TintaSiyasi.id -- Istilah childfree mengacu kepada keputusan seseorang atau pasangan untuk tidak memiliki keturunan atau tidak memiliki anak. Menurut Oxford Dictionary, istilah childfree merupakan suatu kondisi seseorang atau pasangan yang tidak memiliki anak karena alasan yang utama, yaitu pilihan. Cambridge Dictionary pun mendefinisikan istilah childfree hampir serupa, yaitu kondisi seseorang atau pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak.
Salah satu faktor utama yang mendorong perempuan memilih childfree adalah masalah ekonomi. Dalam masyarakat modern, biaya hidup yang makin tinggi, beban pekerjaan, serta tuntutan karier menjadi alasan utama mengapa perempuan merasa enggan untuk memiliki anak. Mereka merasa bahwa memiliki anak akan mengurangi kesempatan mereka untuk berkembang di bidang lain, terutama dalam dunia pekerjaan yang makin kompetitif. Fenomena ini juga ditemukan dalam berbagai studi yang menunjukkan bahwa perempuan muda makin memilih karier di atas peran keibuan (Ahmed, 2007). Pada 2022, Survei Biaya Hidup (SBH) mencatat, biaya hidup rata-rata di Jakarta per bulan mencapai Rp14,88 juta—tertinggi di Indonesia, tidak sebanding dengan upah minimum provinsi (UMP) yang hanya Rp5 juta.
Adanya ketakutan tidak mampu menafkahi dan membiayai tumbuh kembang anak hingga biaya pendidikan pada masa mendatang telah menjadi faktor pemicu sebagian pasangan memutuskan untuk menganut childfree. Alasan utama kesulitan ekonomi tersebut relevan dengan hasil dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2022, ternyata 57% perempuan childfree tidak terlibat aktif dalam kegiatan ekonomi.
Sebenarnya childfree terjadi karena berbagai penyebab, mulai dari ide hak reproduksi perempuan hingga alasan ekonomi karena biaya hidup tinggi. Secara ide, childfree ini lahir dari ide feminisme dan sistem kapitalisme. Perempuan memiliki hak pilih untuk menentukan akan hamil dan melahirkan anak ataukah tidak, dan pola pikir liberal yang diaruskan mempengaruhi pasangan muda. Kekhawatiran akan rezeki dan tidak mau repot, menjadikan anak sebagai beban kehidupan. Kesulitan hidup dalam kapitalisme mendorong perempuan/istri memilih childfree, karena tidak ada jaminan kehidupan. Sekularisme membuat tak percaya konsep rezeki. Childfree hanya mempertimbangkan manfaat dan kesenangan, tanpa pertimbangan agama sama sekali. Mirisnya negara hari ini memberi ruang paham rusak dengan dalih HAM.
Islam menjamin kesejahteraan, dan sistem Islam akan menguatkan akidah sehingga akan menolak ide childfree karena bertentangan dengan akidah Islam. Memiliki anak bukanlah beban.
Firman Allah SWT dalam Qur'an Surat Hud ayat 6 yang artinya, "Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya."
Dan surat Ar Rum ayat 40 yang artinya, “Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezki.”
Pendidikan Islam menjaga akidah umat tetap lurus dan menjaga pemikiran sesuai Islam. Negara juga memberikan benteng atas masuknya pemikiran yang bertentangan dengan Islam.
Wallahu a'lam bishshawab. []
dr. Bina Sri Maharani
Aktivis Muslimah