“Tujuan dari kepemimpinan Khilafah Muslimin ada dua:
pertama, litathbiqil ahkamil Islami, untuk menerapkan hukum-hukum Islam; kedua,
wahamli dakwati al-islamiyati ilal’alam, mengemban dakwah ke seluruh dunia,”
paparnya.
“Secara definisi utuh, al-khilafah hiya riasatun amatun lil
Muslimina jami’an fii dunya litathbiqi walitanfidzi ahkami syar’il Islam
wahamlu Islam ilal ‘alam (al-Khilafah adalah pengaturan urusan kaum Muslim
seluruhnya di dunia untuk menerapkan dan menjaga hukum-hukum syariat Islam dan
mengembannya ke seluruh dunia),” tuturnya menjelaskan.
Khilafah Muslimin adalah kepemimpinan yang sifatnya umum,
lanjutnya, bukan khusus. “Tanpa itu, Islam tak bisa dijalankan dan tidak bisa
diemban. Pada akhirnya umat Islam tidak akan mungkin bisa menjalankan
hukum-hukum Allah Swt. tanpa khilafah,” jelasnya.
“Satu ayat saja dicoba, Allah Swt. berfirman, … فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ
بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ …, maka putuskan di antara mereka. Baynahum di ayat
sebelumnya adalah Yahudu Wannashara. Artinya umat Islam menjadi hakim pemutus
perkara,” ujarnya.
Kiai Labib menyesalkan, yang terjadi justru sekarang dihukum
ketika ingin menerapkan syariat dan khilafah. “Justru dituduh radikal, pemecah
belah bangsa, dan segala macam,” masygulnya.
“Tak ada pilihan lain, momentum Isra Mikraj ini kita kembali
ingatkan kepada kaum Muslim, jika mereka ingin mendapatkan keberkahan, bukan
hanya Indonesia, tapi seluruh kaum Muslim, tak ada pilihan lain kecuali
terapkan syariat secara kaffah di bawah institusi Khilafah Islamiyah,”
tandasnya.
Memimpin
Kiai Labib menegaskan, seharusnya setelah peristiwa Isra
Mikraj, umat Islam menjadi pemimpin bagi manusia di seluruh dunia.
“Jika kita lihat peristiwa Isra Mikraj, yang terjadi
transfer kepemimpinan tersebut, tidak lama setelah itu, karena hanya beberapa
tahun setelah itu, Rasulullah hijrah dari Makkah ke Madinah. Bukan sebagai
pengungsi yang mendapatkan tekanan penindasan, pindah ke negara lain. Tidak!
Beliau datang ke Madinah menjadi pemimpin negara,” ujarnya meyakinkan.
Maka harusnya, sejak itulah kalau kita lihat secara politis
nyata, real, kepemimpinan ada di tangan kaum Muslim. Seluruh Jazirah Arab
dibawah berada di genggaman kaum Muslim.
“Beliau wafat diganti oleh khalifah berikutnya. Khalifah
pertama Sayidina Abu Bakar, Sayidina Umar, sampai khulafaurasyidin. Pada saat
khilafah kedua (Khalifah Umar bin Khatab) bisa melebarkan kekuasaan hingga
Baitulmaqdis, tempat yang dulu menjadi tempat Isra Mikrajnya Rasulullah saw.
Itu betul-betul dikuasai,” tuturnya.
Sehingga memang ada satu ketentuan, lanjutnya, tidak layak
seorang laki-laki itu mengimami laki-laki di tempatnya. “Itu juga memberikan
tanda sebenarnya bahwa Masjidaqsa sudah berada di bawah kepemimpinan kaum
Muslimin,” tuntasnya menerangkan.
Dzikra
Kegiatan Isra Mi’raj Forum sebagai dzikra (peringatan)
terhadap apa yang terjadi pada masa Rasulullah saw. yakni al-Isra Walmi'raj
yang diabadikan dalam surah al-Isra untuk Isranya, sementara untuk al-Mikrajnya
diabadikan dalam surah an-Najm.
“Kejadian itu ditulis oleh para sejarawan di bulan Rajab.
Oleh karena itu, pada kali ini pun kita melakukan kegiatan dzikra. Bulan Rajab
yang tadi disebutkan adalah peristiwa Rasulullah saw. yang merupakan salah satu
peristiwa yang sangat penting,” terangnya.
Kalau dilihat, imbuhnya, apa yang sering didengar dalam
peristiwa Isra Mikraj, Rasulullah saw. mendapatkan undangan secara langsung
dari Allah untuk menerima taklif salat lima waktu. “Tetapi, ada juga banyak
peristiwa-peristiwa yang merupakan pelajaran penting dalam peristiwa tersebut,”
pungkasnya.[] Rere