Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kebakaran Los Angeles: Inikah Malapetaka Kesombongan Kapitalisme Sekuler?

Jumat, 17 Januari 2025 | 09:41 WIB Last Updated 2025-01-17T02:41:30Z

TintaSiyasi.id-- Kebakaran yang terjadi di Los Angeles, California telah menjadi perhatian dunia. Ada dugaan kuat yang menyatakan, kebakaran ini timbul karena kesombongan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump. Dikutip dari SindoNews (12-1-2025), Trump telah melontarkan peringatan bernada ancaman degan menyatakan “neraka” akan terjadi di Timur Tengah jika Hamas tidak membebaskan semua sandera Israel yang ditawan di Gaza sebelum dia dilantik pada 20 Januari.

Peringatan Trump itu dilontarkan pada Selasa (7-1-2025). Pada hari yang sama, kebakaran dahsyat melanda Los Angeles yang digambarkan media-media asing, terutama media Iran, seperti “neraka”. Inilah yang membuat publik berasumsi, kebakaran di Los Angeles adalah buah kesombongan Trump. 

Tidak berhenti di sana, ada dugaan penyebab kebakaran di LA adalah akibat ulah tangan manusia sendiri. Dikutip dari TribunNews (13-1-2025), kebakaran hebat di Los Angeles, California, Amerika Serikat (AS) diduga berawal dari sebuah bukit yang digunakan untuk pesta perayaan Malam Tahun Baru. Petugasin pemadam kebakaran sempat melakukan pemadaman pada tanggal 1 Januari 2025 lalu.

Apa daya manusia, jika api yang membara berubah menjadi kobaran api karena disulut oleh mekanisme alam seper angin, cuaca, dan iklim. Sehingga membuat api membesar dan menelan segala hal yang dilaluinya. Inilah akibat kesombongan manusia yang lalai dalam segala hal yang bisa membahayakan dirinya. Sudah menjadi rutinitas jelang tahun baru diiringi dengan pesta yang berlebihan. Namun, pesta itu justru menjadi malapetaka di LA dan merugikan publik secara keseluruhan.

Penyebab Kebakaran di Los Angeles California

Dalam berbagai pemberitaan terkait kebakaran di Los Angeles California, ada tiga dugaan kuat penyebab kebakaran itu terjadi. Pertama, karena kesombongan Trump yang mengancam akan menjadikan Timur Tengah neraka, tetapi Allah Taala lebih dulu menjadikan Los Angeles—simbol kesombongan Amerika—luluh lantak karena kobaran api. Trump berpidator tepat 7 Januari 2025 saat api di Pilades mulai berkobar. 

Ahli fikih Islam, K.H. Shiddiq Al-Jawi menyampaikan, ucapan Trump akan menciptakan neraka di Gaza, sungguh berlebihan dan oleh sebab itu, pantaslah kemudian jika Allah SWT membalas ucapan jahat itu dengan menimpakan azab yang dahsyat dan sangat mengerikan berupa api yang membara kepada rakyat Donald Trump, khususnya di daerah Los Angeles, di negara bagian California, Amerika Serikat.

Ulama Al-Azhar, Syekh Dr. Kamal Barbari hafizhahullah menerangkan: "Sesungguhnya Allah SWT ingin agar semua orang tahu bahwa segala sesuatu itu ada di tangan-Nya, dan bahwa tidak boleh seorang pun berkata, 'Aku akan membuat daerah ini dan itu menjadi neraka.' Jadi Allah SWT sajalah yang telah menciptakan surga dan neraka, dan di tangan-Nya saja segala sesuatunya. Allah SWT telah menjawab (ucapan itu) dengan api yang menyala-nyala dan tidak ada seorang manusia yang mampu memadamkannya, agar semua orang tahu bahwa Allah sajalah yang memegang kendali atas urusan-Nya. Dan Allah sungguh telah mengubah sejumlah wilayah di Amerika Serikat menjadi neraka dan manusia tidak mampu memadamkan apinya, dengan tujuan bahwa Allah ingin menunjukkan kepada mereka sebagian dari apa yang telah Allah lakukan agar mereka dapat kembali (ke jalan yang benar)."

Kedua, kebiasaan jahiliah manusia dalam merayakan tahun baru masehi. Berpesta dengan menggunakan kembang api di tengah vegetasi kering di California. Dalam pesta menyambut tahun baru juga dilakukan dengan memasak di luar atau aktivitas yang menggunakan api, sehingga memang ini yang menyebabkan kebakaran pada 1 Januari di Pilades.

