TintaSiyasi.id-- Ibnul Qayyim al-Jauziyah, seorang ulama besar dalam Islam, memberikan banyak penjelasan tentang keutamaan dan kedudukan sabar dalam karya-karyanya, terutama dalam kitabnya Madarij as-Salikin dan 'Uddah ash-Shabirin wa Dhakhirah ash-Shakirin.
Menurut Ibnul Qayyim, sabar memiliki posisi yang sangat tinggi dalam Islam dan merupakan akhlak yang penting dalam menjalani kehidupan sebagai seorang hamba Allah. Berikut adalah beberapa keutamaan sabar menurut Ibnul Qayyim:
1. Pilar Utama Keimanan Ibnul Qayyim menyatakan bahwa sabar adalah salah satu pilar utama keimanan. Menurutnya, iman terdiri dari dua bagian utama: sabar dan syukur. Sabar digunakan untuk menghadapi segala ujian dan cobaan, sedangkan syukur digunakan untuk menghadapi nikmat dan anugerah. Sabar menjaga seseorang tetap teguh dalam menghadapi ujian, sehingga iman tidak goyah dan tidak mudah berubah.
2. Sabar sebagai Kunci Keberhasilan Ibnul Qayyim mengajarkan bahwa sabar adalah kunci bagi keberhasilan seorang hamba dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam hal agama, dunia, maupun akhirat. Dalam menjalani ketaatan kepada Allah, sabar diperlukan untuk terus istiqamah (konsisten) dalam ibadah dan menjauhi larangan-Nya. Dalam menghadapi takdir yang menyakitkan atau sulit, sabar menjadi pelindung hati agar tetap tenang dan tidak tergoyahkan.
3. Menjaga Hati dari Keluh Kesah dan Mengeluh Ibnul Qayyim menekankan bahwa sabar membantu seseorang untuk tidak mudah mengeluh dan meratapi nasib. Ketika seseorang bersabar, ia menerima ketentuan Allah dengan lapang dada, tanpa merasa keberatan atau meragukan hikmah di balik ujian tersebut. Ini menjadikan hatinya tenang dan menerima setiap keadaan dengan ikhlas.
4. Sabar sebagai Jalan Menuju Kebahagiaan di Dunia dan Akhirat Menurut Ibnul Qayyim, orang yang mampu bersabar akan memperoleh kebahagiaan yang sesungguhnya, baik di dunia maupun di akhirat. Sabar membawa seseorang pada ketenangan batin, menjauhkan dari kegelisahan dan kekecewaan, dan menjadikannya lebih kuat dalam menjalani hidup. Di akhirat, kesabaran akan mendatangkan pahala yang sangat besar, bahkan Allah menjanjikan pahala tanpa batas bagi orang-orang yang bersabar.
5. Memperoleh Pertolongan dan Kecintaan dari Allah Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa Allah mencintai orang-orang yang sabar dan menyebutkan bahwa kesabaran mendatangkan pertolongan dari Allah. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah: 153). Dengan sabar, seseorang akan mendapatkan kekuatan dari Allah, dan Allah akan mendampinginya dalam setiap urusan.
6. Pahala Tanpa Batas bagi Orang yang Bersabar Salah satu keutamaan terbesar dari sabar menurut Ibnul Qayyim adalah janji pahala yang tidak terhitung jumlahnya bagi orang-orang yang bersabar. Dalam surat Az-Zumar ayat 10, Allah berfirman: "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." Ibnul Qayyim memaknai ini sebagai bentuk penghargaan dari Allah kepada hamba yang ikhlas dan tabah menghadapi ujian, karena kesabaran membutuhkan kekuatan yang besar dan ketulusan yang mendalam.
7. Meninggikan Derajat di Sisi Allah Ibnul Qayyim menegaskan bahwa sabar dapat mengangkat derajat seorang hamba di sisi Allah. Seseorang yang bersabar dalam menghadapi ujian atau tetap dalam ketaatan akan mendapatkan kedudukan yang tinggi di sisi-Nya. Kesabaran menunjukkan kekuatan iman dan ketergantungan seorang hamba hanya kepada Allah, sehingga Allah memberikan kedudukan yang mulia bagi orang tersebut.
Kesimpulan
Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa sabar bukan hanya tentang menahan diri atau bersikap pasif, tetapi juga tentang berjuang dalam ketaatan dan menjalani takdir Allah dengan ikhlas. Sabar adalah akhlak mulia yang menguatkan hati, meningkatkan derajat iman, dan mendatangkan rahmat serta pertolongan dari Allah. Seseorang yang bersabar akan mencapai kebahagiaan sejati di dunia dan pahala yang abadi di akhirat.
