Tintasiyasi.id.com -- P Diddy! Begitulah nama yang santer di jagad sosial media saat ini. meskipun tidak semua nitizen Indonesia atau dunia familiar dengan nama tersebut, akan tetapi telah menjadi trend setter pembincarangan seantero jagad maya.
Akibat pemberitaan skandal yang menyeret namanya, dunia akhirnya tahu, bahwa dalam hingar binger hiburan kelas internasional yaitu Hollywood, tersimpan gaya hidup yang kelam, hitam, dan menyeramkan. Mengapa tidak? Kini terungkap adanya berbagai skandal kriminal yang diluar nalar manusia normal, mampu melakukan perbuatan-perbuatan keji dan munkar seperti kasus P Dididy.
Hanya saja, mega skandal yang menyeret nama bintang musik Hollywood itu baru terungkap sekarang meksipun dikabarkan telah berlangsung selama puluhan tahun (sekitar 15-20 tahun).
Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah, bagaiamna skandal Hollywood ini terbongkar? Akankah berdampak bagi reputasi Hollywood sebagai industri entertainment dunia yang dibanggakan para selebritis dunia?
Dan, apakah masyarakat dunia akan mengambil Pelajaran dan sadar betapa buruknya dampak kapitalisme bagi manusia dengan terkuaknya hitam kelam industri entertainment?
Mega Skandal Kejahatan dalam Dunia Enterteinment Hollywood
Bagi penikmat atau pengagum musik dan panggung hiburan internasional, tidak akan asing dengan berbagai istilah seperti RnB artistics, rapper, music arrasement, atau producer, maupun dapur rekaman, atau DJ.
Semua aktifitas tersebut adalah para penghuni panggung hiburan musik baik yang telrihat secara nyata maupun berperan behind the scene, sehingga para fans dapat menikmati suguhan-suguhan musik yang dipanggungkan dan dipertunjukkan.
Adalah Sean Jhon Combs atau yang lebih dikenal dengan panggilan P Diddy, merupakan sosok yang lebih cenderung berada behind the scene dalam kesuksesan beberapa artis Hollywood khususnya di wilayah permusikan.
Pasalnya, P Diddy atau juga Puffy Diddy berprofesi sebagai RnB artist, raper, juga produser rekaman. Menurut berbagai referensi, P Diddy adalah seseorang yang powerful dan mampu menentukan karir para artis Hollywood. Setiap kesuksesan karir khususnya para penyanyi, sulit melepaskan diri dari keterhubungan dengan sosok P Diddy.
Beberapa nama-nama artis Hollywood yang dikabarkan mengenal sosok P Diddy dan pernah menghadiri pesta White Party, yang merupakan pesta kebesaran P Diddy, seperti Leonardo D Caprio, Jennifer Lopez, Maria Carey, Raihana, Beyonce, Jay Z, Wililiam Smith, hingga korban tersohornya, Justin Biber.
Meskipun tidak semua nama- nama tersebut dikabarkan berhubungan secara langsung dengan skandal P Diddy, tetapi mereka tertangkap memiliki momen bersama P Diddy dalam beberapa foto yang telah disebarkan luas di sosial media.
Skandal yang menyeret nama P Diddy meliputi, perdagangan manusia (human trafficking dan pelecehan seksual lintas gender, sex party, dan konsumsi obat-obatan terlarang (narkoba).
Bahkan, usia korban yang paling muda dikabarkan masih Sembilan tahun. Hal ini akhirnya mengungkap kembali hubungan P Diddy dengan Justin Biber yang sudah terjalin sejak usia JB belasan tahun (15-16 tahun).
Beberapa kasus pengaduan mengungkapkan, perlakuan P Diddy kepada korban yaitu dengan menjualnya kepada para pelaku kejahatan seksual, lalu memperkosa ramai-ramai tanpa ada rasa belas kasihan. Bahkan, korban selalu diberikan suntikan bius kuda.
Kejahatan P Diddy pertama kali terungkap ke permukaan setelah mantar pacarnya Cassandra Ventura, melayangkan gugatan kasus penganiayaan fisik oleh P Diddy di sebuah hotel tahun 2023 silam. Kasus penganiayaan tersebut juga telah beredar di media sosial dengan durasi beberapa detik yang menunjukkan P Diddy menendang, memukul, lalu menyeret korban ke kamar.
Menurut mantan make up artistic yang pernah bekerja untuk P Diddy, ia adalah saksi yang menemukan kondisi korban yang telah babak belur dan lebam pada bagian wajahnya. Karena korban mendatanginya setelah kejadian.
Tetapi, make up artistic tersebut mengaku, tidak memiliki keberanian untuk melaporkan kejahatan tersebut karena P Dididy dianggap sebagai sosok yang memiliki kekuatan dan banyak uang. Sehingga, peristiwa itu harus disimpan selama 14 tahun.
Sumber lain memberitakan, bahwa korban P Diddy lebih dari 50% adalah berjenis kelamin laki-laki dan sudah terjadi sejak tahun 1991 di berbagai kota negara bagian Amerika seperti New York, California, Gerogia, dan Florida.
