TintaSiyasi.id Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, waktu sering kali menjadi sesuatu yang berlalu begitu cepat. Tanpa disadari, banyak orang membuang waktunya untuk hal-hal yang kurang bermanfaat atau bahkan sia-sia. Dalam Islam, waktu adalah salah satu nikmat yang sangat berharga, dan setiap detik yang berlalu akan dimintai pertanggungjawaban. Menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat dan bernilai ibadah adalah kunci untuk meraih keberkahan hidup dan kesuksesan di dunia serta akhirat.
1. Pentingnya Waktu dalam Perspektif Islam
Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur'an:
"Demi waktu, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran." (QS. Al-‘Asr: 1-3).
Ayat ini mengingatkan kita bahwa waktu adalah aset yang sangat berharga. Manusia akan merugi jika ia tidak menggunakan waktunya untuk keimanan, amal saleh, dan kebaikan. Rasulullah ﷺ juga bersabda:
“Dua nikmat yang sering dilalaikan oleh banyak manusia: kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari).
Hadis ini menegaskan bahwa waktu luang sering kali disia-siakan. Oleh karena itu, menyibukkan diri dengan hal yang bermanfaat adalah tanda dari rasa syukur atas nikmat waktu yang Allah berikan.
2. Menjauhi Perbuatan Sia-Sia
Menyibukkan diri dengan hal yang bermanfaat berarti menjauhkan diri dari perbuatan sia-sia. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya.” (HR. Tirmidzi).
Hal-hal yang tidak bermanfaat, seperti bergosip, terlalu banyak bermain media sosial tanpa tujuan, atau melakukan aktivitas yang melalaikan ibadah, hanya akan menyia-nyiakan waktu. Sebaliknya, menyibukkan diri dengan kebaikan akan mendatangkan pahala dan keberkahan hidup.
3. Aktivitas yang Bernilai Ibadah
Setiap aktivitas sehari-hari bisa bernilai ibadah jika dilakukan dengan niat yang ikhlas karena Allah Swt. Beberapa contoh kegiatan bermanfaat yang bernilai ibadah antara lain:
• Menuntut ilmu: Baik ilmu agama maupun ilmu dunia, selama bertujuan untuk kebaikan.
• Bekerja untuk mencari nafkah halal: Bekerja dengan sungguh-sungguh termasuk ibadah jika diniatkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan membantu sesama.
• Membantu orang lain: Menolong keluarga, teman atau tetangga dalam kebaikan adalah bentuk amal saleh.
• Beribadah kepada Allah Swt: Seperti sholat, berdzikir, membaca Al-Qur'an, dan berdoa.
• Mengembangkan potensi diri: Mempelajari keterampilan baru atau mengasah kemampuan untuk bermanfaat bagi masyarakat.
Dengan menyibukkan diri dalam aktivitas-aktivitas ini, kita tidak hanya produktif, tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah Swt.
4. Manfaat Menyibukkan Diri dengan Hal Bermanfaat
Berikut adalah beberapa manfaat menyibukkan diri dengan hal yang bermanfaat dan bernilai ibadah:
• Menghindari kemalasan: Kesibukan yang positif menjauhkan kita dari sikap malas dan menunda-nunda pekerjaan.
• Meningkatkan produktivitas: Waktu yang dimanfaatkan dengan baik akan membawa hasil yang nyata dalam hidup.
• Mendatangkan ketenangan hati: Aktivitas yang mendekatkan diri kepada Allah akan membuat hati lebih tenang dan damai.
• Memperoleh pahala: Setiap kebaikan yang kita lakukan akan dicatat sebagai amal saleh di sisi Allah Swt.
• Menghindari perbuatan maksiat: Sibuk dengan kebaikan akan menjauhkan kita dari perbuatan yang dilarang.
Kesimpulan
Menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat dan bernilai ibadah adalah cara terbaik untuk memanfaatkan waktu. Hal ini menunjukkan rasa syukur kita kepada Allah Swt atas nikmat waktu dan kesempatan hidup yang telah diberikan. Mari kita isi waktu kita dengan kegiatan yang mendatangkan kebaikan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain, serta meningkatkan kedekatan kita dengan Allah Swt. Dengan begitu, hidup kita akan lebih bermakna, berkah, dan bernilai di dunia maupun akhirat.
