“Salah satu alasan dan secara
logika bisa diterima tentu dianggap di sana lebih aman. Berarti dia tidak yakin
kalau simpan di Indonesia jadi aman data itu,” katanya.
Bung Roky, sapaan akrabnya, juga
menegaskan dari tindakan Prof. Connie, “Pertanda bahwa aparat kita di negeri
ini, maupun para politisi, para pejabat, kalau diberi data tidak aman. Mungkin
juga data tersebut di simpan di dalam negeri, apalagi kalau menyangkut atau
melibatkan nama pejabat, orang-orang penting atau politisi terkait. Jadi,
menyimpannya di luar negeri bukan aman, tapi untuk mengamankan,” urainya.
“Namun sayang, kalau disimpan di
luar negeri ada faktor lain. Sebagaimana diketahui bahwa Prof. Connie bukan
orang sembarangan. Ia merupakan salah satu anggota tetap di Valdai
Discussion Club, lembaga think thank yang sekaligus berfungsi
memberikan masukan kepada orang nomor satu di Rusia, Vladimir Putin,” bebernya.
Maka, menurut Bung Roky, kalau
data itu sangat penting dan valid, maka hal tersebut akan berdampak cukup besar
terhadap perpolitikan dan kehidupan sosial di negeri ini. “Apalagi kalau
menyangkut data-data para pejabat dan informasi penting lainnya. Kalau itu
dilakukan, saya pikir untuk apa sehingga jauh-jauh di simpan di luar negeri,”
imbuhnya.
“Kemungkinan bisa saja Prof.
Connie menyimpan data itu untuk kepentingan pribadi, murni sekadar aktualisasi
diri, untuk menjaga kepentingan intelektual atau akademisi. Namun yang
dikhawatirkan bisa jadi ada kepentingan pribadi untuk mengamankan kemurnian
data, tetapi dimanfaatkan oleh para politisi dan digunakan untuk kepentingan
politik,” bebernya.
“Sudah sering adanya pernyataan
tokoh yang ditunggangi oleh kepentingan politik tertentu. Jadi, sulit untuk
dihindarkan adanya kepentingan politik tertentu. Tambahan lagi, Prof. Connie
pernah bergabung di partai Nasdem,” ungkapnya.
Masih menurutnya, akan berbahaya
kalau data itu di simpan di luar negeri, karena ada kepentingan politik.
Ia mengkhawatirkan jika Connie bisa memberikan akses dan informasi ke orang nomor satu di Rusia. Rusia sendiri merupakan negara besar, saingan negara adidaya Amerika Serikat. "Ini bisa dimanfaatkan oleh mereka sebagai bahan bargaining politik maupun bahan negosiasi dengan para aparat yang terkait di situ," ujarnya mengingatkan
"Apalagi kalau mereka melihat bukan sekadar
data-data atau angka, tetapi ada kepentingan politik di dalamnya. Jadi harus
hati-hati, terlebih hal ini terjadi pada masa pascatahun politik dan pemilu,
pasti efek-efek itu sangat besar,” tandasnya.[] Ni’matul Afiah