TintaSiyasi.id -- Kemiskinan merupakan permasalahan umum yang dihadapi oleh negara-negara yang sedang berkembang di dunia. Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang terus berupaya untuk menyelesaikan permasalahan kemiskinan bagi warga negaranya. Salah satu langkah nyata adalah melalui penerbitan kebijakan pemerintah melalui dokumen peraturan perundang-undangan yang mendukung pengentasan kemiskinan yang kemudian dituangkan ke dalam program-program pengentasan kemiskinan. Salah satu kebijakannya melalui program pemberikan makan bergizi gratis bagi para pelajar sekolah.
Presiden RI, Prabowo Subianto menyinggung perbedaan fokus alokasi anggaran terbesar Indonesia dengan India dan Amerika Serikat. Indonesia, kata Prabowo, terbesar disalurkan untuk pendidikan. Sementara, India dan AS justru mengalokasikan anggarannya untuk pertahanan. Menurut Kepala Negara, kebijakan menempatkan pendidikan dan kesehatan sebagai prioritas merupakan jalan keluar dari kemiskinan.(viva.co.id, 11/12/2024)
Pernyataan di atas adalah pernyataan bahwa pendidikan dan kesehatan berpengaruh terhadap pengentasan kemiskinan adalah pernyataan yang sangat tepat. Karena regulasi antara pendidikan dan kesehatan sangatlah erat kaitannya. Sehingga secercah harapanpun muncul ketika dinyatakan akan adanya peningkatan anggaran untuk dua bidang tersebut yaitu kesehatan dan pendidikan. Namun sayangnya pernyataan tersebut belum didukung dengan kebijakan yang sejalan dan terarah. Ini semua diakibatkan karena penerapan sistem ekonomi kapitalisme dan system polotik demokrasi.
Di mana sistem ini menghasilkan kebijakan yang membebani dan menyulitka rakyat. Bahkan dengan adanya kebijakan terhadap kenaikan iuran BPJS mulai 9 Desember tahun ini dan kenaika PPN 12% yang membuat hidup rakyat makin sulit karena makin bertambah beban pengeluarannya. Termasuk dalam memenuhi kebutuhan akan pendidikan dan kesehatan. Apalagi dalam sistem kapitalisme saat ini, kapitalisasi pendidikan dan kesehatan adalah sesuatu yang tidak dapat terelakkan lagi. Belum lagi berbagai pungutan pajak dan pertambahan nilainya juga jelas memberatkan bebanrakyat serta turunnya anggaran MBG. Semua ini adalah konsekuensi dalam penerapan sistem kapitalisme saat ini. Dimana sistem ini mendukung terwujudnya penguasa populis penuh pencitraan dan keserakahan serta ketamakan.
Sungguh sangat berbeda dengan sistem Islam. Di mana sistem Islam menetapkan bahwa layanan pendidikan dan kesehatan adalah hak dasar dalam memenuhi kebutuhan pokok rakyatnya sehingga wajib hukumnya dipenuhi oleh penguasa. Di dalam Islam ada 3 hak pokok yang harus dipenuhi oleh penguasa yaitu pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Di mana ketiga hak ini merupakan komponen terpenting setelah terpenuhinya kebutuhan pokok dasar yaitu makanan dan tempat tinggal.
Penguasa di dalam Islam disebut dengan raa’in yaitu pengurus, sehingga memiliki kewajiban mengurus keperluan dan kepentingan rakyatnya dengan baik sehingga tidak menimbulkan kesusahan dan kesulitan pada rakyat. Sebagai mana sabda Nabi SAW bahwa imam atau khalifah adalah raa’in bagi umatnya dan di dalam hadis yang lain dikatakan bahwa imam atau khalifah itu ibarat penggembala yang harus memastikan hewan gembalaannya kenyang dan selamat. Maka dari itu pemimpinan di dalam Islam harus mampu mewujudkan keimanan dan ketakwaan dalam dirinya karena mengemban amanah umat yang akan di pertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT kelak.
Islam juga memiliki mekanisme dalam menjamin keberlangsungan pemenuhan kebutuhan pokok tersebut. Yang utama adalah sumber dana yang harus di pastikan akan ketersedianya dalam masa panjang atau bahkan selama-lamanya. Sumber dana tersebut didapat dari mekanisme pengolahan ekonomi Islam dalam mengatur kepemilikan. Di dalam Islam kepemilikan di bagi menjadi 3 kelompok yaitu kepemilikan individu, kepemilikan Negara dan kepemilikan umum. Jika yang kita bahas adalah pendidikan dan kesehatan maka sumber harta kepemilikannya adalah kepemilikan umum yang dihasilkan dari sumber daya alam yang melimpah di bumi sehingga harta dan kesejahteraan merata. Begitulah cara Islam dalam menyelesaikan persoalan kemiskinan akibat pendidikan dan kesehatan yang rendah.
Wallahu a’lam bishshawab. []
Oleh: Siti Zylqori Ivlatia
Aktivis Muslimah