Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Pengamat: Investasi Cina Sejatinya Merugikan Indonesia

Sabtu, 23 November 2024 | 18:00 WIB Last Updated 2024-11-23T11:00:18Z
TintaSiyasi.id-- Pemerintahan Prabowo tentu akan melihat Cina sebagai mitra strategis terutama pada kerja sama ekonomi. Menyorot hal tersebut pengamat politik internasional Fatma Sunardi menilai, kerja sama dengan Cina termasuk di dalamnya ada investasi Cina sejatinya merugikan Indonesia.

"Mengapa Prabowo masih menjadikan Cina sebagai mitra sementara pemerintahan sebelumnya banyak mendapatkan kritik terkait kerja sama dengan Cina karena merugikan Indonesia?" tanyanya retoris kepada TintaSiyasi.id, Senin (18-11-2024). 

Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi dengan jalan perdagangan bebas membuka sebesar-besarnya peluang investasi Cina. "Investasi dan utang luar negeri mejadi kenormalan baru, padahal keduaya menjadi alat untuk memberi tekanan pada Indonesia," jelasnya. 

Ia menjelaskan, investasi yang awalnya diharapkan bisa membuka lapangan kerja, nyatanya lapagan kerja diisi oleh TKA Cina. "Kita, sudah melihat hal tersebut pada masalah tenaga kerja Cina yang masuk melalui investasi. Indonesia tidak bisa menolaknya," paparnya. 

Ia melihat, Cina lebih dulu dikunjungi sepertinya masalah teknis. "Dalam sebuah wawancana, Prabowo menyampaikan bahwa lawatannya yang utama adalah ke pertemuan APEC di Peru dan G20 di Brazil. Awalnya Tiongkok yang mengundang lalu Amerika. Jika benar demikian, maka kunjungan ke Cina dulu hanya aspek teknis karena Cina yang mengundang pertama, lalu Amerika," urainya. 

Menurutnya, baik Cina dan Amerika sama-sama punya hubungan yang kuat dengan Indonesia. "Cina banyak menawarkan peluang ekonomi, sedangkan Amerika sejak dulu punya sejarah hegemoni di Indonesia. Jadi keduanya sama-sama berupaya untuk membangun kerja sama dengan Indoesia dalam konteks meraih keuntungan meskipun dengan kadar yang berbeda. Cina lebih kuat membangun hegemoni di bidang ekonomi, dan Amerika di bidang politik dan pertahanan," bebernya. 

Pada faktanya, ujarnya, Indonesia terikat dengan Cina. "Ini karena, Cina banyak memberi utang di satu sisi (Cina ada di posisi ketiga negara pemberi utang, dengan nilai utang ke Indonesia senilai US$ 23,06 miliar atau Rp362,04 miliar," ungkapnya. 

Sisi lain, tambahnya, Cina menjajikan investasi yang besar. Ia menjelaskan, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, nilai investasi China di Indonesia mencapai US$ 30,2 miliar sejak 2019 hingga kuartal I-2024. Tercatat, ada 21,022 ribu proyek kerja sama selama periode tersebut.

"Baik utang dan investasi sangat dibutuhkan Indonesia dalam meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Meskipun kerja sama degan Cina meyisakan masalah, tetapi pemerintah sepertinya tidak peduli karena merasa sudah megantogi legitimasi dari rakyat," paparnya.

Pandangan Islam

Ia menjelaskan, pemerintah, hakikatnya adalah pemimpin umat Islam. "Mereka adalah penanggung jawab urusan umat. Allah Swt. telah mengingatkan tentang keharaman dan bahaya memberikan loyalitas pada kaum kafir," katanya. 

Allah SWT berfirman: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan kaum Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin kalian. Sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. (TQS al-Maidah [5]: 51).

Ia menegaskan, tentu merupakan kebodohan jika pemimpin negeri ini dan kaum muslim menaruh harapan dan kepercayaan pada negara-negara kapitalis seperti Cina yang begitu vulgar memusuhi umat Islam. "Mereka telah banyak menyebabkan penderitaan yang luar biasa bagi kaum Muslim di Xinjiang. Cina, misalnya, melalui aktivitas ekonomi (investasi), pabrik-pabrik Cina, khususnya di pertambangan telah banyak mengakibatkan kerusakan lingkungan yang merampas hajat hidup rakyat," paparnya. 

Oleh karena itu, pungkasnya, pemimpin negeri ini dan juga pemimpin di negeri-negeri islam  harus menempatkan negara-negara kapitalis (penjajah) seperti Cina sebagai negara yang tidak akan berhenti menimpakan derita kepada umat. 

Maha Benar Allah Yang berfirman: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan teman kepercayaan kalian dari kalangan orang-orang selain kalian. Mereka tidak henti-hentinya menimbulkan kemadaratan bagi kalian. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kalian. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, sementara apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepada kalian ayat-ayat (Kami) jika saja kalian berpikir. (TQS Ali Imran [3]: 118).[] Sapta-Ika

Opini

×
Berita Terbaru Update