Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Urgensi Peran Pemuda dalam Perjuangan Islam

Minggu, 03 November 2024 | 21:34 WIB Last Updated 2024-11-03T14:34:39Z
TintaSiyasi.id -- Muda foya-foya, mati masuk surga. Begini anggapan sebagian anak muda di zaman sekarang. Hidup sesuka mereka yang penting katanya bahagia. Terlepas melanggar aturan atau tidak. Itu semua tak menjadi pertimbangan bagi mereka. Parahnya, anak muda zaman sekarang juga kehilangan arah. Sehingga hidupnya hanya mengalir tanpa tujuan dan sebatas mengikuti trend tanpa memiliki prinsip. Tak sedikit diantara mereka  saat ini yang tengah terjerat virus liberalisme yang mematikan identitas mereka sebagai muslim. 

Padahal Islam telah mengikat penganutnya dengan berbagai aturan, termasuk semua hal tentang kehidupan remaja. Tapi miris, jauhnya pemuda dari Islam menjadikan mereka rapuh, krisis mental bahkan berujung kehancuran. 

Kini terjadi lagi kasus bunuh diri yang dilakukan oleh remaja di area parkir Metropolitan Mall, Bekasi, Selasa (22/10/2024), hingga kini masih ditelusuri. Terlepas dari siapa sosoknya dan apa pun motifnya, insiden remaja bunuh diri ini memberikan gambaran adanya problem kerapuhan mental generasi muda (kompas.id, 24/10/2024).

Kejadian ini, satu diantara banyaknya persoalan yang menimpa anak bangsa. Cita-cita untuk mewujudkan pemuda sebagai penerus bangsa tampaknya hanya sebatas angan. Jauh panggang dari api, begini   kata peribahasanya. Pemuda hari ini bahkan hanya menjadi sampah masyarakat yang meresahkan, bagaimana tidak, pemuda yang telah tenggelam dalam kehidupan hedonisme barat menjadikan mereka akan menghalalkan segala cara untuk memuaskannya. Hanya sekadar ingin dapat I phone, ada yang rela menjual diri dan kehormatannya kepada om-om hidung belang.

Ada juga yang mencuri uang orang tuanya hanya sekadar memenuhi tuntutan gaya hidup dan lain sebagainya. Pantas saja, banyak kawula muda yang mudah depresi, stres dan pesimis dengan hidup karena mereka merasa tak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Kebahagiaan hanya diletakkan pada seujung kuku yang sama sekali tak berharga, itulah dunia. 

Karenanya harus ada peningkatan taraf berpikir para pemuda. Kemerosotan cara pandang mereka terhadap kehidupan menjadikan mereka lemah dan bermental kerupuk. Seolah tak ada tempat lagi untuk bersandar, seakan tak ada jalan untuk kembali dan seperti semua jalan telah buntu untuk dia lalui sehingga solusi untuk masalahnya adalah bunuh diri. Selain bunuh diri ada yang melampiaskan dengan narkoba dan zina. Na'udzubillah. 

Nikmat sesaat ini nyatanya telah membutakan mata para pelakunya serta abai dengan akibatnya. Demi kesenangan sesaat lupa dengan akhirat. Padahal di dunia saja telah Allah tampakkan kerusakannya konon lagi di akhirat berupa siksaan yang amat pedih bagi para pelaku maksiat. Ditambah lagi dengan keimanan pemuda muslim hari ini terhadap hari pembalasan sangat jauh dari sempurna. Alih-alih disuruh beriman kepada yang ghaib, Allah saja sebagai penciptanya ia tidak kenal. Mereka dididik oleh kejamnya sistem ini. Sistem demokrasi yang menjamin kebebasan berekspresi tanpa batas berakhir bablas. Melahirkan pemuda muslim yang tak bangga dengan Islam tapi sebaliknya terus menerus mengagumi Barat yang secara tersirat memerangi Islam melalui pemikiran. 

Barat tak berhenti menghancurkan pemuda demi memuluskan kepentingannya yakni untuk mengubur Islam dan mencabut hingga ke akar-akarnya. Sayangnya, pemuda muslim tak menyadari hal itu. Mereka dijadikan agen-agen untuk menyampaikan ide-ide yang memprovokasi Islam dan penganutnya. Sehingga tak jarang kita jumpai berseliweran seminar pemuda dengan tajuk deradikalisasi padahal sejatinya mereka sedang menggemborkan isu deislamisasi yaitu perang melawan Islam. 

Wahai pemuda, ayo buka kembali sudut pandang kita sebagai muslim. Standar perbuatan seorang hamba adalah halal haram dan terikat kepada hukum Syara'. Allah yang maha sempurna cukup menjadi penolong baginya. Dan surga seluas langit dan bumi tampaknya tak mampu kalahkan kenikmatan dunia yang hanya setetes. 

Ia akan senantiasa bangga dengan keislamannya. Dengan menampakkan secara terang-terangan kebenaran Islam serta menentang segala kekufuran. Saatnya para pemuda bangkit dengan Islam. Bangkit dari tidur lelap kalian. Tidak melulu malas gerak dan  malas berpikir. Islam mampu menaikkan taraf berpikir kalian tentang kehidupan. Ketika kalian sudah dapatkan semua itu maka, bukan hanya masalah kalian yang selesai tetapi sejatinya kalian juga mampu menyelesaikan masalah umat. 

Berjuanglah demi peradaban gemilang di masa yang akan datang. Sudah saatnya bangkit dari kemalasan. Bulatkan tekad untuk perjuangan menegakkan khilafah. Yang dengannya kemuliaan Islam dan kaum muslimin akan mewujud nyata. Karena jika pun tak sempat melihat khilafah tegak tapi setidaknya mati di atas jalan perjuangan menegakkannya. Wallahu 'alam.


Oleh: Jumratul Sakdiah, S.Pd.
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update