Para penyelidik dari berbagai lembaga negara bagian dan federal telah mendatangi daerah ini dalam beberapa hari terakhir, mewawancarai penduduk, dan mencari bukti—termasuk di sekitar bekas kebakaran Malam Tahun Baru—tentang apa yang memicu kebakaran tersebut.
Analisis Post menunjukkan bahwa kebakaran baru dimulai di sekitar kebakaran lama, meningkatkan kemungkinan bahwa kebakaran Malam Tahun Baru telah menyala kembali, yang dapat terjadi saat kondisi berangin, kata para ahli.

Mahabenar Allah atas segala firman-Nya dalam surah Al-Rūm ayat 41: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan (dosa dan maksiat) manusia. (Melalui hal itu) Allah bermaksud agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka itu, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Ketiga, kompleksitas bencana kebakaran di Los Angeles terjadi karena eksploitasi alam secara berlebihan oleh para kapitalis, sehingga menciptakan cuaca ekstrem. Cuaca ekstrem ini memicu datangnya angin Tornado maupun Santa Ana yang diduga kuat membuat api di LA makin berkobar dan melahap lahan sebesar 23.700 hektar.

Dikutip dari detik (14-1-2025), pada Agustus 2023, kebakaran hutan Maui di Hawaii pun menjadi sorotan dunia. Kebakaran ini menimbulkan kerusakan besar dan menewaskan sedikitnya 100 orang. Setahun setelahnya pada 2024, kebakaran juga terjadi di hutan Texas. Di wilayah Smokehouse Creek, kebakaran melahap sekitar 1,1 juta hektar dan ini menjadi salah satu kebakaran terbesar dalam sejarah AS. Bahkan kebakaran di AS sudah terjadi sejak 1971.

Menurut data Wildland Fire Management Information (WFMI) dan Arsip Data Penelitian Dinas Kehutanan AS tahun 2000-2017, hampir 85 persen kebakaran hutan di Amerika Serikat disebabkan oleh manusia. Contohnya, pembuatan api unggun yang tidak dijaga, pembuangan puntung rokok sembarangan, sengaja dibakar, dan diperparah dengan pembangunan kota di sekitar lahan liar, yang meningkatkan risiko kebakaran.

Laporan World Economic Forum (WEF) menunjukkan bahwa perubahan iklim menjadi salah satu penyebab adanya 'musim kebakaran hutan' di musim panas. Kondisi di sana vegetasi kering, ketika musim panas, banyak manusia yang tidak bertanggung jawab memicu terjadinya kebakaran hutan. 

Seharusnya kebakaran hutan di LA menyadarkan publik akan kebesaran Allah Penguasa Alam. Manusia tidak boleh sombong sehingga menolak syariat Allah SWT dan melakukan kezaliman di mana-mana sebagaimana yang dilakukan Amerika Serikat. AS sebagai negara pengemban ideologi kapitalisme tidak hanya mengeksploitasi sumber daya alam di negaranya tetapi juga merampok sumber daya alam maupun energi di negeri-negeri muslim. Ketamakan dan kesombongan membuat mereka selayaknya mendapatkan musibah.

Dampak Kebakaran Hutan di LA terhadap Aspek Politik dan Ekonomi di Amerika Serikat

Kesombongan Trump tidak akan berhenti walaupun si jago merah sudah menelan beberapa wilayahnya. Trump adalah Yahudi radikal, dia tidak akan berhenti menciptakan kezaliman di Palestina sebelum ajal menjemputnya. Dalam berbagai teori, ada pula yang membela kesombongan Amerika Serikat dengan mengatakan, hutan itu memang sengaja dibakar karena akan dibangun smart city. 

Logika sombong yang menihilkan peran Sang Pencipta Alam Semesta. Mereka tidak mau disalahkan atas kebakaran yang ada, sehingga mengeluarkan mantra-mantra kesombongan yang mengelak akan balasan terhadap AS atas apa yang mereka lakukan di negeri-negeri muslim. 

Mengamati dampak kebakaran di LA sebagai berikut. Pertama, dampak terhadap ekonomi. Dikutip dari kompas, orban jiwa akibat kebakaran hutan di Los Angeles, California, Amerika Serikat (AS) bertambah menjadi 24 orang per Selasa (14-1-2025). Kebakaran besar yang dimulai pada Selasa (7-1-2025) itu juga menghanguskan 40.000 hektar lahan di wilayah Greater Los Angeles dan menghancurkan lebih dari 12.300 bangunan hancur.

AccuWeather memperkirakan kerusakan dan kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan di Los Angeles yakni antara 250-275 miliar dolar AS atau sekitar Rp4.000 triliun hingga Rp4.469 triliun. Angka ini jauh lebih besar dari bantuan AS kepada entitas Yahudi selama perang yang mengancurkan Jalur Gaza, Palestina, yakni USD17,95 miliar (lebih dari Rp290 triliun).

