Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Bismillah, Perkara Dunia yang Luput dari Kita Berarti Kita Tak Membutuhkannya

Senin, 04 November 2024 | 08:06 WIB Last Updated 2024-11-04T01:07:08Z

TintaSiyasi.id -- Sobat, seringkali kita bersedih, marah, kecewa, gundah, bahkan stres hingga fustasi karena tidak tercapai salah satu keinginan kita. Seringkali kecewa berat gegara tidak lolos seleksi perguruan tinggi. Seringkali kecewa berat gegara tak lolos seleksi kerjaan. Seringkali gundah tak sudah gegara ditolak khitbah. Seringkali stres sebab bisnis tak sukses. Seringkali merana hati karena tak berhasil jadi orang kaya. Atau meratapi diri tak segera move on gegara bercerai istri atau suami tercinta. Dan banyak pula manusia fustasi hingga bunuh diri karena kecewa dengan berbagai hal.

Memang begitulah kondisi manusia. Mudah sekali terkondisi oleh berbagai perkara dunia yang melingkupinya. Seringkali tak sadar bahwa semua itu adalah kehendak Allah semata. Seringkali lupa bahwa ada Allah Sang Kholiq yang menentukan semua hal. Dan bahwa itu semua adalah ujian dari-Nya.

Sejatinya berbagai perkara dunia yang Allah luputkan dari kita maka kita tak membutuhkannya. Sebenarnya apa sih yang hakikinya menjadi kebutuhan kita? Apa sih yang sebenarnya kita butuhkan dalam hidup ini? Yang paling mendasar kita butuhkan? Selamat dunia akhirat. Hanya itu sebenarnya kebutuhan kita.

Untuk bisa selamat dunia akhirat maka kita membutuhkan ridha Allah. Dan ridha Allah hanya kita peroleh jika kita taat kepada-Nya. Dan taat itu mesti ikut perintah dan larangan Allah dalam segala halnya. 

Pertanyaannya adalah, apakah untuk menjadi taat kepada Allah harus dengan kuliah di kampus A? Ataukah harus menikah dengan laki laki B atau perempuan C? Ataukah harus bekerja di kantor D? Ataukah harus memiliki harta sebanyak E? Ataukah harus begini begitu dalam urusan dunia? Pasti tidak bukan? Justru kita bisa taat kepada Allah dan RasulNya dalam keadaan apapun. Sebab Allah tidak menuntut kita untuk taat pada apa yang kita tak memilikinya. Yakni Allah tak menuntut kita pada apa yang Allah tak berikan kepada kita bukan? Betul itu. Pasti itu. 

Artinya, kita bisa meraih ridha Allah kemudian hidup bahagia sebab selamat dunia akhirat dengan fasilitas apapun yang Allah berikan. Kita bisa meraih ridha Allah dengan istri salihah siapapun dia. Atau dengan suami saleh siapapun dia. Atau dengan harta berapapun yang kita miliki. Atau dengan gelar pendidikan apapun. Atau dengan segala perkara dunia apapun yang Allah kasih. Betul kan? Ya betul. 

Nah, artinya apa? Gagal kuliah di kampus A yang kita sangat inginkan ternyata ga masalah. Ternyata ga masalah juga jika kita gagal menikahi si B salihah idaman hati. Tak Maslaah juga jika suatu saat bisnis gagal meraih target. Atau ga Maslaah juga jika suatu saat suami Sholih atau istri Sholihah akhirnya berpisah. Asal kita tetap taat. Asal kita tetap beriman dan beramal saleh maka semua yang terluput tidak kita butuhkan. Artinya tidak kita butuhkan untuk meraih ridha Allah dan selamat dunia akhirat.

Namun wajar jika sedikit kecewa. Karena kita manusia normal. Oleh karena itu agar tak kecewa kecuali sekedarnya maka dari awal kita harus menjadikan ridha Allah sebagai tujuan dalam segala hal. Kemudian tawakal sejak melangkah tentang hasilnya. Dan tetap taat dalam segala proosesnya maka insyaallah itu sudah jadi amal saleh kita dalam perkara apapun. Hasilnya adalah ujian. 

Allah berfirman dalam surat Al-Mulk Ayat 2

ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفُورُ

"(Allah) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun"

Semoga Allah mudahkan semua urusan kita. Dan memberikan kita keselamatan dunia akhirat dengan ridhoNya yang sangat kita butuhkan. Semoga kita Istiqamah dan husnul khatimah. Aamiin.[]


Oleh: Ustaz Abu Zaid R.
Ulama Aswaja

Opini

×
Berita Terbaru Update