TintaSiyasi.id-- Menurut Imam Abu Laits Assamarqandi, seorang ulama terkemuka dalam ilmu akhlak dan tasawuf, orang yang benar-benar mengenal Allah SWT (ma’rifatullah) akan memiliki beberapa sikap dan karakteristik khusus dalam kehidupannya.
Sikap-sikap ini menunjukkan tingkat ketakwaan dan keikhlasan yang tinggi, karena mereka memahami kebesaran, rahmat, serta kehendak Allah SWT dalam setiap aspek kehidupan. Berikut ini adalah sikap orang yang mengenal Allah SWT menurut Imam Abu Laits Assamarqandi:
1. Takut kepada Allah SWT (Khauf)
Orang yang mengenal Allah SWT akan merasa takut untuk melanggar perintah dan larangan-Nya. Rasa takut ini bukanlah rasa takut biasa, tetapi rasa hormat dan pengagungan terhadap kebesaran Allah SWT yang menciptakan dan menguasai segala sesuatu. Khauf juga mendorong seseorang untuk terus berupaya menjaga diri dari perbuatan dosa, karena mereka sadar akan konsekuensi dosa di dunia dan akhirat. Allah SWT berfirman, “Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga” (QS. Ar-Rahman: 46).
2. Bersyukur (Syukur)
Orang yang mengenal Allah akan selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan, baik besar maupun kecil. Syukur ini muncul dari pemahaman bahwa semua yang dimiliki dan dialami adalah karunia dari Allah SWT. Mereka tidak hanya bersyukur ketika menerima nikmat, tetapi juga ketika menghadapi ujian, karena mereka meyakini bahwa ujian adalah cara Allah untuk mendekatkan hamba-Nya kepada-Nya. Bersyukur dalam pandangan Imam Assamarqandi meliputi syukur dengan hati (mengakui nikmat Allah), syukur dengan lisan (memuji Allah), dan syukur dengan tindakan (menggunakan nikmat untuk kebaikan).
3. Sabar dalam Menghadapi Ujian (Sabr)
Kesabaran adalah ciri utama bagi orang yang mengenal Allah SWT. Mereka memahami bahwa kehidupan dunia adalah tempat ujian dan bahwa setiap ujian adalah kehendak dan rencana Allah. Mereka sabar dalam menghadapi musibah dan tetap bersyukur serta ikhlas menerima takdir-Nya. Mereka percaya bahwa di balik setiap ujian, ada hikmah dan kebaikan yang Allah siapkan, bahkan jika mereka belum memahaminya. Firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 155, “Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”
4. Rasa Cinta yang Mendalam kepada Allah SWT (Mahabbah)
Orang yang mengenal Allah SWT akan merasakan kecintaan yang mendalam kepada-Nya. Cinta ini melampaui kecintaan pada hal-hal duniawi, bahkan melebihi cinta mereka kepada diri sendiri. Mahabbah kepada Allah mendorong seseorang untuk selalu mendekatkan diri kepada-Nya, baik melalui ibadah, doa, maupun berbuat baik kepada sesama. Mereka merasakan kebahagiaan ketika dapat melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya karena kecintaan itu sendiri telah menguasai hati mereka. Mereka selalu berusaha mencari ridha Allah dalam setiap tindakan.
5. Rendah Hati dan Tawadhu’
Orang yang mengenal Allah SWT menyadari kebesaran Allah dan betapa kecilnya manusia di hadapan-Nya. Kesadaran ini mendorong mereka untuk memiliki sikap rendah hati dan tawadhu’. Mereka tidak merasa bangga dengan kelebihan yang dimiliki karena menganggap semuanya adalah pemberian Allah. Mereka tidak sombong, karena paham bahwa segala sesuatu yang mereka miliki bisa diambil kapan saja oleh Allah. Dengan rendah hati, mereka senantiasa menghormati orang lain dan bersikap lembut serta santun.
