“Begini perspektif akidah Islam terkait
kebakaran hebat di Los Angeles, Amerika Serikat,” rilisnya kepada TintaSiyasi.ID,
Senin (13/01/2025).
Kiai Shiddiq mengutip pernyataan
Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, Selasa (07/01/2025), yang menyampaikan
ancaman kepada Hammas jika tidak segera membebaskan orang-orang Israel yang
menjadi tawanan mereka.
“Ancaman itu disampaikan Donald
Trump ketika dia berpidato di Mar-a-Lago di Palm Beach, Florida, AS pada 07
Januari 2025. Donald Trump berkata, ‘It will not be good for Hamas and it
will not be good, frankly, for anyone. All hell will break out. I don’t have to
say anymore, but that’s what it is.’,” kutipnya dari laman https://edition.cnn.com/2025/01/07/politics/trump-warning-gaza-hostages-negotiations-inauguration/index.html.
Lanjutnya, ucapan itu dalam bahasa
Indonesia berarti, “Ini tidak akan baik untuk Hamas dan terus terang, ini tidak
akan baik juga, untuk siapa pun. Semua neraka akan pecah. Saya tidak perlu
mengatakan apa-apa lagi, tapi begitulah adanya.”
Ia pun menggunakan Google
Translate untuk menerjemahkan dalam bahasa Arab. “Ucapan Trump
diterjemahkan oleh Google Translate begini:
لن يكون هذا جيدا لحماس ولن يكون جيدا،
بصراحة، لأي شخص. سوف تندلع الجحيم . لا داعي لقول المزيد، لكن هذا هو الواقع
Ucapan Trump itu khususnya
kalimat “All hell will break out” diterjemahkan ke dalam bahasa Arab
menjadi:
سوف تندلع الجحيم
(sawfa tandali’u al-jahīm)
yang artinya, ”Neraka (jahīm) akan pecah (menyebar/membesar).”
Kiai Ahmad Warsun Munawwir, dalam
bukunya kamus Al-Munawwir, hlm. 417, menerjemahkan kata indala’a,
menjadi “membesar”.
“Yang menarik, ketika ucapan
Trump itu saya terjemahkan lewat Google Translate ke dalam bahasa
Indonesia, khususnya kalimat “All hell will break out”, oleh Google
diterjemahkan menjadi “Semua kekacauan akan terjadi.”
“Tetapi ketika ucapan Trump itu
saya terjemahkan lewat Google Translate ke dalam bahasa Arab, nampaknya
terjemahan Arabnya lebih akurat dan jujur, sementara terjemahan ke dalam bahasa
Indonesia, terkesan sudah mengalami editing atau penghalusan bahasa (eufemisme),”
ujarnya sambil membatin “Damn you Google.”
Maka dari itu, lanjutnya, terjemahan
bahasa Indonesia oleh Google Translate itu diedit sendiri, yang semula
"Semua kekacauan akan terjadi” kemudian menjadi "Semua neraka akan
pecah,” demi menjaga autentikasi redaksi dan presisi makna dari kalimat yang
diucapkan oleh Donald Trump.
“Jadi memang benar, bahwa Donald
Trump betul-betul mengunakan kosakata “neraka” (hell) sebagai ancaman
untuk Muslim di Gaza, persis seperti omongan dia dengan mulutnya itu. Trump
akan membuat neraka, yang berupa api, bukan sekedar kekacauan, di Gaza, jika
Hammas tidak segera membebaskan sejumlah orang Israel yang menjadi tawanan
Hammas,” jelasnya.
Ia menilai, ucapan Trump menyatakan
akan membuat neraka di Gaza, sungguh berlebihan dan penuh dengan kesombongan. “Karena
neraka itu hakikatnya adalah milik Allah Swt saja, dan bahkan manusia dilarang
menggunakan api untuk membunuh sesama manusia,” tegasnya.
Kiai Shiddiq menukil perkataan ‘Ikrimah
RA, bekas budak (mawlā) Ibnu ‘Abbas RA, yang meriwayatkan bahwa Khalifah
Ali bin Abi Thalib ra telah menjatuhkan hukuman mati dengan cara dibakar
hidup-hidup kepada kaum zindik (kaum yang secara lahiriah menunjukkan
keislaman, tetapi sebenarnya mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya karena
menyembah berhala secara diam-diam).
“Berita ini akhirnya sampai
kepada Ibnu ‘Abbas ra, maka berkatalah beliau mengkritik Khalifah Ali bin Abi
Thalib RA dengan berkata ,’Kalau aku, niscaya tidak akan membakar mereka karena
Nabi saw. telah bersabda:
لَا تُعَذِّبُوْا بِعَذَابِ اللَّهِ
Janganlah kamu menyiksa dengan
siksaan Allah (api)., dan niscaya aku (Ibnu ‘Abbas) akan membunuh mereka
karena sabda Nabi saw.:
مَن بَدَّلَ دِيْنَهُ فَاقْتُلُوْهُ
Barangsiapa mengganti agamanya
(keluar dari agama Islam), maka bunuhlah dia,” bebernya menyebut HR
Al-Bukhari, no. 3017.
