TintaSiyasi.id -- Tren Fenomena Off Missing Out (fomo) telah menjadi fenomena mendunia terutama pada kalangan gen z.
Berdasarkan laporan lokadata.id sebanyak 78% masyarakat generasi milenial dan gen z sudah memakai aplikasi fintech setiapharinya. Termasuk dompet digital, layanan pinjaman dan pembayaran digital. (Kompas.com, 11/10/2024)
Fomo adalah gejala sosial yang timbul ketika seseorang tidak ingin ketinggalan pada sesuatu yang sedang tren dan viral, karena pengaruh dari internet dan media sosial yang membuat seseorang ingin menjadi seperti orang lain. Gaya hidup fomo ini ampuh membius banyak masyarakat, khususnya generasi muda.
Kita pasti tahu tentang fenomena boneka labubu yang sangat viral karena postingan idol k-pop, tidak disangka postingan tersebut menimbulkan fomo dikalangan generasi muda .Hal ini merupakan fomo marketing dengan strategi pemasaran yang memanfaatkan rasa takut kehilangan kesempatan untuk bisa mendapatkan sesuatu barang. Semua ini akan mendorong orang melakukan pembelian dengan cepat dan segera, segala cara pun dapat mereka lakukan.
Fenomena ini muncul akibat sistem sekuler kapitalisme yang diterapkan, dalam sistem ini orang bebas melakukan apa saja dan sistem ini menilai keberhasilan atau kebahagiaan itu diukur dari seberapa besar materi yang diperoleh. Kondisi ini membuat masyarakat berlomba-lomba mengejar kebahagiaan dunia semata, dengan tujuan hanya ingin mendapat pengakuan dari masyarakat, ini semua memicu sikap sifat konsumtif dan hedon.
Alhasil kehidupan generasi muda hanya disibukan seputar perkara duniawi semata, dan tidak ada gunanya, padahal generasi muda adalah generasi yang memiliki peran yang besar sebagai agen perubahan dan penerus peradaban. Demi penampilan mereka lakukan apa saja walaupun mereka berutang riba.
Sistem kapitalisme ini tidak memberikan perlindungan pada generasi muda, bahkan menjerumuskan mereka ke dalam kemaksiatan kesenangan dunia yang bersifat semu dan ilusi. Juga menawarkan gaya hidup yang instan menjadi kaya seperti menjadi seleb TikTok, YouTube dan lain sebagainya.
Padahal Rasulullah SAW Saw bersabda, "Tidak akan bergeser kaki seorang hamba di hari kiamat dari sisi Rabb nya sehingga ditanya tentang 5 hal yaitu tentang umur nya digunakan untuk apa, tentang masa mudanya dihabiskan untuk apa, tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan kemana di belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmunya)." (HR At Thirmidzi). Hadis ini menerangkan bahwa Allah akan meminta pertanggungjawaban tentang masa muda Kita.
Islam memandang bahwa usia muda adalah fase ketika seseorang memberikan amal terbaiknya. Dalam Islam negara berperan dalam mengarahkan potensi yang ada pada generasi muda, negara dengan pasti melaksanakan sistem pendidikan dengan kurikulum Islam yang memfokuskan pada pembentukan akidah Islam. Memberikan pemahaman generasi muda akan tujuan hidup manusia semata-mata hanya untuk meraih ridhonya Allah. Prinsip ini membuat para pemuda mampu mengeluarkan potensinya untuk meninggikan peradaban Islam.
Negara Islam juga berperan sebagai pelindung generasi muda dari berbagai upaya yang mengalihkan potensi besarnya sebagai penggerak peradaban. Media sosial yang selam ini menjadi racun bagi generasi muda akan di tutup rapat dan di ganti dengan media sosial yang mengedukasi generasi muda untuk selalu taat akan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. Negara akan mengasah berbagai keahlian generasi muda yang bermanfaat dalam mendukung kebutuhan negara akan tenaga ahli.
Generasi Islam inilah yang pernah memuncaki peradaban Islam tertinggi di berbagai masa kejayaannya. Generasi yang mewakafkan dirinya untuk kemuliaan islam, yang tidak silau oleh gemerlapnya dunia. Semua ini akan tercapai apabila kita menerapkan oslam secara menyeluruh dalam bingkai khilafah.
Wallahu a'lam bishshawab. []
Halimah
Aktivis Muslimah