Dugaan tersebut kini semakin dikuatkan oleh salah satu lirik lagu Justin Biber yang berjudul Lonely, menggambarkan kisah pedihnya menghadapi sosok P Diddy,
“ Lost my self at a Diddy party. Didn’t know that’s show it’d go. I was in it for a new Ferrari, but it cost me way more than my soul. Was it worth all the fortune and game…, lost my self at a Diddy party."
Perbudakan Manusia Berbalut Kebebasan adalah produk Kapitalisme Sekuler
Akar persoalan yang sebenarnya pada kasus perdagangan manusia adalah penerapan ideologi kapitalisme sekuler. Ideologi Barat ini memandang bahwa manusia bebas berperilaku sesukanya atau dikenal dengan budaya liberal dan hedon.
Akan tetapi, kebebasan yang dimaksud tidak lepas dari ketidakadilan. Bagi mereka yang memiliki kekuasaan dan modal, maka kebebasan bisa berlaku. Sementara kalangan bawah, justru hidup dengan tekanan kuasa dan kekuatan kaum kelas elit.
Bahkan kasus P Diddy menunjukkan, kalangan lemah yang ingin meraih ketenaran, harus rela diperbudak. Bagi P Diddy yang memiliki kuasa dan modal, itulah defenisi kebebasan sesungguhnya.
Karena ia berhak menindas, menjual manusia sesuka-sukanya tanpa merasa beban dan tanggung jawab jika tidak ada pihak yang merasa korban dan dirugikan.
Sementara bagi yang menyatakan dirinya korban, tidak memilki kebebasan untuk bersuara karena ketakutan dan ketidakmampuan.
Sehingga kejahatan terus terjadi dan berulang tanpa ada sanksi yang memberikan efek jera bagi pelaku. Bicara perbudakan, Barat memang dikenal sebagai bangsa yang dekat dengan peradaban budak. Dalam masyarakat Barat, kasta atau kelas ditentukan oleh warna kulit dan keturunan.
Berabad-abad lamanya, Barat memperlakukan warga kulit hitam sebagai kaum budak yang tidak memiliki kebebasan hidup dan sangat tertekan. Bahkan tidak diperlakukan manusiawi.
Begitu juga dengan jenis kelamin menjadi penentu perlakuan dalam budaya hitam Barat. Kaum Perempuan dijadikan manusia kelas dua yang tidak mendapatkan hak-haknya seperti lelaki. Dan kebijakan maupun hukum yang berlaku dalam pandangan Barat didasari oleh paham superior kaum lelaki.
Sebab itulah kapitalisme, posisi P Diddy yang aman, sudah tentu karena adanya kedekatan terhadap penguasa tertentu. Apakah dalam bentuk kekerabatan, setoran, atau saling terikat symbiosis mutualisme.
Dunia Butuh Syariat Islam
Peristiwa P Diddy dengan segala kejatahannya membuktikan bahwa budaya atau peradaban Barat sekuler kapitalisme benar-benar telah gagal memanusiakan manusia. Justru menciptakan kehinaan pada manusia yang telah Allah ciptakan dengan memberikan akal sebagai pembeda dengan binatang.
Kalangan yang masih euforia terhadap budaya atau kemajuan Barat, hakikatnya hanya menyaksikan relaitas yang semu. Karena dibalik kemajuan yang dipertontonkan, terdapa sisi-sisi gelap, kelam, dan hitam yang menimpa manusia di bawah naungan ideologi Barat sekuler kapitalis.
Sejatinya, kasus P Ddidy harus membuat manusia khususnya umat Islam semakin sadar, bahwa tidak ada yang mampu meninggikan derajat manusia kecuali dengan Islam.
Sejarah telah membuktikan, betapa mulianya manusia dengan Islam. Kemajuan, kekeyaan, dan penjagaan syariat Islam terhadap manusia, alam semesta, dan kehidupan adalah hakiki bukan hayali apalagi semu.
Bukan hanya untuk umat Islam, mereka yang tidak beriman kepada Islam sekalipun tetap mendapatkan hak-haknya sebagai manusia dan dijamin oleh Islam jika mereka mau diatur dengan syariat Allah. Itulah janji Allah:
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam." (TQS Al-Anbiya: 107).
Rahmat yang Allah turunkan bukan hanya untuk umat Islam, akan tetapi kepada seluruh alam dan isinya. Tingginya hukum Allah akan menjaga manusia dari penghambaan kepada mahkluk sebagai misi Islam.
Pastinya, kasus P Diddy dan sejenisnya tidak akan bisa bertahan hatta sehari pun oleh Islam. Sehingga terwujud keamanan dan ketenangan. Tidka perlu meiliki uang yang banyak atau punya kuasa untuk melaporkan kejahatan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Bahkan dalam hukum Islam, jika ada yang membiarkan kejahatan sementara ia melihatnya, maka yang melihat pun bisa terkena hukuman. Karena Islam mencegah kejahatan terjadi di samping menerapkan hukum yang mengandung efek jera, serta penebus dosa bagi pelakunya. Allahu'alam bishshowab.[]
Oleh: Nahdoh Fikriyyah Islam
(Analis Mutiara Umat Institute)