tintasiyasi.id.com -- Dunia medsos baru saja diramaikan dengan konten ceramah Gus Miftah yang kontroversial. Ceramahnya diduga mengolok-olok penjual Es Teh dihadapan para jamaah pengajian di Magelang Jawa Tengah.
Sontak, 'olokan' itupun viral di media sosial. Dunia medsos hampir satu bulan dihebohkan dengan hujatan dan protes para netizen terhadap pendakwah yg sering pakai blangkon tersebut
Lalu dengan kesadarannya, akhirnya Gus Miftah mendatangi kediaman Pak Sunhaji sang penjual Es Teh itu untuk minta maaf atas olok-olokannya itu. Dan karena ulahnya itu sebagai pejabat negara, dia pun mengundurkan diri dari jabatan Utusan Khusus Presiden.
Itulah salah satu efek dari sikap sombong atau takabur. Itu baru di dunia. Di akhirat terancam tak bakalan masuk surga secara langsung, alias transit dulu di neraka.
Karena memang sombong atau takabbur itu adalah perbuatan Iblis, yang karena kesombongannya itu iblis dikeluarkan Allah dari surga-Nya.(Q.S.Al-A'raf 13).
Karena sombong atau angkuh ini menyaingi Allah, maka ancamannya pun begitu dahsyat.
Simak dan renungkan hadits dibawah ini. Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Tidak akan masuk surga
seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim no. 91).
Bukan main-main, orang yg dalam hatinya terdapat kesombongan walau hanya seberat biji sawi sekalipun, tidak bakalan bisa masuk surga. Astaghfirullah.
Yang dimaksud sombong dalam hadits itu bukanlah orang yg pakai baju bagus, sandal bagus dan tentu bukan juga orang yang punya mobil dan rumah bagus. Bukan itu kesombongan ! Karena Allah itu zat yang indah dan suka hal-hal yang bagus dan indah.
Dalam hadits itu disebutkan bahwa Kesombongan adalah :
بطر الحق وغمط الناس
"Menolak kebenaran dan meremehkan sesama manusia."
Menolak Kebenaran
Kebenaran yg dimaksud disini adalah kebenaran yg datang dari Allah SWT dan Rasul-Nya,yakni yang ada dalam Alquran dan Hadits.
Islam datang di dunia ini untuk rahmat bagi semua, karenanya apapun yang diperintahkannya kita laksanakan dengan ikhlas karena Allah SWT. Begitupun larangannya kita jauhi semaksimal mungkin.
Dalam Al-Quran secara tegas menyeru orang-orang beriman untuk melaksanakan ajaran Islam secara menyeluruh, tanpa membeda-bedakan ajaran yang satu dengan ajaran yang lain. Allah ta’ala menegaskan :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah: 208).
Jika keislaman kita tidak kaffah, berarti kita mengikuti langkah syetan. Sikap demikian sangat berbahaya dalam keimanan dan keislaman seseorang.
Konsekuensinya kita tidak saja sebagai orang yg sombong tapi dapat terjerumus dalam kekafiran dan murtad yang tidak disadari. Na'udzubillah.
Oleh karena itu, saudaraku mari kita berislam secarah kaffah secara totalitas. Baik yang terkait ibadah, aqidah, mu'amalah maupun akhlaq. Jangan dipilih-pilah yang sesuai dengan selera. Mari tinggalkan paham sekularisme yakni faham 'fasluddin 'anil hayah' memisahkan agama dari kehidupan manusia
Paham semacam ini masih banyak menjangkiti umat Islam. Paling mudah contohnya : tidak sedikit saudara-saudara kita yang muslim yang alergi dengan politik.
Kata mereka: "ini group keluarga jangan bicara politik di group wa ini."
"Masjid itu tempat suci, jangan dikotori dengan masalah politik".
Padahal dalam Islam baik dalam Al-Quran maupun Sunnah Rasul banyak memberikan pedoman dan tuntunan politik. Termasuk dalam hal memilih pemimpin yang islami.
Itulah antara lain faham dan sikap sebagian umat yg berpaham sekularisme suatu paham warisan Snock Horgrunye.
Meremehkan sesama manusia
sikap kesombongan yang kedua adalah meremehkan sesama manusia. Baik berupa perkataan, perbuatan maupun tulisan di media sosial. Karena, pada dasarnya manusia itu sama diciptakan oleh Allah SWT, laki-laki,perempuan, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa utk ta'ruf saling kenal-mengenal.Dan manusia yang termulia disisi Allah adalah yg paling bertaqwa (QS. Alhujurat : 13).
Di mata Allah, kita-kita ini sama.Tidak ada yg lebih mulia diantara kita, kiyai, ustaz, pejabat, rakyat dan apapun status duniawi, kecuali ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Dalam Al-Quran surat Ali Imran ayat 133, Allah berfirman bahwa Surga telah dipersiapkan untuk orang yg bertaqwa. Ini ayatnya :
وَسَارِعُوۡۤا اِلٰى مَغۡفِرَةٍ مِّنۡ رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالۡاَرۡضُۙ اُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِيۡنَۙ
"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa",
Dalam ayat itu tidak disebutkan bahwa surga telah dipersiapkan untuk kiai, ustaz, penceramah atau pejabat terhormat, tidak ! karena status sosial duniawi sering tergelincir dari ketaqwaan kepada Allah, walau dia penceramah.
Rasa angkuh atau sombong biasanya datang dari seseorang yang punya kelebihan, baik ilmu, harta atau paras wajah sehingga muncullah dalam hati sikap 'ujub' merasa dirinya lebih hebat dari pada orang lain.
Bisa jadi yang menimpa Gus Miftah, karena dia punya kelebihan berceramah, dia terpeleset lisannya mengolok Pak Sunhaji penjual Es Teh itu.Tetapi, alhamdulillah beliau sudah minta maaf langsung ke Pak Sunhaji.
Apakah Kekal Di Neraka?
Yang kekal di dalam neraka itu orang musyrik atau kafir, yang hingga akhir hayatnya belum mau bertobat sebagaimana firman Allah:
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa di bawah syirik (dosa besar) bagi siapa yang Dia kehendaki." (QS. An-Nisa’ : 48)
“…Bagi siapa yang Dia kehendaki”, menunjukkan bahwa, dosa yang levelnya di bawah syirik, yaitu dosa besar, kemudian dibawa mati; belum sempat ditaubati, nasib pelakunya di akhirat di bawah kehendak Allah.
Artinya jika Allah berkehendak mengazabnya dulu, maka dia akan mampir di neraka. Namun jika berkehendak lain karena rahmat dan kasih sayangNya; dia diampuni dosanya dan langsung masuk surga.
Di dalam hadits juga ditegaskan bahwa penduduk neraka yang masih punya iman walau sekecil biji sawi sekalipun akan dikeluarkan dari neraka untuk dimasukkan kedalam surga.
Dari Abu Said Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أُخْرِجُوا مِنَ النَّارِ مَن كانَ في قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ مِنْ إيمَانٍ
“Keluarkanlah dari neraka siapa saja yang dalam hatinya masih ada iman seberat biji sawi.” (HR. Bukhari, no. 22.
Inilah diantara yang mendasari akidah Ahlussunah terkait pelaku dosa besar selain dosa syirik.
Dia mampir sementara di neraka, untuk dibersihkan dosanya. Kemudian jika telah tiba saatnya dia sudah pantas masuk surga, Allah akan masukkan dia ke dalam surga.
Atau dia berpeluang lain yang lebih beruntung, bisa jadi dengan kemurahan dan kasih sayang Allah, dia diampuni dosanya sehingga tidak perlu mampir di neraka, langsung masuk surga.
Dengan membagi seperti ini, terbantahkanlah akidah orang-orang Khawarij, yang memaknai ancaman pada hadis di atas dan yang semisalnya, sebagai ancaman kekal di neraka. Sehingga mereka mengkafirkan orang-orang mukmin yang melakukan dosa besar. Wallahu a’lam Bishshawab.
Oleh: Abdul Mukti
(Pemerhati Kehidupan Beragama)