Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Masa Depan Suatu Bangsa Ditentukan oleh Kualitas Pemuda

Jumat, 08 November 2024 | 12:05 WIB Last Updated 2024-11-08T05:07:49Z
TintaSiyasi.id -- Mubaligah Ustazah Rif'ah Kholidah mengatakan, masa depan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas para pemudanya karena perubahan dunia senantiasa digerakkan para pemuda.

"Masa depan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pemudanya. Karena, perubahan dunia senantiasa digerakkan oleh para pemuda," ujarnya dalam video Kata Islam: Bagaimana Profil Pemuda Muslim menurut Islam di YouTube Muslimah Media Hub, Ahad (3/11/2024). 

Hal itu, jelasnya, sebagaimana Allah mengutus para Nabi dan Rasul dari kalangan pemuda untuk mengemban risalah yang Allah perintahkan, seperti Nabi Musa, Nabi Ibrahim, Nabi Yusuf dan Rasulullah saw. Mengutip perkataan Rasulullah dalam sebuah hadis riwayat Ibnu Abbas, "Tidaklah Allah mengutus para Nabi melainkan dari kalangan pemuda," menurutnya pemuda mempunyai posisi penting dan potensi besar dalam melakukan sebuah proses perubahan.

"Pemuda adalah sosok yang memiliki idealisme, keberanian serta menjadi inspirator dengan gagasan dan tuntutannya. Maka sangatlah sesuai apabila tugas-tugas besar di amanahkan kepada para pemuda dan sejarah telah membuktikan betapa para pemuda telah menyukseskan berbagai agenda besar serta mampu mewarnai dunia, seperti Khalid bin Walid, Umar bin Khattab, Salahuddin Al-Ayyubi, Muhammad Al-Fatih, dan yang lainnya," terangnya. 

Selain itu, lanjutnya, masih banyak lagi sosok pemuda yang setia mendampingi  Rasulullah di jalan perjuangan dakwah, seperti Abu Bakar yang dikenal sebagai sosok pemuda yang terpercaya dan mendampingi Rasulullah ketika hijrah ke Madinah, Ali bin Abi Thalib yang pemberani, berani menggantikan posisi tidur Rasulullah Saw. saat dikepung oleh kaum kafir Quraisy, Mus'ab bin Umair seorang diplomat ulung yang diutus oleh Rasulullah saw. untuk mendapatkan dukungan para tokoh dan para suku di antaranya suku Aus dan Khazraj sehingga Rasulullah Saw. berhasil mendirikan negara Islam di Madinah. 

"Apabila kita kaji dalam sirah Rasulullah saw., kita mendapati bahwa beliau dalam memulai dakwahnya menargetkan kepada para pemuda. Dengan cara itu Rasulullah Saw. mampu membina asas perjuangannya dengan dukungan para pemuda, sehingga dakwah Islam mampu tetap kokoh dari tekanan dan penindasan," ulasnya. 

Kriteria Pemuda

Ia mengungkapkan, Imam Syafi'i menasihatkan, kriteria yang harus dimiliki setiap pemuda Muslim hanya ada dua. Pertama, ilmu yang merupakan bekal untuk menambah dan menguatkan ketaatan kepada Allah Swt. 

"Setiap ilmu yang mereka kuasai tidaklah diniatkan, kecuali hanya untuk menambah ketaatan kepada Allah Swt. Bila ilmu hanya digunakan sekadar hanya untuk kepuasan intelektual, ketenaran, dan kedudukan maka Allah akan masukkan ke neraka Jahanam," tuturnya.

Lebih lanjut ia mengutip sabda Rasulullah Saw., "Siapa saja yang mencari ilmu untuk bersaing dengan ulama dan untuk memimpin orang orang yang bodoh dan untuk menarik perhatian manusia padanya. Niscaya Allah akan masukkan ke dalam neraka Jahanam," (HR Ibnu Majah).

Kedua, ketakwaan, yakni pemuda yang tidak hanya shalih untuk dirinya sendiri tapi juga muslih yang senantiasa menyeru umat untuk menerapkan Islam secara menyeluruh. 

"Seorang pemuda yang takwa tidak hanya mencukupkan dirinya menjadi pribadi yang shalih (taat beribadah, rajin mengerjakan ibadah sunah), tetapi pemuda yang takwa kepada Allah adalah pemuda yang ikut memikirkan kondisi umat, menyelamatkan umat dari keterpurukan dan kezaliman dengan melakukan perubahan di tengah-tengah umat, melakukan amar makruf nahi mungkar untuk memperjuangkan tegaknya Islam kafah dalam naungan khilafah," jelasnya.  

Karenanya, ungkapnya, peran pemuda sangatlah strategis dalam sebuah negara. Potensi pemuda hari ini, termasuk Gen Z, menurutnya musti diarahkan ke arah perjuangan dakwah dalam mewujudkan peradaban Islam, yakni khilafah, sebagaimana yang telah dicontohkan Rasul dan para sahabat. 

"Langkah yang bisa dilakukan Gen Z untuk mewujudkan peradaban Islam di antaranya pertama, yaitu bergabung dalam barisan dakwah atau partai politik yang memperjuangkan Islam yang kafah. Kedua, mengkaji tsaqafah Islam  baik tsaqofah dasar maupun tsaqafah yang diadopsi oleh partai atau jamaah. Dan  ketiga, melakukan dakwah pemikiran di tengah-tengah umat serta menyampaikan muhasabah atau mengkritik kepada penguasa atas kezaliman yang dilakukan oleh penguasa kepada umat," tandasnya.  []Tenira

Opini

×
Berita Terbaru Update