TintaSiyasi.id Sobat, hawa nafsu, dalam konteks agama dan moralitas, sering kali dianggap sebagai salah satu tantangan terbesar bagi manusia dalam meraih kebaikan. Dalam Islam, hawa nafsu diartikan sebagai dorongan atau keinginan yang sering kali bertentangan dengan akal sehat dan nilai-nilai kebenaran.
Berikut adalah penjelasan tentang bagaimana hawa nafsu menjadi penghalang kebaikan dan musuh bagi akal:
1. Penghalang Kebaikan
• Mendorong kepada keburukan: Hawa nafsu sering kali mengarahkan manusia untuk memilih hal-hal yang menyenangkan sesaat, tetapi berbahaya dalam jangka panjang. Misalnya, kemalasan, kemewahan berlebihan atau perilaku yang tidak etis.
• Melemahkan keimanan: Dalam Islam, hawa nafsu sering dikaitkan dengan godaan syaitan. Ketika manusia tunduk pada hawa nafsunya, mereka menjadi kurang peka terhadap tuntunan agama dan perintah Allah.
• Menunda kebaikan: Seseorang yang dikuasai hawa nafsunya cenderung menunda melakukan amal baik dengan berbagai alasan, seperti kemalasan atau takut terhadap pengorbanan.
2. Melawan Akal
• Menumpulkan logika dan hikmah: Hawa nafsu cenderung membuat seseorang berpikir pendek, hanya memperhatikan kesenangan sesaat tanpa memikirkan dampak jangka panjang. Akal yang seharusnya digunakan untuk mempertimbangkan baik dan buruk menjadi terabaikan.
• Menyulut emosi berlebihan: Hawa nafsu sering kali memperbesar emosi seperti marah, iri hati atau nafsu syahwat yang mengaburkan keputusan rasional.
• Menjadi sumber konflik batin: Akal sering kali memberikan peringatan tentang risiko dan konsekuensi buruk, tetapi hawa nafsu dapat memaksa seseorang untuk tetap memilih jalan yang salah, menimbulkan penyesalan di kemudian hari.
3. Mengatasi Hawa Nafsu
• Meningkatkan ketakwaan: Dengan memperkuat hubungan dengan Allah melalui ibadah seperti sholat, puasa, dan membaca Al-Qur’an, manusia dapat mengendalikan hawa nafsunya.
• Melatih kesabaran: Menahan diri dari hawa nafsu adalah bentuk jihad yang membutuhkan kesabaran dan konsistensi.
• Bersandar pada akal sehat: Mengedepankan akal dalam mengambil keputusan, berdiskusi dengan orang bijak, atau mencari ilmu untuk memperkuat argumen rasional melawan godaan hawa nafsu.
4. Kesimpulan
Hawa nafsu adalah tantangan yang harus diatasi untuk mencapai kebaikan dan menjalani hidup yang sesuai dengan nilai-nilai kebenaran. Melawan hawa nafsu bukan hanya bagian dari perjuangan spiritual, tetapi juga jalan untuk memperkuat akal dan keimanan. Dengan mengendalikan hawa nafsu, seseorang dapat mendekatkan diri kepada Allah dan menjalani kehidupan yang penuh keberkahan.
Abdullah bin Abbas ra berkata, "Hawa nafsu adalah Tuhan yang disembah selain Allah."
Pernyataan Abdullah bin Abbas ra. yang mengatakan, “Hawa nafsu adalah Tuhan yang disembah selain Allah,” mengandung makna yang mendalam tentang bagaimana hawa nafsu dapat menjadi penghalang manusia untuk tunduk sepenuhnya kepada Allah SWT. Ungkapan ini menunjukkan bahwa manusia yang memperturutkan hawa nafsunya seolah-olah menjadikan hawa nafsu itu sebagai "Tuhan" yang mereka patuhi, mengesampingkan perintah Allah dan larangan-Nya.
Makna dan Penjelasan:
1. Hawa Nafsu Sebagai "Tuhan" yang Dipatuhi
o Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman:
أَفَرَءَيۡتَ مَنِ ٱتَّخَذَ إِلَٰهَهُۥ هَوَىٰهُ وَأَضَلَّهُ ٱللَّهُ عَلَىٰ عِلۡمٖ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمۡعِهِۦ وَقَلۡبِهِۦ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِۦ غِشَٰوَةٗ فَمَن يَهۡدِيهِ مِنۢ بَعۡدِ ٱللَّهِۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (QS. Al-Jatsiyah: 23).
Ayat ini menggambarkan bahwa seseorang yang mengikuti hawa nafsunya tanpa batas sama dengan menjadikan hawa nafsu sebagai sesembahannya. Hal ini terjadi ketika seseorang lebih mengutamakan keinginan dirinya daripada ketaatan kepada Allah.
2. Mengabaikan Perintah Allah
o Ketika hawa nafsu menjadi penggerak utama dalam hidup, seseorang cenderung mengabaikan ajaran agama. Contohnya adalah saat seseorang mengetahui apa yang diperintahkan oleh Allah, tetapi mereka tetap memilih jalur yang bertentangan karena terpengaruh oleh nafsunya.
3. Hawa Nafsu dan Penyembahan
o Dalam konteks Islam, penyembahan (ibadah) bukan hanya tentang sujud atau berdoa, tetapi juga tentang ketaatan. Ketika seseorang lebih taat kepada hawa nafsu daripada Allah, secara tidak sadar ia telah menggantikan posisinya sebagai hamba Allah menjadi hamba hawa nafsu.
4. Bahaya Mengikuti Hawa Nafsu
o Hawa nafsu dapat menjerumuskan manusia pada dosa-dosa besar, seperti:
Syirik: Menempatkan sesuatu atau seseorang (termasuk hawa nafsu) pada posisi yang semestinya hanya milik Allah.
Kezaliman: Mengikuti hawa nafsu dapat membuat seseorang berbuat zalim kepada dirinya sendiri atau orang lain.
Kehancuran diri: Nafsu yang tak terkendali sering kali membawa pada kehancuran moral, sosial, bahkan spiritual.
5. Cara Mengendalikan Hawa Nafsu
o Tazkiyatun Nafs (Membersihkan Jiwa): Upaya membersihkan hati dan jiwa dari dominasi hawa nafsu melalui ibadah, taubat, dan memperbanyak zikir kepada Allah.
o Meningkatkan Ilmu dan Hikmah: Dengan memperdalam ilmu agama, seseorang dapat memahami bahaya hawa nafsu dan pentingnya tunduk kepada perintah Allah.
o Meneladani Rasulullah SAW: Nabi Muhammad Saw adalah contoh manusia yang berhasil mengendalikan hawa nafsunya, menjadikan dirinya sebagai suri teladan terbaik.
Kesimpulan
Pernyataan Abdullah bin Abbas ra. mengingatkan kita bahwa mengikuti hawa nafsu adalah bentuk penyelewengan dari tujuan penciptaan manusia, yaitu untuk menyembah Allah semata. Hawa nafsu, jika tidak dikendalikan, dapat menjadi "Tuhan" palsu yang membawa manusia jauh dari Allah dan menghancurkan kehidupannya di dunia dan akhirat.
Dengan memahami bahaya ini, kita diajak untuk senantiasa memohon perlindungan kepada Allah dan berusaha mengendalikan hawa nafsu agar tetap berada di jalan yang benar.
Dr. Nasrul Syarif M.SI.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo