Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Pengasuh MT Darul Hikmah: Berharap Hak Asasi Warga Palestina kepada Amerika itu Terlalu Jauh

Senin, 18 November 2024 | 09:50 WIB Last Updated 2024-11-18T02:51:33Z
TintaSiyasi.id -- Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika dalam Pemilu AS 2024, ada pihak yang menaruh harapan hak asasi warga Palestina kepadanya, namun menurut Pengasuh MT Darul Hikmah Ustaz M. Taufik NT, itu terlalu jauh.

"Jadi, kalau kita berharap hak asasi warga Palestina kepada Amerika itu terlalu jauh," tutur Ustaz M. Taufik, NT, di kanal YouTube Khilafah News, Kabar Petang: Haram Berharap Kepada Penguasa Barat Imperialis Pelindung Zionis, Jumat (15/11/2024).

Jangankan hak asasi warga Palestina, hak asasi warga Amerika sendiri, kata Ustaz Taufik tifak diurus. Hal itu bisa dilihat sampai sekarang warga Amerika terutama kulit hitam keturunan Afrika itu nasibnya tidak baik-baik saja. Ada media mengatakan bahwasanya orang kulit hitam berpeluang lebih tiga kali untuk dibunuh oleh polisi di sana dibandingkan orang kulit putih, dan 4,5 kali lebih mungkin untuk dipenjara di Amerika.

Ia menilai kepentingan Amerika di Palestina ini bukan hak asasi tetapi karena ingin hegemoninya, ingin menjajah di sana dan di negeri-negeri yang lain. "Ini karena di Timur Tengah sumber daya alamnya melimpah. Minyak itu 65 persen lebih dari cadangan minyak dunia ada di Timur Tengah," tegasnya.

Ia melanjutkan, sumber daya alamnya juga begitu melimpah. Daerah sekitar Palestina dan negara tetangganya di Timur Tengah itu lebih dari sepuluh kali lipat kekayaan Amerika dan Eropa. Sehingga wilayahnya kaya, perlu ada agen yang dipelihara di sana.

Dia menyebut ada dua kegunaannya, pertama, untuk menancapkan pengaruh Amerika di Timur Tengah. Kedua, Israel ditempatkan di sana agar pemimpin-pemimpin negeri Arab di sekitar Palestina yang itu tunduk kepada Amerika mempunyai legitimasi untuk didukung oleh rakyatnya.

"Misalnya dengan mengecam Israel , bahkan dulu pada perang kayak perang Arab itu kan awalnya pemimpin Mesir Anwar saddad tidak begitu populer. Enggak begitu didukung rakyat," bebernya.

Tetapi, ujarnya, begitu dimunculkan ada perang dengan Israel, walaupun perang sekedar gimmick. Termasuk di Yordania yang mengerahkan pasukan tetapi tidak untuk berperang sehingga akhirnya kalah. Kalahnya itu prajurit banyak jadi korban.

"Setelah itu penguasa-penguasa negeri-negeri yang dalam tanda kutip melawan dengan Israel itu kan akhirnya disukai oleh rakyat," tandasnya.

Apa yang telah disebutkan di atas, adalah salah satu fungsinya. Kemudian minyak itu tetap mengalir deras ke negeri-negeri penjajah.

"Ini tetap harus didukung supaya kepentingannya tetap jalan dari dua sisi itu," pungkasnya.[] Heni

Opini

×
Berita Terbaru Update