TintaSiyasi.id -- Tragedi yang terus berlangsung di dunia Islam, dari kelaparan di Afghanistan dan Yaman, hingga penghinaan terhadap Islam di Barat, adalah akibat langsung dari penjajahan Barat. Umat Islam saat ini sedang membayar harga yang sangat mahal akibat ketiadaan khilafah, sebuah sistem pemerintahan yang pernah mempersatukan umat dan menjaga kemuliaan Islam.
Derita umat yang terus berlanjut. Di tengah kekayaan yang dipamerkan oleh penguasa negeri-negeri Muslim, umat Islam terpaksa menghadapi kenyataan pahit, seperti kelaparan yang melanda Afghanistan dan Yarnan. Di Palestina, umat Islam terus dibunuh dan dihina, sementara Masjid al-Aqsha tanah suci umat Islam terus dinistakan. Tidak hanya itu, penghinaan terhadap Al-Qur'an semakin sering terjadi di Barat. Ditambah lagi, pengungsi-pengungsi Muslim yang tenggelam di Laut Mediterania atau terombang-ambing di lautan menahan lapar dan dahaga. Semua penderitaan ini adalah akibat dari ketiadaan sebuah negara yang dapat melindungi dan memperjuangkan kepentingan umat Islam.
Inilah harga yang harus dibayar, penghinaan dan krisis berkepanjangan. Pertama, umat Islam harus menanggung penghinaan internasional yang terus-menerus dan sistemik, Penghinaan ini sudah dimulai sejak masa kolonialisme Barat, seperti yang tercatat dalam sejarah ketika Jenderal Perancis menendang kuburan Shalahud din al-Ayyubi, Kini, penghinaan terhadap Rasulullah SAW atas nama kebebasan berbicara menunjukkan kebencian nyata yang tidak bisa lagi disembunyikan oleh Barat. Seperti yang Allah firmankan dalam Al-Qur'an, "Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi" (QS. All Imran (3): 118).
Kedua, ketiadaan khilafah telah menciptakan krisis yang terus berlarut. Krisis ekonomi yang menyebabkan kelaparan dan kemiskinan, krisis politik yang mengarah pada konflik internal dan perang antar negara-negara Muslim, serta krisis sosial yang menyebabkan tingginya tingkat kriminalitas, menjadi kenyataan pahit yang dialami umat Islam. Semua ini terjadi karena umat Islam kehilangan kendali atas urusan mereka sendiri, terjajah oleh politik Barat, dan dipimpin oleh penguasa yang lebih mengutamakan kepentingan penjajah asing daripada rakyat mereka.
Namun kita tidak boleh putus asa. Di tengah penderitaan ini, semakin banyak umat Islam yang menyadari kegagalan sistem politik kapitalisme dan kebobrokan para penguasa yang telah lama menjadi kaki tangan Barat. Mereka juga semakin merindukan kehidupan Islam yang sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW. Kesadaran ini semakin diperkuat dengan dua kondisi yang semakin nyata. Pertama, umat Islam semakin haus akan persatuan politik, sebagaimana orang yang kehausan di padang pasir. Kedua, masalah kemuliaan Islam sudah mengakar dalam jiwa umat Islam, yang ingin melihat Islam kembali berjaya.
Hanya saja untuk mencapai persatuan politik dan kemuliaan Islam, umat Islam harus kembali kepada akar kekuatan mereka: negara Islam-khilafah. Seperti yang pernah disampaikan oleh Khalifah Umar ibn al-Khattab ra, "Kita dahulu adalah kaum yang paling hina lalu Allah memuliakan kami dengan Islam, maka betapapun kita mencari kemuliaan dengan selain apa yang dengannya Allah telah memuliakan kita, niscaya Allah menghinakan kita."
Inilah kesempatan emas untuk mengembalikan kekuasaan kepada Islam. Perubahan ini membutuhkan ahlul quwwah--para pemilik kekuasaan dan kekuatan--yang siap memberikan kekuasaan kepada umat Islam. Barat telah kehilangan kemampuan untuk menghasilkan penguasa yang mampu mempersatukan umat Islam. Selama ini, negara-negara Barat sibuk dengan masalah internal mereka, seperti krisis ekonomi, pandemi, perang Ukraina, dan kebangkitan Cina. Semua ini memberi peluang bagi kaum Muslim untuk mengambil alih dan mengubah arah dunia Islam.
Inilah kesempatan bagi ahlul quwwah untuk mengembalikan kekuasaan kepada Islam dan umat Islam. Inilah saat yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sebelum terlambat. Persatuan umat Islam hanya dapat terwujud dengan tegaknya khilafah ala minhajin nubuwwah, sebuah sistem pemerintahan yang menjadikan Islam pedoman hidup, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Perubahan ini membutuhkan kesadaran yang utuh dari umat Islam, bahwa persatuan dan kemuliaan Islam tidak akan tercapai kecuali dengan tegaknya khilafah. Inilah perjuangan yang harus diteruskan, karena hanya dengan sistem khilafah yang mengikuti manhaj kenabian, umat Islam akan kembali menjadi umat yang mulia di mata Allah SWT dan kembali berjaya di dunia. Allahu Akbar! []
Oleh: Rahma
Praktisi Pendidikan