TintaSiyasi.id -- Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, mengajak seluruh masyarakat untuk terus menjaga keharmonisan antarumat beragama menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2024/2025.”Kita harus memelihara hubungan baik sebagai warga bangsa yang hidup dalam keberagaman," ungkap Nasaruddin.
Pernyataan dan narasi yang terus digaungkan setiap perayaan hari natal akan berlangsung. Pertanyaannya kenapa narasi ini di kembangkan? Apakah ada yang tidak bersifat toleran diantara agama yang ada di Indonesia saat ini. Hal ini lah sebenarnya secara tidak langsung akan memicu isu toleran menjadi sebuah gerakan nyata dari intoleran itu sendiri.
Toleransi, sebuah kata yang sering didengung-dengungkan oleh kaum liberal dalam menyikapi perbedaan antar umat beragama, mereka berpendapat inilah kata yang akan menjadi solusi atas berbagai ketegangan yang terjadi antar umat beragama baik di Indonesia maupun di dunia, tetapi sayang kata toleransi ini hanya dipaksakan oleh mereka kepada umat Islam, seakan-akan umat Islam sajalah yang perlu bertoleransi kepada agama lain.
Realita Toleransi dan Tragedi Kemanusiaan di dunia Islam merupakan agama mayoritas di dunia jumlah penganutnya yang begitu banyak, namun sayngnya sudah menjadi rahasia umum bahwa mayoritas ini selalu dalam keadaan oleh terzalimi dan ditindas oleh kaum minoritas. Beberapa fakta kezaliman di dunia yang memperlihatkan kekejaman suatu agama terhadap Islam itu sendiri.
Berikut ini beberapa faktanya: Indonesia juga Negara yang mayoritas muslim. Namun sangat disayangkan beberapa praktek keagamaan Islam sering di cap sebagai gerakan ektrim dan radikal. Bahkan beberapa waktu lalu sempat ada kategori ustad paling radikal di Indonesia. Bahkan kerap pengajian umum dibubarkan sebab karena isu radikal ini.
Di lain sisi kaum Muslimin dilarang menerapkan agamanya secara total. Upaya penegakan syari’at Islam misalnya, dianggap sebagai bahaya laten yang harus diwaspadai dan mengancam keutuhan NKRI. Padahal syariat adalah penyangga utama kekuatan aqidah dan moral ummat Islam. Tanpa syariat ummat hanya menjadi penganut-penganut Islam yang rapuh dan rentan dari berbagai ancaman pengeroposan akidah dan moral.
Konflik antara Myanmar dan Rohingya yang begitu memang panjang. Itu adalah permusuhan antara dua ras yang telah mengakar selama ratusan tahun. Etnis minoritas Rohingya sejak puluhan tahun mendapatkan tindakan kekerasan di Myanmar. Mereka hidup dengan hak yang sangat dibatasi, termasuk kebebasan bergerak, pernikahan, dan bekerja. pemerintah Myanmar menolak untuk mengakui mereka sebagai warga Negara.
Beberapa fakta memperlihatkan masyarakat Rohingya yang melarikan diri dari negaranya karena kekejaman. Mereka bagai manusia perahu yang terus berlayar dan melabuhkan batera perahunya ke Negara yang menurut mereka mau membantu dan memberikan perlindungan bagi mereka. Walaupun masih ada wilayah yang menolak kehadiran mereka atas dasar berbagai alasan yang belum terbukti jelas dan sekat nasionalisme.
Muslim Uighur Disiksa Pemerintah China, China ciptakan 'situasi mengenaskan dan menakutkan' bagi warga minoritas Muslim Uighur di Xinjiang, 'ingin hapus' keyakinan agama Islam dan praktik etno-kultural. Begitu banyak warga Uighur dan Muslim lainnya dipenjarakan dimulai pada 2017.Didalam sel tahanan mereka di siksa secara tidak manusiawi. Telah ada banyak laporan tentang penyiksaan fisik dan psikologis di dalam penjara dan kamp tahanan di wilayah tersebut.
China juga telah dituduh berusaha mengurangi angka kelahiran dan kepadatan populasi melalui sterilisasi, aborsi, dan transfer populasi secara paksa; serta menyasar para pemimpin agama untuk menghentikan berbagai tradisi agama dan budaya.
Mereka hidup di Negara yang penganut Islamnya sangat sedikit. Tentunya konsep toleran tidak ada dalam tindakan kekejaman brutal negaranya. Praktek genosida yang saaat ini masih berlangsung di wilayah palestina akibat kekejama bangsa zionis yahudi lankantyullah juga menjadi bukti kekejaman dan intoleransnya agama lain terhadap Islam.
Palestina yang merupakan wilayah kaum muslim telah dipaksa, diusir agar meninggalkan tanah kelahirannya sendiri. Berbagai narasi yang telah berrhasil memuluskan aksi kekejaman yahudi ini.
Dunia seakan buta dan tuli terhadap apa yang dilakukan oleh zionis pada palestina. Hal ini terjadi akibat kekuasaan berada pada kaum sekuler.
Praktik peperangan yang telah menyasar rakyat terutama anak-anak, wanita dan laki-laki ini telah memakan korban yang begitu banyak. Pengeboman pada fasilitas umum seperti sekolah, masjid, kamp pengusian menjadi saksi bahwa bukan umat Muslimlah yang intoleran. Namun pihak lainlah yang justru intoleran.
Al-Qur’an dan Toleransi Beragama Dalam Islam, toleransi adalah sikap saling menghormati dan menerima perbedaan, baik antar sesama muslim maupun non-muslim. Toleransi dalam Islam memiliki beberapa ciri, di antaranya: Tidak memaksa, Menghargai perbedaan sebagai rahmat, Tidak mencampurkan keimanan dengan mempersekutukan yang maha esa, Tidak mendholimi hak non-muslim, Tidak cepat-cepat menghukum kafir. Toleransi dalam Islam juga memiliki batasan, yaitu tidak bertentangan dengan agama dan aqidah. Contohnya, menghargai perayaan Natal dan tahun baru, tetapi tidak ikut merayakannya.
Toleransi dalam Islam telah dipraktikkan sejak awal Islam dan merupakan bagian dari ajaran Islam. Toleransi dalam Islam diwujudkan melalui sikap dan tindakan yang menunjukkan penghargaan dan penghormatan terhadap perbedaan, serta tidak mencampuradukkan aqidah.
Beberapa ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan toleransi terhadap agama lain (QS. Al-Kafirun: 1-5), Toleransi merupakan sikap terbuka dan mau mengakui adanya berbagai macam perbedaan, baik dari sisi suku bangsa, warna kulit, bahasa, adapt-istiadat, budaya, bahasa, serta agama. (QS. Al-Hujurat: 13). Toleransi juga menafikan pemaksaan dalam memeluk Islam. (QS. Al-Baqarah: 256). (QS. Yunus: 40-41) (Rahman, 1996: 203).
Seorang Muslim tidak dituntut untuk mengadili kekafiran seorang non muslim atau menghakimi kafir dan muysriknya orang lain. Hanya Allah swt yang akan menghakiminya nanti di akhirat.
Praktek Toleransi Dalam Islam
Di antara tema dan pokok pikiran yang terdapat dalam al-Qur’an adalah tentang toleransi. Dalam ajaran Islam, toleransi merupakan sikap yang telah diajarkan oleh Rasul saw. ketika berinteraksi dengan masyarakat Madinah, baik pada sesama muslim maupun kepada non muslim
Nabi Muhammad SAW memperlakukan umat Kristiani dengan baik, bahkan mengizinkan mereka untuk membangun rumah tangga beda agama. Beliau juga memperlakukan Ahli Kitab dengan baik, seperti mengunjungi mereka dan menjenguk yang sakit.
Pernah ada salah seorang anak Yahudi yang biasa melayani Rasulullah SAW sedang sakit. Lalu Rasulullah SAW membesuknya. Peristiwa Fathu Makkah Saat Nabi Muhammad SAW mengambil alih Makkah, beliau tidak melakukan balas dendam kepada kafir Quraisy, Padahal nabi Muhammad SAW pernah dikuya-kuya, disakiti, bahkan diusir dari tanah airnya oleh penduduk Makkah. Akan tetapi, pada saat Makkah diambil alih oleh Nabi Muhammad SAW, tidak ada sedikit pun pertumpahan darah atau balas dendam kepada kafir Quraisy. Melainkan memperlakukan mereka dengan baik. Peristiwa penaklukan Makkah (fathu Makkah) yang terjadi pada tahun 8 H/ 630 M, merupakan peristiwa toleransi paling agung dalam sejarah Islam.
Sultan Muhammad Al faith pada saat menaklukan konstatinopel juga memasuki wilayahnya dengan damai. Belai tetap memebrikan kebebsan bagi bangsa nasrani saat itu untuk tetap tinggal dan beribadah pada wikayah yang di taklukkannya.
Beberapa bukti nyata kesejahteraan yang diterima oleh kaum non muslim pada wilayah daulah Islam duluntya. Bahkan mereka merasa nyaman berada dibawah kepemimpinan kaum muslimin.
Rasulullullah tidak membalas kekajaman pada orang non islam, seperti kisahnya dakwahnya rasululullah pada penduduk tahif. Beliau belum pernah menemui kaum yang sangat kejam yang belum pernah aku seperti halnya warga kampung Aqabah (Thaif) yang tega menyiksa rasulullulah dengan melempari batu hingga beliau pulang dalam keadaan wajah yang. Hingga hal ini mendorong malaikat jibril sedih dan memohon ijin rasulullah untuk membalasnya, namun rasulullualh menolaknya. Tidak terbesit sedikitpun di dalam hati beliau niat untuk membalas sikap buruk mereka.
Toleransi merupakan salah satu sikap pada nilai-nilai ajaran Islam. Dalam agama Islam toleransi disebut sebagai tasamuh. Dalam Bahasa Arab, tasaamuh berarti sama-sama berlaku baik, lemah lembut dan saling pemaaf. Maksud dari tasaamuh adalah bersikap menerima dan menghargai perbedaan yang ada.
Islam mengajarkan untuk berbuat adil dan mengajak kepada kebaikan akhlak, meskipun kepada orang non-muslim. Islam mengajarkan untuk tidak melampaui batas atau ekstrem dalam beragama. Toleransi dalam Islam bukan berarti saling melebur dalam keyakinan atau saling bertukar keyakinan. Toleransi dalam Islam juga bukan berarti merayakan perayaan umat lain atau ikut campur dalam ibadah mereka.
Tidak diragukan lagi, Islam menjunjung tinggi prinsip toleransi selama tidak tercampur dalam perkara iman dan akidah terhadap Allah SWT. Perbedaan dan keberagaman ras, agama, budaya, suku, bahasa, dan warna kulit adalah fitrah umat manusia. Tanpa Harus Diajari, Islam Sudah Toleran
Oleh: Putri Rahmi DE, SST
Praktisi Pendidik