“Namun perlu dicatat bahwa
gencatan senjata ini bukanlah solusi yang menyeluruh dan komprehensif. Kenapa? Karena gencatan senjata ini sebenarnya
bukan berarti menghentikan kebiadapan
penjajah Yahudi, dalam arti kapan pun setiap kali mereka mau, mereka bisa
melakukan kembali serangan terhadap kaum Muslim di Gaza,” katanya dalam International
Update di Kanal YouYube Khilfah News yang bertajuk Israel Serang
Gaza Pasca Gencatan!, Ahad (19/01/2025).
Ia menjelaskan, pertama terkait
dengan gencatan senjata itu, tentu memberikan ruang bagi saudara-saudara di Palestina. “Kalau
benar-benar entitas penjajah Yahudi ini menghentikan serangannya, ini tentu
susuatu yang menggembirakan,” tuturnya.
“Bahwa satu sisi kita tentu juga
bergembira, karena kaum Muslim di sana memiliki ruang untuk kemudian tidak lagi
diserang, tetapi kita harus punya pemahaman juga bahwa ini sifatnya sementara. Karena akar persoalannya itu
sebenarnya masih ada,” terangnya.
Ia mengatakan, akar persoalannya adalah
keberadaan entitas penjajah Yahudi itu yang masih memiliki kemampuan yang kuat dan
kapan saja bisa melakukan kekuatan itu, karena dukungan Amerika Serikat
dan sekutu-sekutunya.
“Kenapa entitas penjajah Yahudi
ini berani melakukan itu? Tidak lain juga disebabkan karena diamnya
penguasa-penguasa negeri-negeri Islam, terutama penguasa negeri Arab. Bahkan
bisa disebut penguasa-penguasa negeri Arab inilah yang merupakan Iron Dome atau
Kubah Besi yang paling kuat dan paling dekat yang melindungi entitas penjajah
Yahudi ini,” tegasnya.
Ia menerangkan, pasifnya negara-negara
Arab sejak awal itu memang didesain. “Pertama, untuk memecah belah kaum Muslim
dengan adanya negara-negara bangsa di sana, sejak perjanjian Sykes-Picot. Di
mana negeri negeri Islam itu kemudian dipecah-belah di wilayah Arab atas nama nation
state, negara bangsa inilah yang menjadi
belenggu. Jadi negara-negara Arab itu sendiri sebenarnya lahir dari
rahim kolonialisme untuk kepentingan penjajahan.”
“Kedua, untuk menjamin
penjajahan itu di negara-negara yang lahir dari rahim kolonialisme ini
dimunculkanlah penguasa-penguasa yang memang di bawah kendali ketat dari negara-negara
imperialis. Itulah yang membuat kenapa mereka itu, penguasa-penguasa Arab itu
tidak tidak bergerak, karena mereka sesungguhnya adalah pelayan-pelayan setia
dari negara-negara imperialis,” tambahnya.
Lanjutnya, kaum Muslim tidak bisa
bergerak disebabkan keberadaan penguasa yang berkhianat dan konsep nation
state yang telah menjadi belenggu
bagi kaum Muslim untuk bersatu.
Pembebasan Palestina
Ia membeberkan, akar persoalan
Palestina adalah keberadaan entitas penjajah Yahudi yang didukung oleh
negara-negara kafir penjajah. ”Inggris yang melahirkannya ataupun Amerika yang
menjaganya sebagai harga mati,” ungkapnya.
“Nah, upaya konkret untuk
kemudian menyelesaikan persoalan Palestina itu adalah mengusir penjajah Yahudi ini dari tanah Palestina. Karena
ini adalah bukan sekadar perang melawan entitas penjajah Yahudi, tapi juga
berarti perang dengan penguasa-penguasa atau negara-negara kafir
imperialis yang ada di belakangnya," imbuhnya.
Maka, menurutnya, hal itu
membutuhkan persatuan kaum Muslim membutuhkan kekuatan maksimal. “Di situlah kenapa
kemudian dibutuhkan khilafah ala minhajj nubuwah untuk mempersatukan
kaum Muslim, termasuk menghilangkan penghalang-penghalang berupa
penguasa-penguasa Arab yang berkhianat. Maka
mobilisasi tentara-tentara kaum Muslim itu bisa efektif dilakukan dan menyelesaikan secara
komprehensif dan menyeluruh persoalan
Palestina,”pungkasnya.[] Sri Nova Sagita