Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Agar Hati Tak Tertirai Nasihat Ibnu Athaillah

Senin, 20 Januari 2025 | 22:09 WIB Last Updated 2025-01-20T15:09:34Z
TintaSiyasi.id-- Nasihat Ibnu Athaillah As-Sakandari dalam kitab Al-Hikam sering kali menyinggung tentang hati, karena hati adalah pusat spiritualitas manusia. Salah satu tujuannya adalah agar hati tidak tertirai atau terhijab dari Allah. Berikut adalah beberapa nasehat penting dari Ibnu Athaillah yang relevan untuk menjaga hati tetap bersih dan dekat dengan Allah:

1. Hindari Ketergantungan pada Dunia
"Janganlah tertunda pengabulan doamu karena engkau terlalu memperhatikan apa yang telah dijamin untukmu, dan lalai terhadap apa yang dituntut darimu."
• Dunia adalah salah satu tirai yang sering menjauhkan hati dari Allah. Ketika hati terlalu sibuk mengejar dunia, ia menjadi lalai terhadap kewajiban spiritual. Fokuslah pada ibadah dan ketaatan, bukan pada hal-hal duniawi yang bersifat sementara.

2. Perbanyak Zikir untuk Membersihkan Hati
"Jangan tinggalkan zikir kepada Allah hanya karena hati tidak hadir di dalamnya, karena kelalaianmu dari zikir itu lebih buruk daripada zikir yang disertai kelalaian."
• Zikir adalah sarana untuk membersihkan hati dari noda-noda dosa. Meskipun pada awalnya zikir terasa kering, teruslah melakukannya. Lambat laun, hati akan menjadi lembut dan sadar akan kehadiran Allah.

3. Berserah Diri kepada Allah
"Tanda kebergantungan pada amal adalah kurangnya harapan kepada Allah ketika terjadi kesalahan."
• Jangan biarkan hati tertutup oleh perasaan sombong terhadap amal atau dosa-dosa masa lalu. Ingatlah bahwa Allah adalah Maha Pengampun dan kasih sayang-Nya melampaui dosa-dosa hamba-Nya. Berserah diri kepada Allah adalah langkah penting agar hati tetap terbuka kepada-Nya.

4. Bersihkan Hati dari Penyakit-Penyakit Batin
"Dasar dari setiap maksiat, kelalaian, dan syahwat adalah kepuasan jiwa. Sedangkan dasar dari setiap ketaatan, kesadaran, dan iffah (penjagaan diri) adalah ketidakpuasan jiwa."
• Penyakit hati seperti sombong, iri hati, cinta dunia, dan nafsu syahwat adalah tirai yang menghalangi cahaya Allah masuk ke dalam hati. Membersihkan hati melalui muhasabah (introspeksi) adalah kunci untuk mendekat kepada Allah.

5. Jangan Bergantung pada Makhluk
"Harapanmu kepada makhluk adalah tanda butanya mata hati."
• Ketika hati bergantung kepada makhluk, ia menjadi tertutupi dari Allah. Latihlah hati untuk selalu berharap hanya kepada Allah, karena Dialah satu-satunya sumber pertolongan dan pemenuhan kebutuhan.

6. Tawakal dalam Ketentuan Allah
"Jangan gelisah jika Allah menunda apa yang engkau harapkan, karena Dia tahu apa yang terbaik untukmu pada waktu yang tepat."
• Kegelisahan hati terhadap takdir Allah menunjukkan kurangnya keyakinan kepada-Nya. Hati yang penuh tawakal akan selalu tenang dan terbuka menerima ketentuan-Nya.

Praktik Agar Hati Tak Tertirai
1. Perbanyak introspeksi: Lakukan muhasabah harian untuk mengevaluasi hati dari penyakit-penyakit batin.
2. Jaga hubungan dengan Allah: Perkuat hubungan dengan-Nya melalui zikir, shalat, dan doa.
3. Hindari maksiat: Jauhkan diri dari dosa kecil maupun besar yang dapat mengotori hati.
4. Lakukan amal ikhlas: Beramal tanpa mengharapkan pujian atau balasan dari manusia.
5. Cari lingkungan yang baik: Bergaullah dengan orang-orang saleh yang dapat mengingatkanmu kepada Allah.

Dengan mengikuti nasihat-nasihat ini, insyaAllah hati akan tetap bersih dan bebas dari tirai yang menghalangi cahaya Allah. 
Bergantunglah kepada-Nya, pahamilah perintah-Nya. dan harapkanlah hasil yang cemerlang.

Ungkapan ini mengandung tiga pilar utama dalam hubungan seorang hamba dengan Allah: tawakal (bergantung kepada Allah), ketaatan pada perintah-Nya, dan keyakinan akan hasil terbaik. Berikut adalah penjelasan dari setiap bagian:

1. Bergantunglah kepada-Nya
• Tawakal sebagai Pilar Utama Kehidupan
Bergantung kepada Allah berarti menyerahkan seluruh urusan kepada-Nya setelah melakukan ikhtiar. Ini adalah bentuk keyakinan bahwa Allah Maha Kuasa atas segalanya.
Firman Allah:
"Barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Dia akan mencukupkan keperluannya." (QS. At-Talaq: 3).
• Manfaat Tawakal:
1. Memberikan ketenangan hati karena seseorang sadar bahwa Allah yang mengatur segalanya.
2. Menjauhkan diri dari kecemasan yang berlebihan terhadap dunia.

2. Pahamilah Perintah-Nya
• Ketaatan kepada Allah
Memahami perintah Allah bukan hanya sekadar mengetahui apa yang diperintahkan, tetapi juga melaksanakannya dengan penuh kesadaran dan cinta. Firman Allah:
"Dan tidaklah Kami menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56).
• Cara Memahami Perintah-Nya:
1. Pelajari Al-Qur'an dan Hadis untuk mengetahui apa yang Allah kehendaki dari kita.
2. Gunakan akal dan hati untuk merenungkan makna di balik perintah-perintah-Nya.
• Konteks Perintah-Nya:
Tidak semua perintah Allah mudah, tetapi semuanya memiliki tujuan untuk kebaikan kita. Dengan memahaminya, kita akan lebih rela melaksanakannya dengan ikhlas.

3. Harapkanlah Hasil yang Cemerlang
• Optimisme dalam Kehidupan
Harapan kepada Allah adalah pilar keyakinan seorang hamba. Allah tidak pernah mengecewakan orang yang bertawakal dan mengikuti perintah-Nya.
Rasulullah SAW bersabda:
"Berdoalah kepada Allah dengan keyakinan bahwa doamu akan dikabulkan." (HR. Tirmidzi).
• Hasil Cemerlang Sesuai Kehendak Allah:
Allah memberikan hasil yang terbaik, meskipun itu mungkin tidak selalu sesuai dengan harapan kita. Yang terpenting adalah terus berusaha dan yakin bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan usaha kita.
• Bukti Janji Allah:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri." (QS. Ar-Ra'd: 11).
Hasil cemerlang adalah gabungan antara usaha manusia dan karunia Allah.

Kesimpulan: Hidup yang Selaras dengan Allah
1. Bergantung kepada Allah: Lakukan segala sesuatu dengan keyakinan bahwa Allah adalah penolong utama.
2. Pahami dan laksanakan perintah-Nya: Jadikan syariat sebagai pedoman hidup agar langkah kita selalu diberkahi.
3. Yakin akan hasil terbaik: Percayalah bahwa setiap usaha yang dilakukan dalam ketaatan kepada Allah akan menghasilkan sesuatu yang membawa kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat.
Dengan menjalankan ketiga pilar ini, hidup akan lebih bermakna, terarah, dan penuh berkah

Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si. (Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo)

Opini

×
Berita Terbaru Update