Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Krisis Air Bersih Melanda, Rakyat Butuh Solusi Nyata

Senin, 16 Desember 2024 | 07:26 WIB Last Updated 2024-12-16T00:26:11Z

TintaSiyasi.id -- Krisis air bersih masih terjadi di beberapa tempat di Indonesia. Seperti di Banten, Warga menjadikan kali Anyar di Serang, Banten, sebagai tempat mencuci dan mandi. Mereka melakukan itu karena tidak memiliki akses air bersih dan layak konsumsi. (detik.com, 10-11-2024)

Tak kurang dari 10.000 warga Gili Ketapang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, saat ini tengah menghadapi krisis air bersih. Krisis ini disebabkan oleh putusnya pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang terletak di bawah laut akibat tersangkut jangkar kapal. (kompas.com, 3-12-2024)

Di sisi lain, saat banyak masyatakat kekurangan air namun di daerah lain malah mendapat air yang berlimpah. Namum melimpahnya air tidak membawa kemaslahatan tetapi justru kesengsaraan. Masyarakat terkena banjir yang merusak rumah, lingkungan dan insfrastruktur. 

Banyak faktor yang menyebabkan masalah itu terjadi. Seperti buruknya perilaku masyarakat seperti membuang sampah sembarangan, Pencemaran DAS akibat buruknya tata lingkungan, industrialisasi, monopili sumber-sumber mata air untuk industri dan alih fungsi lahan yang merusak daerah resapan. 

Sebagai contoh, penggundulan hutan karena penebangan liar, pembakaran, atau karena pembukaan tambang, akibatnya pohon-pohon hilang yang berfungsi menyimpan air tanah sehingga membuat air tak bisa disimpan. Sehingga, ketika musim hujan tanah tidak bisa menahan beban. Banjir pun melanda. Sedangkan saat musim kemarau daerah itu pun akan terdampak kekeringan. 

Selain itu, ada pula UU pengelolaan SDA, seperti perizinan tambang barubara dan nikel. Tambang tersubut membuang limbah tanpa mengolahnya. Menjadikan air di sekitarnya tercemari dan membuat masyarakat di sekitar tempat penambangan kesulitan air bersih. 

Ada pula kebijakan lain seperti, pembangunan insfrastruktur jalan tol, bandara, pembangunan gedung pemerintahan baru dan yang lain justru mengurangi daerah resapan air. Wilayah yang dulu tidak terkena banjir, jadi mendapatkan banjir kiriman. 

Kapitalisasi air membuat masyarakat kesulitan mendapatkan air bersih dengan mudah. Air sebagai kebutuhan primer masyarakat dijadikan lahan bisnis. Pengusaha air minum menguasai sumber mata air. Sehingga, jika masyarakat ingin mendapatkan air bersih harus membeli dulu. Padahal air kemasan tersebut berasal dari mata air di Indonesia. 

Krisis air bersih merupakan akibat penerapan sistem kapitalisme. Sistem ini hanya berorientasi pada keuntungan materi. Meskipun bisa merampas hak masyarakat sekitar untuk mendapatkan air bersih. 

Negara dalam sistem kapitalisme mengabaikan perannya sebagai raa'in. Alih-alih memperbaiki tata kelola air, negara malah bertindak sebagai pedagang yang juga ikut mencari untung dari kebutuhan rakyat. Air bersih berkualitas seharusnya gratis malah sulit diraih. 

Islam memiliki pandangan yg khas terhadap sumber-sumber mata air, sungai, laut, selat, teluk dan danau merupakan kepemilikan umum, tidak boleh dikomersialisasi. Sesuai sabda Rasulullah SAW, “Muslim berserikat dalam tiga hal: padang gembalaan, air, dan api” (HR. Abu Dawud).

Pemimpin dalam sistem Islam (khalifah) akan membuat kebijakan sesuai syariat. Sehingga, tidak akan ada pengelolaan tambang, hutan, dan pembangunan infrastruktur secara serampangan, serta menjaga daerah resapan air sehingga tidak terjadi banjir dan air bersih terjaga saat kemarau. 

Negara juga mengelola mata air sehingga semua rakyat dapat menikmati secata gratis. Negara juga wajib mendirikan industri air bersih perpipaan sehingga terpenuhi kebutuhan air bersih setiap individu di mana pun dan kapan pun, dengan memanfaatkan berbagai kemajuan sainstek.

Selama kapitalisme masih bercokol di bumi ini, selama itu pula krisis air bersih tidak dapat teratasi. Hanyalah sistem Islam mampu memberikan solusi nyata dan paripurna. []


Puput Weni
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update