Dalam perang pun, Kiai Shiddiq melanjutkan,
Islam mengajarkan tidak boleh membunuh musuh dengan cara membakar mereka
hidup-hidup, sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnu Qudamah:
قال الإمام ابن قدامة : أما العدو إذا
قدر عليه فلا يجوز تحريقه بالنار بغير خلاف نعلمه
Imam Ibnu Qudamah berkata, ”Ada pun
musuh (kafir) jika dia dapat dibunuh (tanpa membakar), maka tidak boleh
membakar musuh itu dengan api, tidak ada perbedaan pendapat (dalam hal ini)
sejauh pengetahuan kami.” Ibnu Qudamah, Al-Mughni, 9/286.
Ia pun menegaskan, Islam tidak
membolehkan membunuh musuh yang kafir dengan api, kecuali dalam dua keadaan:
Pertama, kecuali tidak ada
jalan lain yang mampu dilaksanakan tentara Muslim kecuali dengan cara membakar,
sebagaimana ungkapan Imam Ibnu Qudamah tersebut di atas.
Kedua, jika musuh kafir
terlebih dulu sudah membakar tentara atau orang sipil dari umat Islam, maka
boleh tentara Muslim membalas membakar musuh kafir, sebagai tindak balas
setimpal (al-mu’amalah bi al-mitsli) yang telah diiizinkan oleh Allah Swt.:
فَمَنِ اعْتَدٰى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوْا
عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدٰى عَلَيْكُمْۖ
Oleh sebab itu, siapa saja
yang menyerang kamu, seranglah dia setimpal dengan serangannya terhadapmu.
(QS Al-Baqarah: 194) dan (Taqiyuddin An-Nabhani, Al-Syakhshiyyah
Al-Islamiyyah, 2/193-194).
“Walhasil, ucapan Trump akan
menciptakan neraka di Gaza, sungguh berlebihan dan oleh sebab itu, pantaslah
kemudian jika Allah Swt. membalas ucapan jahat itu dengan menimpakan azab yang
dahsyat dan sangat mengerikan berupa api yang membara kepada rakyat Donald
Trump, khususnya di daerah Los Angeles, di negara bagian California, Amerika
Serikat,” cetusnya.
Karena itulah, ia pribadi sepakat
dengan pernyataan seorang ulama Al-Azhar, yakni Syekh Dr. Kamal Barbari, semoga
Allah menjaganya (hafizhahullah), yang mengomentari kebakaran hebat nan
dahsyat di Los Angeles Amerika Serikat itu, dengan mengatakan:
أن الله سبحانه وتعالي أراد ان يعلم الجميع أن الأمور
بيده ولا يجوز لأحد ان يقول سأجعل منطقة كذا جحيم، فالله سبحانه وتعالى هو الذي خلق
الجنة والنار بيده الأمر كله، وكان رد الله بهذه الحرائق التي اشتعلت ولن يستطع أحد
من البشر أن يطفئها ليعرف الجميع أن الله غالب علي أمره، وأن الله حول مناطق أمريكية
الي جحيم وعجز البشر عن إطفاء الحرائق ليريهم الله بعض الذي عمله لعلهم يرجعون.
“Sesungguhnya Allah Swt. ingin
agar semua orang tahu bahwa segala sesuatu itu ada di tangan-Nya, dan bahwa
tidak boleh seorang pun berkata, ‘Aku akan membuat daerah ini dan itu menjadi
neraka.’ Jadi Allah Swt. sajalah yang telah menciptakan surga dan neraka, dan
di tangan-Nya saja segala sesuatunya. Allah Swt. telah menjawab (ucapan itu)
dengan api yang menyala-nyala dan tidak ada seorang manusia yang mampu
memadamkannya, agar semua orang tahu bahwa Allah sajalah yang memegang kendali
atas urusan-Nya. Dan Allah sungguh telah mengubah sejumlah wilayah di Amerika
Serikat menjadi neraka dan manusia tidak mampu memadamkan apinya, dengan tujuan
bahwa Allah ingin menunjukkan kepada mereka sebagian dari apa yang telah Allah
lakukan agar mereka dapat kembali (ke jalan yang benar).” (https://www.almasryalyoum.com/news/details/3350274).
“Ya Allah, sungguh kami beriman
dengan firman-Mu:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ
بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ
يَرْجِعُوْنَ
Telah tampak kerusakan di
darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan (dosa dan maksiat) manusia.
(Melalui hal itu) Allah bermaksud agar mereka merasakan sebagian dari (akibat)
perbuatan mereka itu, agar mereka kembali (ke jalan yang benar),” nukilnya
dari QS Al-Rūm: 41). Wallahu a’lam,” tutupnya.[] Rere