TintaSiyasi.id -- Kue-kue telah habis dibagikan. Masing-masing telah mendapat bagian. Siap untuk dinikmati sendirian. Ditambah acara healing berkedok pembekalan. Katanya, agar visi dan misi tersatukan. Untuk mencapai perubahan. Rakyat pun digantung harapan. Menunggu keadilan dan kesejahteraan terealisasikan. Tanpa ada aksi yang menyesuaikan. Lalu untuk apa mereka memegang kekuasaan?
Jajaran anggota Kabinet Merah Putih (KMP) pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka telah selesai mengikuti Akademi Militer (Akmil) di Magelang, Jawa Tengah. Akmil dilaksanakan selama 3 hari mulai Jum’at 25 Oktober 2024 – Minggu 27 Oktober 2024. (Liputan6.com, 28/10/2024)
Termasuk dari rencana Presiden RI kita Prabowo Subianto. Yaitu memberangkatkan para anggota ke Magelang dengan menggunakan pesawat Hercules. Untuk memperkenalkan salah satu institusi pemerintahan, yaitu institusi pertahanan. Banyak manfaat yang didapat dari pesawat Hercules. Contohnya, bisa angkut barang, pasukan, dapat memberi bantuan cepat kalau ada rencana, dan bisa evakuasi korban. Para jajaran KMP juga diberi vitamin. Harapannya, agar semua anggota tetap dalam keadaan sehat selama retreat.
Menurut Raja Juli Antoni, acara retreat ini tentu akan menambah kejelasan visi, misi dan tujuan serta orientasi pemerintahan yang dipimpin pak Prabowo. Dilihat dari komunikasi antar para menteri pasca acara, dengan komunikasi yang sangat cair bahkan saling canda membuktikan keberhasilan acara ini dalam menyatukan para menteri yang berbeda-beda asalnya. Para pejabat KMP tentu akan kembali dengan sangat membara mensukseskan pemerintahan di bawah pimpinan Prabowo-Gibran yang berorientasi kepada kesejahteraan rakyat dan kemandirian bangsa.
Dari sini muncul pertanyaan, apakah diadakannya retreat kepada para jajaran KMP ini akan memberi manfaat untuk rakyat? Akankah menciptakan perubahan dengan keadilan dan kesejahteraan? Memang para pejabat tersebut telah dilatih untuk menjadi pejabat yang disiplin dan sinergi. Tapi jika aturan yang diterapkan adalah sistem sekuler demokrasi kapitalisme. Tentu mereka akan siap kerja hanya untuk kepentingan pribadi. Bagaimana caranya untuk mempertahankan dan memperpanjang kekuasaan mereka.
Dikuatkan fakta mengenai KMP yang dibentuk dengan spirit bagi-bagi kue kekuasaan. Dan bukan berdasarkan integritas dan profesionalitas. Dibuktikan adanya tukar guling antar parpol yang diakui oleh ketua umum partai Golkar Bahlil Lahadia dengan partai Gerindra. Itu sudah menadi tabiat dalam sistem kapitalisme. Urusan manfaat pribadi yang paling utama. Urusan rakyat yang manfaatnya bagi mereka tidak seberapa, nanti- nanti saja.
Pada hakikatnya kekuasaan itu adalah amanah. Seseorang yang memegangnya tentu harus melaksanakan sebaik-baiknya. Amanah kekuasaan ini bisa menjadi beban pemangkunya di dunia sekaligus bisa mendatangkan siksa bagi dirinya di akhirat. Hanya para pemimpin yang punya sifat kasih sayang dan adil yang akan selamat di hadapan pengadilan Allah Swt di akhirat kelak. Baginda Rasulullah SAW bersabda :
اول الامارة ملامة, وثانيها ندامة,و ثالثها عذاب من الله يوم القيامة الا من رحم و عدل
“Kepemimpinan itu awalnya bisa mendatangkan cacian. Kedua bisa berubah menjadi penyesalan, dan ketiga bisa mengundang adzab dari Allah Swt pada hari kiamat. Kecuali orang yang memimpin dengan kasih sayang dan adil.” (HR. ath-Thabrani)
Terlihat pada fakta sekarang. Penguasa di negara ini jauh dari kata kasih sayang. Banyak rakyat Indonesia yang tak punya tempat tinggal, sulit mencari makan hingga kurus kerontang. Sedangkan penguasanya terus hidup dalam keadaan nyaman dan kenyang. Bahkan tak segan membuat aturan yang mencekik rakyat. Seperti pajak, tapera, BPJS dan lain lain.
Dalam hal ini, Islam memandang kekuasaan adalah suatu amanah. Oleh karena itu khalifah akan memilih pembantu urusannya tentu hanya dari kalangan orang terbaik dari yang terbaik. Yang memiliki syakhsiyah Islam yang tinggi. Sehingga amanah tersebut diberikan kepada orang yang layak. Yang pastinya layak berdasarkan kategori Syariah. Allah SWT berfirman :
انّ الله يأمركم ان تؤدوا الامانات الى اهلها فإذا حكمتم بين الناس ان تحكموا بالعدل
“Sungguh Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya. Dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil.” (QS An-Nisa : 58)
Penyebutan kata layak dilihat dari penerapan aturan Allah dalam kehidupan dengan kekuasaan yang dipunya. Memelihara urusan dan maslahat umat. Menjaga Islam dan melindungi umat. Dengan begitu, kekuasaan akan menjadi kebaikan dan mendatangkan keberkahan bagi semua. Tentu saja kekuasaan seperti ini hanya akan terwujud dalam sebuah negara dengan pemerintahan Islam. yakni Khilafah Islamiyah. Yang menerapkan Islam secara kaffah. Bukan dalam wujud pemerintahan yang anti Syariah. Entah itu sistem demokrasi atau yang lain.
Oleh karena itu, sudah menjadi keharusan bagi setiap Muslim untuk memilih penguasa yang layak untuk melaksanakan amanah mengurus umat. Sesuai aturan baik yang dibuat oleh tuhan yang maha baik dan tentu saja akan menghasilkan kehidupan yang baik pula. Yaitu aturan Islam dari Allah SWT. Sudah tugas kita pula untuk mendakwahkan tegaknya penerapan Islam kaffah di dunia ini. Wallahu a'lam bishshawab. []
Oleh: Tsaqifa Nafi’a
(Komunitas LenSantri)