Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Ibu Adalah Madrasatul Ula, Aktivis Muslimah: Pastikan Dirinya Mengetahui Kisah Tokoh Islam

Rabu, 29 Januari 2025 | 05:57 WIB Last Updated 2025-01-28T23:41:09Z

Tintasiyasi.ID -- Aktivis Muslim Malaysia Puan Samsia Izzah mengatakan bahwa para ibu sebagai madrasatul ula (sekolah pertama) bagi anaknya harus memastikan bahwa dirinya sendiri mengetahui kisah-kisah tokoh Islam untuk diceritakan kepada anaknya.

 

“Para ibu sebagai madrasatul ula (sekolah pertama) bagi anaknya harus memastikan bahwa dirinya sendiri mengetahui kisah-kisah tokoh Islam untuk diceritakan kepada anaknya,” ujarnya dalam Siri Bicara Muslimah Online di akun Facebook Muslimah HTM: Bedtime Story Anak Muslim, Sabtu (24/1/2024).

 

“Sebagai ibu umat Islam, kita sekarang tahu anak-anak mempunyai banyak tantangan, jadi sebaiknya kita tidak fokus pada cerita fantasi saja. Kisah-kisah fantasi ini diganti dengan cerita realitas,” tuturnya.

 

Ia menyarankan, bedtime story (cerita sebelum tidur) merupakan praktik yang bermanfaat bagi anak, karena merupakan waktu paling santai bagi para ibu untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan pada anak.

 

“Kita sekarang tahu anak-anak mempunyai banyak tantangan, ceritakan kepada anak-anak banyak kisah tentang tokoh-tokoh tersebut. Jadi mereka akan tahu dan mengenali tokoh-tokoh tersebut, bukan tokoh-tokoh fantasi seperti Spiderman, Batman, Superman,” tuturnya.

 

Ditegaskannya agar anak-anak dapat mengetahui keberadaan tokoh-tokoh fantasi tersebut namun jangan sampai anak-anak mengidolakannya, dibandingkan tokoh-tokoh Muslim yang nyata dan sejati. “Mereka adalah karakter yang diciptakan oleh Barat, bukan Islam,” lugasnya.

 

“Peran ibu adalah menceritakan kisah tokoh-tokoh besar Islam yang benar-benar ada dan menceritakannya serta meyakinkan bahwa mereka benar-benar ada, memang benar sekarang tidak terlihat, tapi ada,” ujarnya.

 

Ia mencontohkan, Imam Syafi’i, seorang anak yatim piatu yang hidup dalam kemiskinan. Namun ibunya bercita-cita menjadikannya seorang ilmuwan dan membawanya belajar pada Imam Nawawi dalam keadaan miskin.

 

“Kemudian kita tanamkan semangat juang pada mereka. Misalnya kisah Sultan al-Ayyubi, bagaimana Sultan al-Ayyubi ini sejak kecil tidak berpuas diri. Ia menjadi orang besar, memimpin tentara dan negara,” ujarnya mencontohkan.

 

Lalu yang paling terkesan dengan Sultan al-Ayyubi, sambungnya, Palestina sebenarnya adalah Sultan Al-Ayyubi yang membukanya setelah ditaklukkan oleh umat Nasrani.

 

Dokter mata tersebut mengatakan, fase anak usia 0-6 tahun merupakan masa bonding terbaik dengan ibu, sehingga cerita sebelum tidur menjadi momen paling penting untuk diterapkan. “Pada fase inilah karakter anak akan terbentuk,” tegasnya.

 

“Saat ini kita harus melakukan penanganan terhadap anak-anak agar mereka mengetahui jati dirinya, mereka adalah umat Islam. Mereka adalah bagian dari komunitas Islam. Jadi umat Islam di Palestina adalah saudara kita. Kenapa kita harus melindungi mereka, mendukung mereka semua,” tandasnya.

 

“Sebenarnya banyak sekali peran seorang ibu untuk menjadikan seorang anak tumbuh dewasa, tidak hanya berakhlak mulia, tetapi menjadi pejuang bagi agama, masyarakat, dan negara,” tutupnya.[] Syamsiyah Jamil

Opini

×
Berita Terbaru Update