Kedua, dampak politik. Kebakaran ini secara politik tidak begitu berdampak besar pada situasi politik di AS. Berapa pun kerugian AS, AS akan tetap menjadi negara jahat, bengis, dan sombong dengan ideologi kapitalismenya. Setelah ini AS akan terus menancapkan hegemoninya di negeri-negeri muslim demi menjarah sumber daya alam dan menjajah dengan segala bentuk perangkat kapitalisme yakin utang riba atau investasi. 

Kesombongan Amerika dengan ideologi kapitalisme belum usai sebelum berdiri ideologi Islam dalam institusi khilafah. Amerika akan melakukan penjajahan terhadap negeri-negeri yang berada dalam jangkauannya. Terutama negeri-negeri muslim akan dijadikan bahan eksploitasi besar-besaran untuk menyelenggarakan aktivitas negara imperialis kapitalis Amerika. 

Masyarakat Amerika Serikat juga tetap menjadi masyarakat yang egois dan individualis tanpa memikirkan kondisi alam ketika mereka melakukan eksploitasi baik secara individu maupun kelompok. Sehingga potensi kerusakan itu akan terus terjadi. Kondisinya lama-kelamaan akan makin parah karena tata kelola kapitalis sekuler yang hari ini diterapkan oleh Amerika Serikat di berbagai negara yang dijajahnya.

Strategi Islam dalam Mengelola Alam dan Menanggulangi Bencana

Dalam Islam pengelolaan harta dibagi menjadi tiga kepemilikan. Ada hal-hal yang menjadi kepemilikan umum, negara, dan individu. Sehingga harta umum seperti minyak bumi atau sumber energi akan dikelola negara untuk kemaslahatan umat. Yang menjadi perbedaan mencolok antara sistem Islam dan kapitalisme adalah hal ini. Dalam sistem kapitalisme kepemilikan umum diswastanisasi dan dikapitalisasi, sehingga kesejahteraan hanya dikuasai segelintir orang dan penderitaan dirasakan oleh umat secara keseluruhan. 

Ada beberapa catatan di dalam Islam ketika mengelola alam dan menanggulangi bencana. Pertama, dalam mengambil manfaat di alam, manusia tidak boleh menciptakan kerusakan. Karena analisis dampak lingkungan dan sebagainya dipertimbangkan dengan matang, sehingga mudarat yang didapatkan bisa diminimalisir sedini mungkin. Sehingga konsep kapitalisme yang mengatakan dengan modal sekecil-kecilnya dan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya tidak berlaku dalam konsep Islam.

Kedua, pengelolaan alam di dalam Islam mengutamakan kemaslahatan umat dan negara menjamin akan adanya hal itu. Apabila ditemukan manusia atau sekelompok manusia melakukan tindakan perusakan alam akan mendapatkan sanksi yang tegas. Ketiga, jika terjadi bencana karena faktor cuaca, iklim, atau musim negara mengantisipasi sedini mungkin dengan menerapkan rencana yang tepat sehingga adanya bencana dapat diminimalisir ataupun diatasi sedini mungkin.

Keempat, negara khilafah akan terus mengembangkan sains dan teknologi sehingga bisa menciptakan kondisi yang stabil di tengah-tengah masyarakat. Alam dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kemaslahatan umat tanpa merusaknya. Kelima, negara khilafah akan membuat lembaga-lembaga di bawah departemen militer untuk cepat dan tanggap terhadap bencana baik di darat, laut, maupun di udara. Selain itu, edukasi masif agar umat tidak merusak alam dan tanggap bencana juga diberikan kepada masyarakat secara umum. 

Kemaslahatan dan kesejahteraan umat tidak akan terwujud kecuali dengan sistem Islam secara totalitas dalam bingkai khilafah. Selama yang ditetapkan adalah ideologi kapitalisme sekuler sesungguhnya mereka akan menciptakan kerusakan yang tersistem, terstruktur, dan masif. Daya rusak ini akan terus melebar ke mana-mana, hingga khilafah tegak dan menghentikan kerusakan yang disebabkan ideologi kapitalisme sekuler ini. Oleh karena itu, menegakkan kembali kehidupan Islam dalam bingkai khilafah adalah sebuah kebutuhan yang harus diupayakan seluruh umat Islam.


Oleh. Ika Mawarningtyas (Direktur Mutiara Umat Institute)
MATERI KULIAH ONLINE UNIOL 4.0 DIPONOROGO. Rabu, 15 Januari 2025. Di bawah asuhan Prof. Dr. Suteki, S.H., M. Hum.
#LamRad #LiveOpperessedOrRiseAgainst

Opini

×
Berita Terbaru Update