Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Rida kepada Allah Adalah Tingkat Keimanan yang Paling Tinggi

Minggu, 22 Desember 2024 | 23:21 WIB Last Updated 2024-12-22T16:21:44Z

TintaSiyasi.id—Seandainya kita ridha dengan bagian yang telah ditetapkan untuk kita di dunia, kita tidak akan menderita dan kesusahan sepanjang masa. Pernyataan ini penuh hikmah dan mengandung kebenaran mendalam. Keridhaan terhadap apa yang telah Allah tetapkan adalah salah satu bentuk tertinggi dari iman dan keikhlasan. 

Dengan menerima bagian kita di dunia, kita membebaskan diri dari penderitaan batin yang disebabkan oleh ketidakpuasan, iri hati, dan kesedihan yang tak berujung.

Hikmah Ridha terhadap Ketetapan Allah

1. Ridha Membawa Kedamaian
Ketika kita ridha, hati kita menjadi tenang karena yakin bahwa apa pun yang Allah tetapkan adalah yang terbaik. Allah berfirman:
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۗ وَمَن يُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ يَهۡدِ قَلۡبَهُۥۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٞ  

" Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. At-Taghabun: 11)

2. Mengurangi Beban Penderitaan
Ketidakridhaan sering kali memperbesar penderitaan. Sebaliknya, ridha membuat kita fokus pada hikmah dan peluang di balik setiap keadaan, sehingga tidak terjebak dalam kesedihan yang berlarut-larut.

3. Dunia sebagai Ladang Ujian
Dunia adalah tempat ujian, bukan tempat kesempurnaan. Ridha membantu kita menerima bahwa kebahagiaan sejati ada di akhirat. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Betapa menakjubkan keadaan seorang mukmin. Segala urusannya adalah baik baginya. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, maka itu baik baginya. Jika ia ditimpa kesulitan, ia bersabar, maka itu pun baik baginya." (HR. Muslim)

4. Melatih Keikhlasan
Ridha melatih kita untuk menjalani hidup dengan hati yang ikhlas, tanpa terlalu terikat pada dunia. Allah berfirman:
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Cara Menguatkan Keridhaan
• Meyakini Hikmah Allah
Allah lebih mengetahui apa yang baik untuk hamba-Nya. Apa yang kita anggap buruk mungkin sebenarnya membawa kebaikan. (QS. Al-Baqarah: 216)
• Syukur atas Nikmat yang Ada
Dengan bersyukur, kita akan lebih menghargai bagian kita di dunia. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Lihatlah orang yang lebih rendah darimu (dalam hal dunia), dan jangan melihat orang yang lebih tinggi darimu, karena itu lebih pantas bagimu agar tidak meremehkan nikmat Allah." (HR. Bukhari dan Muslim)
• Berdoa agar Diberikan Hati yang Ridha
Salah satu doa yang dianjurkan adalah:
"Ya Allah, berikanlah aku keridhaan terhadap apa yang telah Engkau tetapkan, dan berkahilah aku dalam apa yang telah Engkau anugerahkan."

Kesimpulan

Ridha terhadap ketetapan Allah adalah kunci kebahagiaan sejati. Dengan menerima apa yang diberikan, kita membebaskan diri dari penderitaan batin dan mengarahkan hati untuk selalu bersyukur dan berprasangka baik kepada Allah. Dunia ini hanyalah tempat singgah sementara, dan dengan ridha, kita mempersiapkan diri untuk kebahagiaan yang abadi di akhirat.

Orang yang Ridha kepada Allah menempati Kedudukan paling tinggi pada hari kiamat.

Pernyataan ini sangat selaras dengan ajaran Islam yang menempatkan ridha kepada Allah sebagai tanda iman tertinggi dan bukti kecintaan seorang hamba kepada Penciptanya. Orang-orang yang ridha kepada Allah di dunia akan mendapatkan balasan yang mulia di akhirat. Allah sendiri telah menjanjikan kedudukan yang tinggi bagi mereka yang berserah diri, bersabar, dan merasa cukup dengan ketetapan-Nya.

Kedudukan Orang yang Ridha di Akhirat

1. Allah Ridha kepada Mereka
Salah satu nikmat terbesar bagi orang yang ridha adalah keridhaan Allah terhadap mereka. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:
"Allah ridha kepada mereka, dan mereka pun ridha kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung." (QS. Al-Maidah: 119)
Ridha Allah adalah puncak kenikmatan yang tidak tertandingi oleh kenikmatan dunia maupun surga. Allah berfirman:
"...Dan keridhaan Allah adalah lebih besar (dari semua itu). Itulah keberuntungan yang besar." (QS. At-Taubah: 72)

2. Kedudukan yang Dekat dengan Allah
Orang-orang yang ridha akan diberi tempat yang mulia, bersama orang-orang shalih dan para Nabi. Mereka akan menjadi bagian dari golongan yang paling dicintai Allah. Ini adalah penghormatan luar biasa yang menunjukkan kedekatan mereka dengan Allah.

3. Pahala Tanpa Batas
Allah menjanjikan pahala yang tak terhingga bagi mereka yang ridha, sebagaimana dalam hadits qudsi:
"Barang siapa ridha kepada-Ku sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai Nabinya, maka Aku pasti meridhainya." (HR. Muslim)

4. Masuk Surga dengan Kemuliaan
Mereka yang ridha akan dipanggil ke surga melalui pintu khusus, dan akan disambut dengan ucapan salam serta kebahagiaan abadi. Allah berfirman:
"Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku." (QS. Al-Fajr: 27-30)

Mengapa Ridha Mengangkat Derajat di Hari Kiamat?
Ridha kepada Allah menunjukkan tingkat keimanan yang luar biasa, karena:

1. Keyakinan yang Sempurna
Orang yang ridha percaya bahwa apa pun yang terjadi adalah bagian dari hikmah dan kasih sayang Allah, meskipun tampaknya sulit atau tidak sesuai keinginan mereka.

