Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Fokus dan Memilih Aktivitas yang Bermanfaat

Minggu, 03 November 2024 | 06:54 WIB Last Updated 2024-11-02T23:54:45Z

TintaSiyasi.id-- Rasulullah SAW bersabda, "Di antara tanda bagusnya Islam seseorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya." ( HR. At-Tirmidzi )

Benar sekali, hadits ini adalah salah satu pedoman penting dalam Islam tentang sikap dan perilaku. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Di antara tanda bagusnya Islam seseorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya."(HR. At-Tirmidzi)
Hadits ini mengajarkan tentang pentingnya menjaga fokus dan memilih aktivitas yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Meninggalkan hal yang tidak bermanfaat (laa ya'ni) berarti tidak hanya menjauhi aktivitas sia-sia tetapi juga menghindari pembicaraan atau perbuatan yang tidak berfaedah, yang bisa mengurangi kualitas iman dan ketakwaan kita.

Berikut adalah beberapa hikmah penting dari hadits ini:

1. Efisiensi Waktu dan Tenaga
o Dengan menjauhi hal-hal yang tidak berguna, seseorang dapat menggunakan waktu dan tenaga untuk hal-hal yang lebih bermanfaat dan bernilai ibadah. Waktu adalah karunia yang berharga, dan mengisinya dengan kebaikan adalah tanda kecerdasan dan keimanan.

2. Menjaga Kehormatan Diri
o Menghindari hal yang sia-sia membantu seseorang menjaga kehormatan dan harga diri, karena ia tidak akan terlibat dalam hal-hal yang bisa merendahkan atau merusak reputasi. Fokus pada hal-hal yang bermanfaat menunjukkan kedewasaan dan integritas seseorang.

3. Menghindari Pertikaian dan Fitnah
o Banyak hal yang tidak berguna justru bisa memicu pertikaian atau memunculkan fitnah, terutama dalam perkataan atau tindakan yang kurang dipikirkan. Dengan meninggalkannya, seseorang menghindari situasi yang dapat menimbulkan keburukan.

4. Menambah Ketenangan Hati dan Pikiran
o Memusatkan perhatian pada hal-hal bermanfaat akan memberi ketenangan dalam hati dan pikiran. Seseorang akan lebih bahagia dan tenang ketika hidupnya dipenuhi dengan kegiatan positif yang memberi manfaat baik di dunia maupun di akhirat.

5. Meningkatkan Kualitas Iman
o Menjaga diri dari yang tidak bermanfaat adalah bagian dari kesempurnaan iman. Fokus pada hal yang berfaedah membuat seorang Muslim lebih bertakwa dan memperlihatkan komitmennya pada nilai-nilai Islam yang tinggi.

Hadits ini merupakan prinsip dasar dalam mencapai kehidupan yang produktif, bermakna, dan penuh berkah. Rasulullah ﷺ menekankan bahwa seorang Muslim yang baik adalah mereka yang menggunakan hidupnya dengan bijaksana, memilih aktivitas yang berfaedah, dan meninggalkan hal yang sia-sia.

Sibukkan dirimu dengan menyucikan hatimu terlebih dahulu. karena itu adalah kewajiban, kemudian berusahalah meraih makrifat.

Benar sekali! Nasihat untuk menyibukkan diri dengan menyucikan hati terlebih dahulu adalah pesan yang sangat mendalam dalam Islam. Menyucikan hati adalah kewajiban bagi setiap Muslim karena hati yang bersih dan suci merupakan landasan utama untuk meraih kedekatan dengan Allah serta memahami hakikat makrifat (pengetahuan sejati tentang Allah).

Berikut adalah tahapan dan alasan penting mengapa penyucian hati harus diutamakan sebelum meraih makrifat:

1. Hati adalah Cerminan Keimanan dan Kunci Penerimaan Amalan
o Dalam Islam, hati adalah pusat keimanan. Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya dalam tubuh terdapat segumpal daging; jika ia baik, maka seluruh tubuh akan baik, dan jika ia rusak, maka seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati." (HR. Bukhari dan Muslim). Artinya, menyucikan hati adalah langkah pertama agar semua amalan lain diterima dengan baik oleh Allah.

2. Membersihkan Hati dari Penyakit Hati dan Nafsu
o Penyucian hati berarti membersihkan diri dari penyakit-penyakit hati seperti hasad (iri), ujub (bangga diri), riya (pamer), dan kebencian. Penyakit ini menghalangi seseorang untuk benar-benar merasakan ketenangan dalam ibadah dan mengaburkan keikhlasan kepada Allah. Hati yang bersih dari hawa nafsu dan penyakit inilah yang akan memudahkan seseorang meraih makrifat.

3. Mengantarkan pada Keikhlasan dalam Beramal
o Menyucikan hati akan menuntun seseorang untuk beramal semata-mata karena Allah, bukan karena mengharapkan pujian atau balasan dari manusia. Keikhlasan adalah dasar ibadah, dan hati yang bersih memudahkan seseorang untuk mencapai derajat ini.

4. Memudahkan untuk Mendekatkan Diri kepada Allah
o Hati yang telah disucikan dari segala kotoran akan menjadi lebih lembut dan mudah untuk merasakan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan. Penyucian hati membuat seseorang lebih mudah meraih kedekatan dengan Allah, dan ini adalah jalan menuju makrifat atau pengetahuan tentang Allah.

5. Makrifat sebagai Tujuan dari Penyucian Hati
o Makrifat adalah pemahaman yang mendalam tentang Allah, yang tercapai dengan kesungguhan dalam ibadah dan penyucian diri. Ketika hati seseorang bersih, ia akan lebih mampu merasakan kebesaran Allah, memahami kehendak-Nya, dan melihat segala sesuatu dengan pandangan yang mendekatkan kepada-Nya. 

Makrifat adalah tingkat yang tinggi dalam keimanan dan hanya dapat dicapai jika hati benar-benar bersih dan siap menerima cahaya ilahi.

Dengan demikian, menyucikan hati adalah prasyarat mutlak sebelum berusaha mencapai makrifat. Hanya dengan hati yang bersih dan tulus, seorang hamba dapat benar-benar mendekat kepada Allah, memahami hakikat-Nya, dan menjalani hidup dengan penuh keberkahan serta cinta kepada-Nya.

Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update