Sabar terbagi menjadi tiga Tingkatan : Pertama. Meninggalkan nafsu ini tingkatan orang bertaubat. Kedua, Meridhai Takdir ini tingkatan orang zuhud. Ketiga, Mencintai semua ketentuan Allah ini tingkatan orang lurus.
Benar, menurut Ibnul Qayyim al-Jauziyah, sabar dapat diklasifikasikan ke dalam tiga tingkatan yang menggambarkan level kedewasaan iman seseorang dalam menerima dan menjalani ketentuan Allah.
Ketiga tingkatan sabar ini mencerminkan perjalanan ruhani seorang hamba, dari bertaubat, menjadi zuhud, hingga mencapai kelurusan hati yang mendalam. Berikut adalah rincian ketiga tingkatan tersebut:
1. Sabar dalam Meninggalkan Nafsu (Tingkatan Orang Bertaubat)
Ini adalah tingkatan pertama dalam sabar, yaitu kemampuan untuk menahan diri dari mengikuti hawa nafsu yang mengajak pada keburukan dan maksiat. Orang yang berada pada tingkatan ini berusaha untuk mengendalikan keinginan-keinginan buruk dan menjauh dari hal-hal yang dilarang oleh Allah. Menurut Ibnul Qayyim, orang yang bersabar pada level ini adalah mereka yang telah melakukan taubat dan ingin kembali ke jalan yang benar, menjauhi godaan duniawi yang dapat merusak keimanan.
Di tingkatan ini, seorang hamba masih berjuang melawan godaan hawa nafsunya dan berusaha untuk tetap istiqamah. Sabar ini adalah bentuk jihad pribadi dalam melawan godaan, baik yang datang dari dalam dirinya sendiri maupun dari pengaruh lingkungan.
2. Sabar dalam Meridhai Takdir (Tingkatan Orang Zuhud)
Tingkatan kedua adalah sabar dalam meridhai dan menerima takdir yang ditetapkan Allah. Orang yang berada pada tingkatan ini mampu menghadapi ujian dan cobaan hidup dengan hati yang ridha (ikhlas). Mereka tidak hanya sekadar menahan diri dari mengeluh, tetapi juga menerima dengan lapang dada setiap ketentuan Allah, baik yang berupa kenikmatan maupun kesulitan.
Pada tahap ini, seorang hamba telah mencapai sifat zuhud, yaitu tidak lagi terikat dengan dunia. Mereka memahami bahwa segala sesuatu adalah ketetapan Allah yang terbaik untuk mereka, sehingga mereka tidak merasa terbebani atau kecewa oleh keadaan duniawi. Ridha terhadap takdir membuat hati menjadi tenang dan menganggap setiap ujian sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah.
3. Sabar dalam Mencintai Ketentuan Allah (Tingkatan Orang Lurus)
Tingkatan tertinggi dalam sabar menurut Ibnul Qayyim adalah mencintai semua ketentuan Allah dengan sepenuh hati. Di sini, seorang hamba tidak hanya ridha terhadap takdir, tetapi juga mencapai tingkat kecintaan yang mendalam terhadap segala apa yang Allah kehendaki untuknya, baik itu ujian maupun anugerah. Orang yang mencapai tingkatan ini adalah mereka yang telah mencapai "istiqamah" atau kelurusan hati yang sempurna.
Di level ini, seorang hamba melihat segala sesuatu yang terjadi sebagai bentuk kasih sayang dan hikmah dari Allah. Mereka tidak memandang baik atau buruknya keadaan dari sisi dunia, tetapi dari hikmah ilahi yang Allah tanamkan di balik semua kejadian. Mencintai ketentuan Allah menunjukkan kedalaman iman dan kecintaan seseorang kepada-Nya, sehingga apapun yang terjadi pada dirinya dianggap sebagai anugerah yang indah.
Kesimpulan
Tiga tingkatan sabar ini menggambarkan perjalanan spiritual seorang mukmin dalam mendekatkan diri kepada Allah. Dari bertaubat dan melawan hawa nafsu, kemudian mencapai ridha terhadap segala ketentuan Allah, hingga akhirnya mencintai ketentuan tersebut sebagai bagian dari kebesaran Allah. Semakin tinggi tingkatan sabar yang dimiliki seseorang, semakin dalam keimanannya dan semakin dekat ia dengan Allah. Ini adalah bentuk kesabaran yang mengarahkan seorang hamba kepada kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat.
Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si. (Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo)