Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Bencana Alam Terjadi Saatnya Muhasabah Diri

Senin, 16 Desember 2024 | 20:31 WIB Last Updated 2024-12-16T13:31:46Z

Tintasiyasi.id.com -- Bencana alam merupakan ketentuan dari Allah Swt. Itu bisa terjadi di mana pun dan kapan pun sebagai ujian dan teguran untuk manusia. Karena pada dasarnya manusia tidak dibiarkan mengatakan bahwa dia sudah beriman tanpa diuji terlebih dahulu.

Justru karena ujian itulah, Allah Swt. mengetahui mana manusia yang bertakwa dan mana yang tidak. Karena sikap kitalah yang nanti dihisab ketika menghadapi ujian itu.

Seperti yang terjadi di Kabupaten Sukabumi, yang diuji oleh Allah Swt dengan adanya banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan tanah yang bergerak/pergerakan tanah.

Itu semua terjadi ketika hujan deras mengguyur sejak hari Senin (2-12-2024) yang mengakibatkan sungai Cimandiri meluap dan merendam puluhan rumah di Kampung Meriuk RT 01 RW 01 Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kecamatan Sukabumi. Banjir melanda hampir merata di wilayah itu dan menelan korban jiwa sebanyak 10 orang meninggal dunia ditambah dua orang yang masih dalam pencarian (detikjabar.com 8-12-2024).

Faktor Penyebab Banjir

Bencana banjir dan longsor kerap diartikan sebagai akibat dari curah hujan yang tinggi yang mengakibatkan sungai-sungai meluap. Namun tidak dapat dimungkiri bahwa bencana tersebut juga ada kaitannya dengan ulah manusia yang menyebabkan kerusakan alam dan lingkungan. 

Begitu banyak pembangunan infrastruktur yang merubah alih fungsi kawasan hutan yang berperan penting dalam ekologis tanah dan penyerapan air. Sehingga kawasan yang hijau berubah menjadi sebuah lahan dengan banyak bangunan.

Seperti di Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, di mana pembangunan infrastruktur proyek eksplorasi panas bumi diadakan di wilayah tersebut. Dengan dalih ingin mencapai swasembada energi.

Kesadaran akan kebersihan lingkungan pun masih sangat kurang. Hal itu dapat dilihat dengan banyaknya orang yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Padahal itu juga bisa memicu datangnya banjir.

Karena banyak saluran pembuangan air menjadi tersumbat akibat banyaknya sampah yang masuk ke dalamnya. Dalam hal ini dibutuhkan kerjasama yang baik antara warga satu dan lainnya untuk saling mengingatkan akan pentingnya kebersihan lingkungan di mana mereka tinggal.

Mitigasi yang dilakukan oleh penguasa dalam menghadapi bencana banjir dan longsor pun terkesan seadanya. Sehingga ketika terjadi bencana tersebut, rakyat tidak siap menghadapinya. Ketika penanggulangan bencana dari tahun ke tahun tidak menunjukkan perubahan yang berarti, maka itulah bukti betapa lalainya penguasa dalam mengurus rakyatnya. Di mana pun bencana alam terjadi itu bersifat sistematis. Karena kesalahan sistem yang digunakan maka terjadilah bencana secara berulang.

Cara Islam Menanggulangi Bencana

Fungsi pemimpin atau penguasa dalam Islam itu mengurusi urusan umat (raa'in) dan menjaga mereka (junnah). Yang menjadi tolok ukur dalam memimpin rakyatnya adalah syariat Islam yang sumber hukumnya adalah Al-Qur'an dan As-Sunah.

Kebijakan paling mendasar yang diambil adalah menerapkan aturan yang tidak merusak lingkungan. Serta tidak membiarkan hal-hal yang dapat mengundang azab Allah Swt.

Dengan melimpahnya SDA yang dikelola oleh negara menjadikan penguasa dalam Islam melakukan mitigasi secara maksimal. Sehingga ketika bencana alam terjadi dapat diatasi secara maksimal pula.

Islam pun tidak anti terhadap pembangunan. Bahkan dalam sejarah peradaban Islam banyak terdapat bangunan-bangunan megah untuk menunjang kemaslahatan umat.

Jika ada lahan yang subur, tidak lantas dijadikan kawasan industri ataupun permukinan. Tetapi digunakan untuk pertanian dan perkebunan. Sehingga dapat mencegah terjadinya banjir. Dan jika ada proyek pembangunan yang membawa mudarat dan menzalimi umat, maka proyek tersebut tidak akan dilanjutkan.

Begitulah antara lain cara Islam dalam mengatur urusan umat untuk menghadapi bencana alam. Saatnya muhasabah diri. Mengapa begitu banyak bencana terjadi? Tidak lain karena aturan Islam diabaikan.

Allah Swt. berfirman, 

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia. Agar Allah merasakan kepada mereka akibat perbuatan mereka sendiri. Dan supaya mereka kembali ke jalan yang benar” (surah Ar-Ruum ayat 41). Wallahu’alam bishshawwab.[]

Oleh: Yuli Juharini
(Aktivis Muslimah)

Opini

×
Berita Terbaru Update