kemudian kita tidak mau berjuang apalagi perjuangan yang jelas dasarnya, nasnya, dan sebagainya," benernya.
Ia mengatakan, "Khilafah itu tidak ada ikhtilaf (perbedaan pendapat atau perselisihan pikiran), mau kelompok apa pun, mau siapa pun tidak ada ikhtilaf. Kalau ada yang mempersoalkan berati dia termasuk yang sempalan. Yang tadi kita saya sebutkan termasuk syududz, termasuk orang-orang yang syududz, ini yang mesti kita pahami," pungkasnya. [] Munamah
"Banyaknya harakah Islam, mestinya memperbesar persamaan bukan memperbesar perbedaan selama masih bersaudara. Kalau ada perbedaan sampaikan, karena ada perkara yang besar perjuangan untuk menegakkan Islam khilafah ini perjuangan besar," ujarnya dalam Isra Mikraj Forum di YouTube One Ummah TV, Senin (27-1-2025).
Ia mengatakan, insyaAllah dengan umat bersatu, bersama-sama berjemaah tadi, maka dengan cara seperti itu nanti Allah akan memberikan pertolongan. Rasulullah ketika menegakkan Islam di tengah-tengah umat ini. Nabi itu menempatkan umat ini di dalam penjagaan agama, terangnya.
"Jadi seandainya umat ini betul-betul mengerti tuntunan agama jadi sebenarnya oleh Nabi sudah diwadahi oleh wadah. Seperti seekor singa, bagaimana singa itu menempatkan anak-anak singa, mereka itu di dalam suatu hutan. Artinya bahwa kalau kita gambarkan, dengan Islam Rasullullah ini sudah menempatkan kita semua sebagai satu yang aman sebagai seorang muslim di bawah naungan Khilafah," tambahnya.
Menurutnya, sesama muslim saudara, entah itu salafi atau yang lain. "Jadi pada dasarnya berbagai kelompok, ya selama mereka itu adalah muslim maka pada prinsipnya itu saudara kita. Orang Islam adalah saudara orang Islam yang lain," tambahnya.
"Justru yang harus kita pahami sikap kita itu adalah ketika kita melihat bahwa mereka itu saudara kita, maka sesungguhnya kita ini bersaudara. Tidak boleh kita ini diadu domba. Nah, konflik-konflik yang diciptakan antara sesama Muslim itu adalah bagian dari strategi penjajah yang disebutkan mereka itu devide et impera. Jadi kamu (umat) pecah, maka kamu bisa memerintah mereka," tegasnya.
Oleh karena itu Kiai Hafidz, sapaan akrabnya, menilai, dalam pandangannya, selama mereka Muslim mereka saudara kita. "Maka tentu kalau kita melihat mereka sebagai saudara kita, bahwa perbedaan itu ada. Tetapi perbedaan itu tidak boleh menjadikan kemudian kita tidak memperjuangkan kembali hal yang sama, itu prinsipnya. Jadi jangan sampai karena ada perbedaan lalu kemudian kita tidak mau berjuang apalagi perjuangan yang jelas dasarnya, nasnya, dan sebagainya," benernya.
Ia mengatakan, "Khilafah itu tidak ada ikhtilaf (perbedaan pendapat atau perselisihan pikiran), mau kelompok apa pun, mau siapa pun tidak ada ikhtilaf. Kalau ada yang mempersoalkan berati dia termasuk yang sempalan. Yang tadi kita saya sebutkan termasuk syududz, termasuk orang-orang yang syududz, ini yang mesti kita pahami," pungkasnya. [] Munamah