6. Selalu Mengingat Allah (Dzikir)
Orang yang mengenal Allah SWT akan sering mengingat-Nya dalam berbagai situasi, baik senang maupun susah. Dzikir bukan hanya sebagai ibadah lisan, tetapi juga penghayatan dalam hati. Mereka menyadari bahwa dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tenteram dan segala persoalan akan terasa ringan. Mereka tidak hanya berdzikir dalam waktu tertentu, tetapi menjadikan ingatan kepada Allah sebagai bagian dari keseharian mereka, sehingga Allah selalu hadir dalam setiap langkah hidup mereka. Dzikir menguatkan iman dan membuat mereka lebih dekat kepada-Nya.
7. Bertaubat dan Memohon Ampunan (Tawbah)
Orang yang mengenal Allah SWT memahami bahwa manusia adalah makhluk yang lemah dan sering berbuat dosa. Mereka tidak sombong dengan amalnya dan selalu bertaubat setiap kali merasa khilaf atau lalai. Mereka memahami bahwa Allah Maha Pengampun dan selalu membuka pintu taubat bagi hamba-Nya yang sungguh-sungguh bertaubat. Mereka berusaha menjauhkan diri dari dosa dan bertaubat dengan penuh penyesalan, serta berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.
8. Mengutamakan Akhirat daripada Dunia
Orang yang mengenal Allah SWT memahami bahwa dunia adalah tempat persinggahan sementara dan bahwa kehidupan akhirat adalah tujuan utama. Sikap ini membuat mereka lebih fokus dalam mengejar amal kebaikan dan memperbanyak ibadah sebagai bekal menuju akhirat. Mereka tidak tergoda oleh gemerlapnya dunia, karena paham bahwa kenikmatan dunia tidak sebanding dengan kenikmatan yang Allah janjikan di surga. Mereka hidup dengan kesederhanaan dan lebih banyak memikirkan amal apa yang dapat mereka lakukan untuk akhirat.
9. Berbuat Baik kepada Sesama (Ihsan)
Orang yang mengenal Allah akan berusaha berbuat baik kepada sesama. Ihsan atau kebaikan kepada orang lain adalah wujud dari keimanan yang kuat. Mereka senang membantu, memberikan pertolongan, dan berbagi kepada orang yang membutuhkan. Mereka merasa bahwa berbuat baik adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan ridha-Nya. Mereka tidak berharap pamrih atau pujian dari manusia, tetapi hanya mengharapkan pahala dan ridha Allah.
10. Menghindari Sifat-Sifat yang Buruk
Orang yang mengenal Allah akan berusaha menghindari sifat-sifat buruk seperti sombong, iri hati, hasad, dan dengki. Mereka memahami bahwa sifat-sifat tersebut merusak hati dan menjauhkan dari Allah SWT. Imam Assamarqandi menekankan pentingnya membersihkan hati dari penyakit-penyakit tersebut, karena hati yang bersih akan lebih mudah menerima hidayah Allah dan lebih tenteram dalam ketaatan kepada-Nya.
11. Selalu Berserah Diri kepada Allah (Tawakal)
Tawakal adalah sikap berserah diri kepada Allah SWT setelah melakukan segala ikhtiar atau usaha. Orang yang mengenal Allah memahami bahwa hasil akhir dari segala usaha sepenuhnya berada di tangan Allah. Mereka tidak menjadi resah atau kecewa jika hasil yang mereka peroleh tidak sesuai harapan, karena mereka yakin bahwa Allah memiliki rencana terbaik. Tawakal mengajarkan ketenangan batin dan keikhlasan dalam menerima segala takdir Allah.
12. Menjaga Amanah dan Menepati Janji
Orang yang mengenal Allah akan selalu menjaga amanah dan berusaha menepati janji, karena mereka tahu bahwa Allah mengawasi setiap perbuatan mereka. Mereka memiliki kesadaran tinggi akan tanggung jawab, baik dalam pekerjaan, hubungan, maupun kehidupan sehari-hari. Mereka menyadari bahwa segala sesuatu akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah, sehingga mereka senantiasa berhati-hati dalam bertindak.
Imam Abu Laits Assamarqandi mengajarkan bahwa orang yang benar-benar mengenal Allah akan memancarkan kebaikan, ketenangan, dan ketakwaan dalam setiap aspek kehidupannya. Mereka memiliki hati yang lembut, kuat dalam beribadah, dan rendah hati dalam kehidupan sosialnya, karena mereka selalu merasa dekat dengan Allah dan hidup dalam bimbingan-Nya.
Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo