TintaSiyasi.id -- Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail yusanto mengungkapkan bahwa kemandirian pangan tidak akan pernah tercapai jika pemerintah terus-menerus melakukan impor
"Ketika kita berbicara tentang kemandirian, kemandirian pangan, kemandirian barang-barang konsumsi, itu tak akan pernah dicapai jika terus-menerus impor," ujar UIY sapaan akrabnya di kanal YouTube UIY Official: Sritex Bangkrut, Sekedar Persoalan Produk China?, Jumat (1/11/2024).
Misal lanjutnya, saat negara sudah tidak punya lagi produk dalam negeri, sepenuhnya bergantung pada impor. Sekarang mungkin murah, tapi suatu hari misalnya mahal, negara mau apa. Negara mau tidak mau pasti akan membeli barang tersebut karena tidak ada kesiapan untuk subtitusi impor.
"Jadi, ini sangat berbahaya. Karena itu ini bertentangan dengan prinsip-prinsip yang penting dari sebuah negara, yaitu siyasatun dunya biddin, mengatur urusan dunia termasuk urusan pangan itu dengan agama, yang intinya adalah bahwa negara itu harus bisa menjaga kebutuhan pangan," tegasnya.
UIY membeberkan bahwa impor tidak berdosa, akan tetapi kebijakan impor harus dilakukan secara selektif, secara terbatas, tidak semata-mata digerakkan oleh motif-motif ekonomi atau motif-motif untuk mencari keuntungan oleh pedagang.
"Yang jadi soal sekarang ini negara tunduk pada pedagang, bukan negara yang menentukan, you boleh impor atau tidak, tapi negara yang kemudian dipaksa untuk impor pada suatu keadaan yang sebenarnya tidak perlu impor," bebernya.
UIY mengingatkan, dulu ada suatu peristiwa lucu sekali dimana negara Indonesia pernah impor dan sekaligus ekspor beras. Ketika ditanya kenapa ekspor, jawabannya karena kelebihan beras. Tetapi saat ditanya kenapa impor, jawabannya karena kekurangan beras.
"Jadi, yang bener yang mana? Ekspor atau impor? Itu semua digerakkan oleh apa? Oleh motif mencari rente. Nah, ini pejabatnya juga, karena tadi menteri menjelaskan itu. Dari sini kita bisa duga yang memberikan izin impor itu pasti dapat sesuatu. Nah, jadi ini kolaborasi antara, ini KKN jadinya, antara pedagang dan birokrat. Birokrat mendapatkan rente dari izin yang dia berikan, ini mendapatkan keuntungan. Yang jadi korban siapa? Rakyat," pungkasnya.[] Nabila Zidane