Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Inilah Tiga Perbedaan Toleransi Islam dengan Toleransi Liberal di Indonesia

Jumat, 17 Januari 2025 | 05:11 WIB Last Updated 2025-01-16T22:11:52Z

Tintasiyasi.ID -- Ahli Fikih Islam K.H. M. Shiddiq Al-Jawi menjabarkan tiga perbedaan antara toleransi Islam dengan toleransi liberal yang diterapkan di Indonesia.

 

"Perbedaan tegas toleransi liberal dengan toleransi Islam, ada tiga parameter untuk membandingkan," ujarnya dalam kanal YouTube Ngaji Shubuh dengan judul Toleransi Islam vs Toleransi Liberal, Jumat ( 27/12/2024).

 

Pertama, dalam hal akidah, toleransi liberal dasar gagasannya ialah sekularisme, namun di dalam toleransi yang Islami, akidahnya menggunakan akidah Islam. “Sekularisme memandang agama harus dipisahkan dari kehidupan, khususnya dari negara dan politik,” ujarnya.

 

"Jadi orang-orang Barat itu bisa dipastikan pikirannya sekuler, disatukan dengan agama tidak bisa. Itu pikiran orang Barat sudah baku, karena mereka punya pengalaman, khususnya konflik antaragama yang keras, antara Katolik dan Protestan pada tahun 1572," jelasnya.

 

Berbeda dengan toleransi Islam, Kiai Shiddiq menekankan, di dalam akidah Islam tidak mengenal pemisahan agama dari kehidupan. "Kita diperintahkan oleh Allah Swt. di dalam Al-Baqarah ayat 208 untuk berislam secara kaffah. Baik ajaran Islam tentang ibadah maupun politik. Itu semua bagian agama Islam, tidak ada pemisahan," tegasnya.

 

Kedua, terkait pandangan terhadap kebenaran agama, ia menjelaskan, di dalam toleransi liberal menggunakan ajaran relativisme. Di mana ajaran tersebut memandang kebenaran agama sifatnya relatif atau tidak mutlak, sehingga tidak diperbolehkan adanya klaim kebenaran agama.

 

"Dalam Islam hanya Islam agama yang benar, selain agama Islam tidak benar. Ini bukan pendapat pribadi tetapi firman Allah. Jadi relativisme sangat merusak akidah, ini bahayanya toleransi liberal," ungkapnya.

 

Ketiga, tentang pengaturan hubungan antaragama, ia mengatakan, dalam toleransi liberal diwakili ajaran pluralisme, di mana dalam kehidupan bermasyarakat dengan berbagai identitas suku atau agama diatur dengan prinsip demokrasi.

 

"Jadi aturan digunakan di dalam masyarakat supaya rukun, konsekuensinya aturan bersumber dari mereka, bukan dari agama. Ini sangat berbeda dengan toleransi Islam yang diberlakukan syariat Islam untuk mengatur interaksi antar umat beragama," terangnya.

 

Sehingga, ia menegaskan, konsep toleransi liberal yang kini digunakan di Indonesia berasal dari Eropa, jadi tidak bisa umat Islam menerapkannya, karena akan bertabrakan dengan syariat Islam.

 

"Jadi, tidak bisa dipaksakan kepada umat Islam. Kita disuruh mengamalkan, ‘Ayo amalkan toleransi ini.’ Tetapi toleransinya menurut mereka landasannya sekularisme, relativisme, dan pluralisme," pungkasnya.[] Taufan

Opini

×
Berita Terbaru Update