TintaSiyasi.id-- Pengamat Ekonomi Syariah Ustazah Nida Sa’adah menjelaskan bahwa sistem ekonomi kapitalistik dalam memberikan solusi negeri ini menghasilkan regulasi yang sangat buruk.
“Solusi yang diberikan dalam sistem ekonomi kapitalistik yang hari ini juga ditiru, diterapkan di negeri ini menghasilkan satu langkah regulasi yang sangat buruk,” paparnya dalam Rilis Data BPS Nov 2024, Apakah Ekonomi Indonesia Baik-Baik Saja? Economic Understanding di kanal YouTube Supremacy, Jumat (15-11-2024).
Menurutnya, hal itu karena senantiasa fokus pada peningkatan produksi barang dan jasa, sehingga kalau bicara siapa nanti yang bisa menikmati produksi barang dan jasa itu, maka tentu saja siapapun yang memiliki kekayaan dan siapapun yang bisa memiliki penghasilan bisa mendapatkannya.
Ia menambahkan, ini menjadi konsekuensi logis dari buruknya regulasi hasil penerapan sistem ekonomi kapitalis, jika melihat rakyat yang tidak memiliki kekayaan maka tidak mampu memenuhi kebutuhannya.
“Adapun bagi rakyat yang tidak memiliki kekayaan maka tentu dampaknya dia tidak bisa memenuhi kebutuhan, itu sudah konsekuensi logis regulasi buruk yang dihasilkan dalam sistem ekonomi kapitalis sekuler yang hari ini juga dipraktekkan di negeri ini,” terangnya.
Ia mengatakan, fatalnya, ketika fokus hanya pada pertumbuhan kebanyakan negeri-negeri kaum muslim membiayai pertumbuhan dengan utang. “Fatalnya kemudian kalau kita lihat ketika satu negara itu fokus pada pertumbuhan, pada akhirnya nanti pada saat pertumbuhan itu telah berhasil diwujudkan dan kebanyakan negeri-negeri kaum muslimin itu membiayai pertumbuhan itu dengan mencari utang, baik dari negara besar atau dari lembaga keuangan internasional,” jelasnya.
Ustazah Nida melanjutkan, yang berdampak pertama kali untuk membayar semua utang negara demi angka pertumbuhan tadi, tidak lain adalah mayoritas masyarakat yang kebanyakan dari mereka itu miskin, dengan meningkatnya tarif pajak dan beberapa pungutan lain.
Hal ini akan menjadi, tambahnya, persoalan yang sama bagi negeri-negeri kaum muslimin yang masih fokus pada pertumbuhan ekonomi. Membuat masyarakat semakin miskin, padahal sumber daya alam negeri ini begitu berlimpah.
“Jadi semua negeri kaum muslimin ini menghadapi persoalan yang sama, ketika fokus pertumbuhan ekonomi itu menjadi acuan dalam pembangunan ekonominya, masyarakat semakin miskin. Padahal di tengah mayoritas masyarakat miskin, Allah itu sebetulnya memberikan sumber daya alam melimpah ruah di negeri itu,” pungkasnya. [] Sin.