TintaSiyasi.id-- Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, seorang ulama besar dan sufi, menekankan pentingnya sikap ridha (kepasrahan dan menerima ketentuan Allah) dan qana'ah (merasa cukup dan puas dengan rezeki yang diberikan Allah) sebagai kunci untuk mencapai ketenangan jiwa dan kedekatan dengan Allah. Menurut beliau, dua sikap ini sangat penting dalam menjalani kehidupan, terutama dalam menghadapi ujian dan cobaan.
Berikut ini adalah pandangan Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani tentang pentingnya ridha dan qana'ah:
1. Ridha sebagai Bentuk Kepasrahan yang Mendalam:
o Menghilangkan Gelisah dan Keluhan: Ridha berarti menerima segala sesuatu yang datang dari Allah dengan lapang dada. Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani mengajarkan bahwa menerima takdir Allah dengan penuh ridha menghilangkan rasa gelisah dan kecemasan dalam hati, sebab kita yakin bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak-Nya yang Maha Bijaksana.
o Bukti dari Kecintaan kepada Allah: Sikap ridha menunjukkan cinta seorang hamba kepada Allah, karena ia rela dan menerima apa pun ketetapan dari-Nya tanpa mempertanyakan. Hati yang ridha menunjukkan ketenangan dan ikhlas dalam segala keadaan, baik suka maupun duka.
2. Qana'ah sebagai Sikap Merasa Cukup dan Syukur:
o Menghindarkan Diri dari Ketamakan: Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani mengajarkan bahwa qana'ah menjaga kita dari sikap tamak dan rakus yang seringkali merusak ketenangan batin. Dengan qana'ah, kita belajar untuk merasa cukup dengan apa yang telah Allah karuniakan, sehingga kita tidak selalu merasa kurang atau iri terhadap apa yang dimiliki orang lain.
o Menumbuhkan Rasa Syukur: Qana'ah mendorong kita untuk mensyukuri segala nikmat, berapa pun besar atau kecilnya. Ini membentuk jiwa yang selalu melihat segala hal dari sisi positif dan memaknai setiap rezeki sebagai anugerah Allah.
3. Ridha dan Qana'ah Membawa Ketenangan Hati:
o Melepaskan Ketergantungan pada Dunia: Dengan memiliki sikap ridha dan qana'ah, seorang hamba tidak lagi menggantungkan kebahagiaannya pada hal-hal duniawi. Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani menekankan bahwa kedamaian sejati hanya bisa dicapai ketika hati tidak terikat pada dunia, melainkan kepada Allah yang Maha Pemurah.
o Memperkuat Tawakal dan Keimanan: Sikap ini membantu kita untuk bertawakal kepada Allah, menerima bahwa segala rezeki dan ketentuan ada dalam kendali-Nya. Dengan demikian, iman seseorang semakin kokoh, karena ia menyandarkan segala urusan kepada Allah, baik itu rezeki, kesehatan, maupun keselamatan.
4. Menjaga Hubungan dengan Sesama Manusia:
o Menghindari Konflik dan Hasad: Ridha dan qana'ah mencegah kita dari perselisihan dan rasa iri terhadap orang lain. Dengan hati yang puas dan ridha, kita mampu menjaga hubungan baik dengan sesama dan tidak terganggu oleh persaingan atau perbedaan rezeki yang dimiliki orang lain.
o Mendukung Rasa Peduli dan Berbagi: Ketika merasa cukup, seseorang lebih mudah berbagi rezeki dan peduli pada orang lain. Ini adalah salah satu bentuk amal dan kebaikan yang disukai oleh Allah.
Kesimpulan
Sikap ridha dan qana'ah menurut Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani adalah jalan untuk mencapai ketenangan jiwa, kebahagiaan, dan kedekatan dengan Allah. Dengan menerima ketetapan Allah dan merasa cukup atas rezeki yang diberikan, kita akan memiliki hati yang damai, iman yang kokoh, serta hubungan yang baik dengan sesama.
Sikap Ridha dan Qana'ah menurut Ibnu Athaillah.
Ibnu Athaillah as-Sakandari, seorang sufi besar yang terkenal dengan karya al-Hikam, juga menekankan pentingnya sikap ridha (kepasrahan dan penerimaan ikhlas atas ketentuan Allah) dan qana'ah (merasa cukup dan puas dengan rezeki yang diberikan Allah). Menurut beliau, dua sikap ini menjadi pondasi dalam menjalani kehidupan yang harmonis, khususnya dalam meraih ketenangan hati dan kebahagiaan spiritual.
Berikut pandangan Ibnu Athaillah tentang sikap ridha dan qana'ah:
1. Ridha: Kepasrahan yang Menghantarkan pada Kedamaian Jiwa
• Ridha sebagai Tanda Ketenangan dan Keyakinan: Bagi Ibnu Athaillah, ridha berarti menerima segala hal yang ditakdirkan Allah dengan sepenuh hati tanpa penolakan. Ia percaya bahwa hati yang ridha pada ketetapan Allah akan mencapai ketenangan dan ketenteraman sejati, karena menerima bahwa semua yang terjadi sudah diatur oleh Yang Maha Bijaksana.
• Ridha adalah Bentuk Cinta kepada Allah: Menurut Ibnu Athaillah, orang yang ridha pada ketentuan Allah sejatinya menunjukkan cinta dan kepatuhan kepada-Nya. Ridha adalah bentuk penghambaan sejati, di mana seseorang tidak menuntut sesuatu yang lain, tetapi yakin bahwa apa yang dipilihkan oleh Allah adalah yang terbaik.
• Menjauhkan Diri dari Keluh Kesah: Ibnu Athaillah menekankan bahwa sikap ridha melatih seseorang untuk tidak mengeluh dan gelisah ketika menghadapi ujian atau kekurangan, sebab ia yakin bahwa semua kejadian ada hikmahnya.
2. Qana'ah: Merasa Cukup dan Syukur atas Apa yang Diberikan Allah
• Qana'ah sebagai Bentuk Syukur yang Hakiki: Menurut Ibnu Athaillah, qana'ah adalah merasa cukup dengan apa yang telah diberikan Allah, tidak berlebih-lebihan dalam menginginkan hal-hal duniawi. Dengan sikap ini, seseorang akan lebih mudah bersyukur dan menghargai nikmat Allah, berapa pun besarnya.
• Menghindarkan Diri dari Ketergantungan pada Dunia: Ibnu Athaillah menekankan bahwa qana'ah menjaga seseorang dari ketergantungan yang berlebihan pada dunia dan harta benda. Menurutnya, orang yang memiliki qana'ah akan selalu merasa cukup dengan apa yang ada dan tidak mudah tergoda oleh hal-hal yang mungkin membuatnya lalai.
• Mengurangi Hasrat pada Hal-Hal yang Sia-Sia: Qana'ah juga mengurangi hasrat untuk mengejar hal-hal yang tidak mendatangkan manfaat sejati. Bagi Ibnu Athaillah, sikap ini akan membuat hidup seseorang lebih fokus pada hal-hal yang bermakna dan mendekatkan diri kepada Allah.
3. Ridha dan Qana'ah: Jalan Menuju Kedekatan dengan Allah
• Memperkuat Tawakal dan Keikhlasan: Dengan ridha dan qana'ah, seseorang belajar berserah diri dan bertawakal kepada Allah dalam segala urusan. Ibnu Athaillah mengajarkan bahwa sikap ini memperkuat ikhlas seseorang, karena ia tidak lagi berharap pada makhluk atau dunia, tetapi hanya berharap pada Allah semata.
• Menjauhkan Hati dari Kecemasan dan Ketakutan: Ibnu Athaillah menyatakan bahwa ridha dan qana'ah menghilangkan ketakutan dan kecemasan yang muncul karena ketergantungan berlebihan pada dunia. Orang yang ridha dan qana'ah akan merasa tenang karena percaya bahwa Allah yang Maha Kuasa selalu mengatur segala sesuatunya dengan bijak.
• Membentuk Hati yang Lembut dan Bersyukur: Sikap ridha dan qana'ah melatih hati menjadi lembut, mudah bersyukur, dan tidak mudah terombang-ambing oleh cobaan atau kesenangan yang sementara. Dengan begitu, hati menjadi lebih mudah untuk dekat kepada Allah dan merasakan kehadiran-Nya dalam segala hal.
Kesimpulan
Menurut Ibnu Athaillah, sikap ridha dan qana'ah adalah kunci penting untuk meraih ketenangan hati dan kedekatan dengan Allah. Dengan ridha, seseorang belajar menerima segala ketetapan Allah tanpa keluhan, sedangkan dengan qana'ah, ia belajar untuk merasa cukup dan mensyukuri segala nikmat yang telah Allah berikan. Kedua sikap ini tidak hanya membantu dalam meraih ketenangan jiwa tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah dan menjadikan hidup lebih bermakna.
Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo