TintaSiyasi.id -- Bencana alam banjir, tanah longsor terjadi di beberapa wilayah di Indonesia salah satunya di Kabupaten Sukabumi yang menyebabkan 1.260 rumah warga rusak. Berdasarkan data perminggu 08 Desember 2024 sore, dari 1.260 rumah yang di laporkan rusak diantaranya sebanyak 428 rumah rusak berat, 230 rumah rusak sedang dan 602 rumah rusak ringan. Data tersebut berpotensi bertambah seiring dengan hasil penanganan bencana gabungan yang terus di lapangan. (Detik.com, 8/12/2024)
Perlu kita teliti lebih mendalam bahwa penyebab bencana yang terus menerus terjadi bukan sekadar faktor alam tetapi karena ulah tangan-tangan manusia. Pembangunan dan kemajuan infrastruktur besar-besaran yang terjadi namun tidak memperhatikan aspek keseimbangan alam. Sebab tata kelola yang salah dalam sistem kapitalisme liberalisme yang memuluskan berbagai proyek tanpa memperhatikan dan mempertimbangkan dampak yang akan dihadapi oleh masyarakat.
Kapitalisme telah memberikan ruang bagi para pemilik modal untuk membangun proyek apa saja bahkan alih fungsi lahan demi keuntungan semata. Tidak sedikit kita menjumpai banyak nya bangunan perumahan yang dibangun hampir ke pelosok-pelosok desa semata demi keuntungan meskipun masyarakat akan merasakan dampak banjir.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Ar-rum ayat 41 bahwa kerusakan di darat dan di laut akibat ulah tangan manusia. Maka banjir yang dirasakan saat ini bukan sekedar bencana alam, tetapi juga terjadi akibat tata kelola yang salah, kebatilan, kemunkaran dilakukan dalam penerapan sistem kapitalisme liberalisme hari ini.
Islam tidak anti terhadap pembangunan, banyak kemajuan pembangunan di dalam sejarah peradaban Islam justru telah terbukti keagungan nya bahkan peninggalan bangunan peradaban Islam bisa kita saksikan sampai saat ini. Banyak peninggalan peradaban Islam bahkan masih berfungsi baik padahal usianya sudah ratusan tahun.
Pembangunan dalam Islam memiliki visi ibadah yaitu penghambaan kepada Allah Ta'ala. Untuk itu jika suatu pembangunan bertentangan dengan aturan Allah atau berdampak pada terzalimi nya hamba Allah, maka pembangunan itu tidak boleh dilakukan. Untuk itu, Islam akan selalu memperhatikan aspek alam dalam pembangunan.
Saatnya negeri ini melakukan muhasabah agar menjadikan sistem Islam kaffah sebagai satu-satunya sistem kehidupan. Karena itu satu-satunya cara untuk mengakhiri ragam bencana ini tidak lain dengan bersegera bertaubat kepada Allah SWT. Taubat harus dilakukan oleh segenap komponen bangsa. Khususnya para penguasa dan pejabat negara. Mereka harus segera bertobat dari dosa dan maksiat sebab meninggalkan syariat Allah SWT. Juga bertaubat dari ragam kezaliman yaitu kezaliman terbesar adalah tidak berhukum dengan hukum Allah SWT.
Karena itu, sudah saatnya kita kembali kepada Allah SWT dengan menerapkan syariah-Nya secara kaffah dalam semua aspek kehidupan yaitu pemerintahan, hukum, politik, ekonomi, pendidikan, sosial, dan lain-lain). Jika syariah Islam diterapkan secara kaffah tentu keberkahan akan berlimpah dari langit dan bumi. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Araf ayat 96.
Kepemimipinan islam akan membangun tanpa merusak sehingga bencana bisa diminimalisir. Kepemimpinan Islam juga akan menjalankan fungsinya sebagai raa'in dan junnah dengan penuh tanggungjawab kepada Allah SWT.
Wallahu a'lam bishshawab. []
Oleh: Farida Marpaung
Aktivis Muslimah