Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Soal Fenomena Doom Spending, Konsultan: Diperparah Oleh Globalosasi

Minggu, 08 Desember 2024 | 19:05 WIB Last Updated 2024-12-08T12:06:34Z
TintaSiyasi.id -- Menanggapi fenomena doom spending pada kalangan muda saat ini, Konsultan dan Trainer Kepemimpinan Islam Muhammad Karebet Wijayakusuma mengungkap pemicu yang memperparah hal ini adalah globalisasi dan Sistem hidup.

“Jadi yang membuat parah sebenarnya itu adalah globalisasi itu dan diperparah dengan sistem hidup yang memang kondusif,” ungkapnya dalam Doom Spending Gen Z: Trend Berbahaya atau Sekadar Gaya Hidup? Di kanal YouTube Guru Muslim Inspiratif, Sabtu (9/11/2024).

Dia menjelaskan, doom spending adalah perilaku belanja yang berlebihan. Tidak perlu berpikir panjang, habis-habisan, dan gila-gilaan dalam berbelanja. Beberapa pakar mengkhawatirkan anak-anak muda ini akan habis investasi masa depannya karena uangnya habis saat ini. Kalau bahasa agamanya ini tabzir, orangnya disebut mubazir.

“Gaya hidup ini secara massal yang ditopang oleh sistem hidup yang mengerikan bernama kapitalisme sekularisme. Bebas, dia sudah beli apa saja. Maka jangan heran kalau kemudian yang laku di pasaran hal-hal yang haram,” imbuhnya.

Pria yang akrab dipanggil Pak Kar tersebut menegaskan bahwa anak muda hari ini harus paham syariat Islam. Dalam Islam ada fikih infaqul mal (pembelanjaan harta). Ada yang wajib yaitu nafkah, membayar hutang, kemudian zakat. Lalu jatuh yang sunnah, yaitu berinfak membelanjakan untuk sedekah sunah.

Doom spending ini jatuhnya bukan di yang wajib, bukan di yang sunah, bahkan jatuhnya di yang mubah. Boleh dibeli boleh juga tidak, melihat kebutuhannya, melihat kepentingannya. Kalau tidak perlu jangan dibeli,” tegasnya.

Pak Kar memberikan analogi jika seseorang punya harta banyak kemudian dipakai untuk beli 30 mobil. Akan tetapi yang digunakan hanya satu, sedangkan 29 lainnya menganggur sebagai pajangan saja. Ini nanti dipertanyakan di akhirat.

“Bayangkan kalau remaja kita tadi itu paham hukum ini. Maka tidak mudah bagi dia untuk membelanjakan untuk hal-hal yang tidak perlu,” pungkasnya.[]Nurichsan

Opini

×
Berita Terbaru Update