Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Khilafah Telah Hilang, Prof. Syarifuddin: Tiada Lagi Perlindungan dan Keamanan Umat Islam

Kamis, 30 Januari 2025 | 21:09 WIB Last Updated 2025-01-30T14:09:46Z

Tintasiyasi.ID -- Aktivis Dakwah Malaysia, Prof. Dr. M. Syarifuddin Mohd Zain menyatakan bahwa khilafah yang telah hilang menyebabkan tiada lagi perlindungan dan keamanan bagi umat Islam.

 

“Khilafah yang telah hilang menyebabkan tiada lagi perlindungan dan keamanan bagi umat Islam,” terangnya di kanal Facebook Abdul Hakim Othman dengan judul Seminar Khilafah dan Alam Melayu, Sabtu (25/01/2025).

 

Ia menyatakan, umat Islam pada hari ini bukan saja menghadapi penindasan dan kezaliman, tetapi juga keliru kepada siapa mereka harus meminta pertolongan.

 

"Tidak pernah ada di mana-mana zaman pun, apabila umat Islam dibunuh dan dibantai, tidak ada yang melindungi. Kita orang Islam sendiri merasa bingung dan keliru, kepada siapa harus kita minta pertolongan atas segala kezaliman yang kita hadapi,” ujarnya.

 

“Khilafah pernah memainkan peranan penting dalam kesatuan dan perlindungan bagi umat Islam. Hilangnya khilafah, bagaimanapun telah menyebabkan umat Islam kehilangan banyak perkara penting, termasuk perlindungan dan kesatuan," tuturnya.

 

Menurutnya, khilafah adalah kepimpinan umat Islam di seluruh dunia. “Ia bukanlah sesuatu yang aneh. Ada ilmuwan yang belajar hingga ke Timur Tengah, tetapi kata khilafah telah disalahartikan dengan perkataan ‘khilafiah' (perbedaan pendapat). Sampai seperti itu hilangnya khilafah dari kehidupan, kesadaran, dan jiwa kaum Muslim,” ungkapnya.

 

Urgensi Khilafah

 

Ia menjelaskan, khilafah adalah kepimpinan umum di seluruh dunia, karena Rasulullah saw. diutus untuk menjadi rahmatan lil-‘alamin.

 

“Khilafah bukan khusus untuk orang Arab atau tempat tertentu saja. Rasulullah saw. diutus untuk menjadi rahmatan lil-‘alamin, bukan rahmatan lil-Arab atau rahmatan lil-Melayuwi,” bebernya.

 

Ia menyatakan bahwa Islam mengatur kehidupan dalam seluruh aspek kehidupan termasuk pemerintahan.

 

“Jika hendak buang air kecil saja Islam mempunyai peraturan, maka tidak mungkin tidak ada peraturan tentang sistem pemerintahan. Sistem pemerintahan dalam Islam adalah sistem khilafah. Khilafah itu negaranya, khalifah itu pemimpinnya,” jelasnya.

 

Sabda Rasulullah saw., “Barangsiapa yang mati sedangkan di pundaknya tiada baiat (kepada khalifah), maka matinya seperti mati jahiliah.” (HR Muslim).

 

Menyikapi hadis di atas, ia menegaskan tentang pentingnya berusaha untuk mengajak kepada penegakan kembali khilafah agar terlepas dari dosa seperti mati jahiliah.

 

“Saya yakin kalau kita sampaikan tentang khilafah dalam perbincangan dengan kawan-kawan atau siapa pun yang kita jumpa, Allah Swt. akan mengeluarkan kita dari dosa mati dalam keadaan jahiliah ini. Sebab kita berusaha agar umat Islam membaiat seorang khalifah,” ungkapnya.

 

Dalam konteks Nusantara, Ia menjelaskan bahwa Khilafah Utsmaniah memainkan peranan penting dalam sejarah hubungan dengan kesultanan di Nusantara, terutamanya dengan Kesultanan Aceh dan Kesultanan Malaka.

 

Menurutnya, terdapat surat menyurat antara Kesultanan Aceh dan Khilafah Utsmaniah berkaitan  pengiktirafan Sulaiman al-Qanuni sebagai khalifah.

 

"Sultan dari Aceh telah menulis surat dan menyatakan Sulaiman al-Qanuni diakui sebagai khalifatul fil ardh," tuturnya.

 

Lanjutnya, Khilafah Utsmaniah juga memberikan gelaran pasha kepada Sultan Melayu Malaka sebagai bukti adanya hubungan erat pada waktu itu.

 

“Sultan Mansur Shah dari Malaka turut diberikan gelaran "Mansur Pasha" oleh Khilafah Utsmaniah pada tahun 1471,” ujarnya.

 

Ia menerangkan, selepas kejatuhan khilafah hubungan diplomatik antara Nusantara dan khilafah terputus dan kehidupan umat Islam diatur dengan sistem sekuler.

 

“Namun setelah keruntuhan sistem Khilafah, sistem sekuler telah menggantikan sistem syariat Islam yang akhirnya menghancurkan kekuatan umat Islam,” katanya.

 

Ia menegaskan bahwa umat Islam berhadapan dengan situasi yang semakin menekan di seluruh dunia dan perlunya kesadaran akan pentingnya khilafah dan semangat kebangkitan untuk mengembalikannya.

 

"Semangat kebangkitan dan mengembalikan khilafah perlu menjadi agenda utama umat Islam pada hari ini. Dalam satu hari kita perlu berdiskusi dengan orang mengenai kewajiban menegakkan khilafah, mengenai perkara-perkara baik yang akan kita dapatkan ketika khilafah kembali tertegak,” pungkasnya.[] Rahmah

 

Opini

×
Berita Terbaru Update