2. Kedekatan dengan Allah
Mereka yang ridha menjalani hidup dengan orientasi akhirat, tidak terikat oleh keinginan duniawi, dan selalu mengutamakan cinta kepada Allah di atas segalanya.

3. Kesabaran Luar Biasa
Ridha membutuhkan kesabaran, terutama ketika menghadapi ujian berat. Kesabaran ini menjadikan mereka lebih mulia di sisi Allah.

Cara Mencapai Ridha kepada Allah
• Memperbanyak Zikir dan Doa
Berdoa agar Allah menjadikan hati kita ridha kepada segala ketetapan-Nya.
Contoh doa: "Ya Allah, jadikanlah aku ridha terhadap apa pun yang Engkau tetapkan, dan berkahilah aku dalam segala hal yang telah Engkau berikan."

• Meningkatkan Keyakinan kepada Allah
Memahami bahwa semua yang Allah berikan adalah bagian dari rahmat dan keadilan-Nya.

• Mensyukuri Nikmat Allah
Syukur adalah langkah awal menuju ridha. Dengan menghitung nikmat Allah, hati akan lebih mudah menerima apa pun yang ditetapkan.

Penutup
Ridha kepada Allah adalah jalan menuju kebahagiaan sejati, baik di dunia maupun akhirat. Pada hari kiamat, kedudukan mereka yang ridha sangat tinggi karena mereka telah menunjukkan iman, cinta, dan penghambaan yang sempurna kepada Allah. Dengan ridha, kita tidak hanya mendapatkan kenikmatan surga, tetapi juga hadiah terbesar: keridhaan Allah yang abadi.

Abu al-Hasan al-Syadzili berkata, " Dua kebaikan yang karenanya seseorang terhindar dari segala keburukan, yaitu Ridha terhadap ketentuan Allah dan bersikap santun kepada hamba-hamba Allah." 

Pernyataan Abu al-Hasan al-Syadzili ini mengandung hikmah yang mendalam. Dua kebaikan yang disebutkan, yaitu ridha terhadap ketentuan Allah dan bersikap santun kepada sesama manusia, adalah fondasi kehidupan yang harmonis dan keberhasilan spiritual seseorang.

1. Ridha terhadap Ketentuan Allah
Ridha adalah tanda keimanan dan pengakuan bahwa segala sesuatu diatur oleh Allah dengan kebijaksanaan yang sempurna. Seseorang yang ridha kepada takdir Allah, baik dalam nikmat maupun ujian, akan memiliki hati yang lapang dan jiwa yang tenang.
• Terhindar dari Keburukan Hati
Ridha menjaga hati dari penyakit seperti iri, dengki, atau kecewa terhadap takdir. Orang yang ridha tidak akan memprotes ketentuan Allah, karena ia yakin bahwa semua yang terjadi adalah bagian dari rencana terbaik-Nya.
Allah berfirman:
"Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah, agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu." (QS. Al-Hadid: 22-23)
• Menggapai Kebahagiaan Hakiki
Dengan ridha, seseorang tidak mudah terguncang oleh keadaan dunia. Hidupnya dipenuhi ketenangan karena ia percaya bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik untuknya.

2. Bersikap Santun kepada Hamba-Hamba Allah
Sikap santun (husn al-khulq) adalah perwujudan dari akhlak mulia yang menjadi inti ajaran Islam. Bersikap baik kepada sesama manusia adalah refleksi dari kesadaran bahwa setiap orang adalah ciptaan Allah yang harus dihormati.

• Menghindari Konflik dan Permusuhan
Dengan sikap santun, seseorang dapat menjaga hubungan baik dengan sesama dan terhindar dari berbagai keburukan seperti permusuhan, kebencian, dan dendam.
• Meneladani Akhlak Rasulullah ﷺ
Rasulullah ﷺ adalah teladan terbaik dalam bersikap santun. Beliau bersabda:
"Sesungguhnya orang yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya." (HR. Tirmidzi)
• Mendapatkan Cinta Allah dan Manusia
Allah mencintai orang yang berbuat baik kepada sesama. Rasulullah ﷺ juga bersabda:
"Orang yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling bermanfaat bagi manusia." (HR. Thabrani)

Keterkaitan Kedua Kebaikan

Kedua kebaikan ini saling melengkapi:
• Ridha kepada Allah melahirkan ketenangan batin, yang mempermudah seseorang untuk bersikap santun kepada orang lain.
• Sebaliknya, sikap santun kepada sesama memperkuat rasa syukur dan keikhlasan, sehingga memupuk ridha kepada Allah.
Penutup

Ucapan Abu al-Hasan al-Syadzili ini menegaskan bahwa ridha kepada Allah dan kebaikan kepada sesama adalah jalan keselamatan dari segala keburukan, baik di dunia maupun akhirat. 

Orang yang mampu mempraktikkan keduanya akan menjadi hamba yang diridhai Allah dan dicintai oleh makhluk-Nya. Semoga kita dimudahkan untuk meraih kedua sifat mulia ini dalam kehidupan sehari-hari. Apa pendapat Anda, bagaimana cara terbaik untuk memupuk kedua kebaikan ini?

Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si. (Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo)

Opini

×
Berita Terbaru Update