Sebagaimana doa Rasulullah ﷺ:
“Ya Allah, berkahilah kami dalam waktu kami.” (HR. Ahmad).
Semoga kita senantiasa termasuk dalam golongan orang-orang yang memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Aamiin.
Tidak ada kebahagiaan yang lebih hakiki daripada seseorang yang menyibukkan dirinya dengan kebaikan dan menyiapkan bekal akhirat. Karena sejatinya, kehidupan dunia ini hanyalah persinggahan sementara, sedangkan akhirat adalah tujuan akhir yang kekal.
Ketika seseorang menghabiskan waktunya untuk berbuat kebaikan, seperti beribadah, menolong sesama, dan memperbaiki diri, ia akan merasakan ketenangan dan kedamaian di hatinya. Ini karena setiap amal kebaikan yang dilakukan mendekatkan dirinya kepada Allah SWT dan menjadi bekal berharga untuk kehidupan setelah kematian.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Orang yang cerdas adalah orang yang mampu menundukkan hawa nafsunya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian." (HR. Tirmidzi).
Maka, mari kita sibukkan diri dengan kebaikan dan amal saleh, agar hidup kita penuh makna dan kebahagiaan sejati, baik di dunia maupun di akhirat. Semoga Allah Swt. senantiasa memberikan kita keistiqamahan dalam berbuat kebaikan. Aamiin.
“Sibukkan dirimu dengan kebaikan, supaya ia tidak disibukkan dengan keburukan.”
Dalam kehidupan, waktu dan pikiran kita selalu terisi oleh sesuatu, entah itu kebaikan atau keburukan. Jika kita tidak menyibukkan diri dengan hal-hal bermanfaat dan mendekatkan diri kepada Allah, maka secara tidak sadar kita bisa terjerumus dalam perkara yang sia-sia, bahkan keburukan.
Mengapa Harus Menyibukkan Diri dengan Kebaikan?
1. Menghindari Keburukan dan Maksiat.
Hati yang kosong akan mudah diisi oleh hal-hal negatif. Jika kita sibuk dengan kebaikan, tidak akan ada ruang tersisa untuk keburukan. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya hati manusia jika tidak disibukkan dengan kebaikan, maka ia akan disibukkan oleh keburukan.”
2. Menjaga Waktu yang Berharga.
Waktu adalah anugerah yang tidak bisa diulang. Allah Swt. berfirman:
“Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).” (QS. Al-Insyirah: 7).
Ayat ini mengajarkan kita untuk senantiasa produktif dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.
3. Meraih Kebahagiaan Sejati.
Orang yang sibuk dengan kebaikan akan merasakan kedamaian dan kebahagiaan di hatinya. Sebab kebaikan mendekatkan kita kepada Allah, yang merupakan sumber kebahagiaan sejati.
4. Menjadi Bekal Akhirat.
Setiap amal kebaikan yang kita lakukan, sekecil apa pun, akan menjadi tabungan pahala yang bermanfaat di akhirat kelak. Seperti dalam firman Allah:
“Dan barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS. Az-Zalzalah: 7).
Contoh Menyibukkan Diri dengan Kebaikan
• Menuntut ilmu: Baik ilmu agama maupun ilmu dunia yang bermanfaat.
• Beribadah kepada Allah: Sholat, membaca Al-Qur’an, berdoa, dan berdzikir.
• Membantu orang lain: Menolong tetangga, sedekah, dan memberi manfaat kepada sesama.
• Mengembangkan keterampilan: Belajar keterampilan baru yang bermanfaat.
• Menjaga hubungan baik: Bersilaturahmi dan menyebarkan kebaikan di lingkungan sekitar.
Kesimpulan
Sibukkan diri kita dengan kebaikan agar tidak ada ruang untuk keburukan dan hal sia-sia. Dengan demikian, hidup akan lebih bermakna, hati menjadi tenang, dan keberkahan pun tercurah. Mari kita mulai dari hal kecil, tetapi konsisten.
Semoga Allah Swt. senantiasa memberikan kita taufik dan hidayah untuk selalu sibuk dalam kebaikan. Aamiin.
Dr. Nasrul Syarif M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual
Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo