Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Aktivis Muslim Ini Serukan Ganti Politik Demokrasi yang Kotor dengan Politik Islam

Rabu, 29 Januari 2025 | 06:25 WIB Last Updated 2025-01-28T23:41:12Z


Tintasiyasi.ID -- Aktivis Muslim Malaysia Al-Ustaz Abdul Hakim Othman mengatakan bahwa selama para pemain politik di Malaysia dan dunia Islam lainnya mengambil model demokrasi yang datang dari Barat, yang jelas-jelas bertentangan dengan Islam, selama itulah politik akan selalu diselimuti kekotoran, kemunafikan, dan kemaksiatan kepada Allah Swt.

 

“Selama para pemain politik di Malaysia dan dunia Islam lainnya mengambil model demokrasi yang datang dari Barat, yang jelas-jelas bertentangan dengan Islam, selama itulah politik akan selalu diselimuti kekotoran, kemunafikan, dan kemaksiatan kepada Allah Swt,” lugasnya, Jumat (10/01/2025).

 

Di akun resmi TikTok-nya sesi Kenyataan Media bertajuk Kemunafikan Politik Demokrat Tak Akan Berakhir Sampai Kita Menggantikannya dengan Politik Islam, Juru Cakap HTM tersebut  menegaskan, “Wahai umat Islam, kita telah lama menyaksikan kemunafikan politik demokrasi dan kita akan terus menyaksikannya selama kita tidak berusaha mengubahnya secara serius dan dengan cara yang benar.”

 

Lanjutnya, salah besar bila seseorang yang memegang pemerintahan namun tidak menerapkan hukum Allah Swt, malah menyatakan ketidaksetujuannya terhadap penerapan hudud Allah Swt.

 

“Pemimpin mana pun yang diberi amanah oleh Allah Swt. dengan suatu kekuasaan namun tidak menerapkan hudud Allah, maka sesungguhnya dia telah durhaka kepada Allah,” kata mantan advokat itu.

 

Ia mengatakan, pembangkangan terbesar yang dilakukan oleh siapa pun yang sedang berkuasa, atau pernah berkuasa, adalah melanggar perintah Allah dengan tidak menerapkan hukum-hukum-Nya.

 

“Seharusnya yang menjadi persoalan utama umat Islam dalam urusan politik, yaitu kewajiban untuk melakukan muhasabah terhadap penguasa yang durhaka kepada Allah Swt.,” ujarnya.

 

“Inilah cara berpolitik yang benar menurut Islam. Sesungguhnya politik menurut Islam adalah pengaturan urusan rakyat, yang mana bagi penguasa, tugasnya adalah mengatur rakyat menurut Islam. Sedangkan bagi masyarakat, tugasnya adalah melakukan amar makruf nahi mungkar, yaitu melakukan muhasabah kepada penguasa dan juga dengan Islam,” jelasnya.

 

Ia mengajak umat Islam untuk bangkit dengan kerangka politik transformatif yang dipimpin oleh pemimpin yang ikhlas dan hanya berpegang pada syariat Islam. “Mari bekerja sama dengan Hizbut Tahrir melakukan perjuangan politik dengan cara yang benar, yaitu cara yang diajarkan Nabi saw,” ajaknya.

 

“Mari kita semua menolak sistem jahiliah, yaitu sistem demokrasi yang penuh korupsi dan kemunafikan dan berusaha menggantinya dengan sistem Islam yaitu khilafah. Satu-satunya sistem yang menjamin kesejahteraan, keamanan, dan keridaan Allah Swt,” tutupnya.[] Syamsiyah Jamil

Opini

×
Berita Terbaru Update