TintaSiyasi.id -- Indonesia diprediksi akan mendapatkan bonus demografi di tahun 2045. Bonus demografi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan situasi persentase penduduk usia produktif (15-65 tahun) lebih banyak dibandingkan dengan usia non-produktif (0-14 tahun dan di atas 65 tahun).
Ini adalah momen emas bagi negara Indonesia karena memiliki jumlah populasi usia produktif yang besar. Sehingga, berpotensi untuk meningkatkan sumber daya manusia yang dapat mnguasai teknologi, kreatif dan inovatif, hal ini akan terjadi jika ditangani dengan baik. Sebaliknya, akan menjadi bencana jika tidak ditangani dengan baik.
Generasi muda yakni kalangan generasi Z yang menjadi pemegang estafet kepemimpinan ini, sudah seharusnya dipersiapkan dari sekarang untuk mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045. Karena merekalah yang akan menjadi pemimpin di masa yang akan datang. Tapi sungguh disayangkan, banyaknya persoalan yang terjadi dikalangan Generasi Z saat ini rasanya sangat pesimis untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Generasi Stroberi yang dijuluki pada kalangan Gen Z ini menunjukkan bahwa generasi Z saat ini tidak baik-baik saja.
Begitu banyak persoalan yang dihadapi Gen Z hari ini. Banyak anak muda Indonesia yang hidupnya tidak beruntung, mereka terjerat kemiskinan, putus sekolah, terlibat kriminalitas, gaya hidup yang hedonis, narkoba, Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang mahal sehingga banyak dari mereka yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Angka pengangguran di generai Z juga cukup tinggi yaitu mencapai 9.9 juta orang.
Selain itu juga, Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS), melakukan survei kesehatan mental nasional pertama pada remaja 10-17 tahun di Indonesia. Hasil survei menunjukkan bahwa satu dari tiga remaja Indonesia menghadapi masalah kesehatan mental atau setara dengan 15,5 juta remaja. Bahkan, sampai ada yang nekad mengakhiri hidupnya karena ketidak mampuannya menghadapi sulitnya kehidupan. Seperti yang terjadi di Bekasi, Jawa Barat. Seorang remaja tewas setelah melompat dari tempat parkir di Metropolitan Mall.
Ditambah lagi, ketidakpahaman generasi Z tentang tujuan kehidupan. Mengakibatkan banyak yang terjebak dalam gaya hidup yang rusak mulai dari LGBT, FOMO, konsumerisme, hedonisme, judi online, game, seks bebas bahkan sampai ada yang terjerat porstitusi. Beginilah kondisi Gen Z yang pada mereka ditaruh harapan besar sebagai agen perubahan. Bonus demografi yang seharusnya membawa semangat baru, justru sebaliknya menambah daftar panjang persoalan yang terjadi di negeri ini.
Dampak Penerapan Sistem Rusak
Banyaknya persoalan yang dialami Gen Z saat ini tentu dampak dari penerapan sistem yang batil. Penerapan sistem demokrasi kapitalisme sekuler telah melahirkan berbagai aturan yang merusak seluruh tatanan kehidupan manusia termasuk para generasinya. Sekularisme (memisahkan agama dengan kehidupan) yang menjadi asas dalam sistem kapitalisme berhasil menjauhkan kaum muslimin dari pemahaman agama yang benar serta tujuan kehidupan yang benar. Mendapatkan kesenangan fisik, hiburan, mencari materi sebanyak-banyaknya dan popularitas menjadi tujuan generasi saat ini. Aturan agama diabaikan dalam kehidupannya, standar halal dan haram tidak diperdulikan lagi. Akibatnya, generasi tumbuh menjadi generasi yang rapuh, rusak dan sekuler.
Rusaknya generasi saat ini juga diperparah dengan sistem pendidikan sekuler yang diterapkan. Sistem pendidikan sekuler terbukti gagal mewujudkan generasi yang memiliki pola pikir dan pola sikap yang Islami. Akibatnya, lahirlah generasi yang su’ul adab, menuntut ilmu hanya sekedar pencapaian nilai akademik. Selain itu, konten-konten liberal yang beredar dimedia sosial lebih digandrungi oleh Gen Z daripada konten-konten Islami. Tontotan dijadikan sebagai tuntunan dalam menjalankan kehidupan tanpa melihat apakah sesuatu itu benar atau salah dalam perspektif Islam.
Sungguh ironi, Harapan menjadikan Gen Z sebagai agen perubahan dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 tidak akan bisa terwujud jika menaruh harapan itu pada sistem yang merusak para generasinya. Lantas bagaimana cara mengaktivasi Gen Z untuk menjadi generasi emas?
Aktivasi Gen Z dalam Perjuangan Islam Kaffah
Sudah saat nya Gen Z sadar bahwa mereka adalah modal besar sebagai agen perubahan karena merekalah kunci dari kebangkitan. Di pundak mereka akan diletakkan amanah kepemimpinan nantinya. Masa muda bukanlah waktu yang dihabiskan untuk bersenang-senang dengan kemaksiatan. Karena masa muda hanya sekali dan waktu tidak akan bisa diputar kembali.
Rasulullah SAW bersabda:
“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: masa mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, keadaan kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum saat sibukmu dan saat hidupmu sebelum datang kematianmu” (HR al-Baihaqi)
Potensi yang ada pada generasi saat ini harus diaktivasi untuk membangun sistem kehidupan yang shahih yakni sistem pemerintahan Islam (khilafah). Mewujudkan misi yang mulia ini tentu tidak akan bisa terwujud jika generasinya rapuh dan sangat jauh dari pemahaman Islam yang benar. Maka dari itu dibutuhkan generasi yang tangguh, berikut beberapa hal yang harus dilakukan oleh generasi untuk mewujudkan syariat Islam kaffah.
Pertama, tanamkan keimanan pada diri kaum Muslim termasuk para generasinya untuk meyakini bahwa hanya Islam adalah agama yang sempurna yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Baik yang mengatur hubungan manusia dengan Allah (habblu minallah) seperti perkara ibadah, hubungan yang mengatur manusia dengan dirinya sendiri (habblu minannafsi) seperti perkara makanan, minuman, pakaian dan akhlak, serta hubungan yang mengatur manusia dengan manusia lainnya (hablu minannas) seperti perkara muamalah, sanksi dan uqubat. Kaum muslimin juga harus meyakini bahwa tidak ada sistem kehidupan yang terbaik kecuali hanya sistem Islam saja.
Kedua, megkaji Islam sebagai sebuah ideologi, bukan hanya sekedar ilmu pengetahuan saja. Mereka wajib untuk terikat dengan hukum syara dalam hal apapun, standar perbuatannya adalah halal dan haram. Tujuan dari perbuatannya adalah mengharap ridho Allah semata bukan mendapatkan kepuasan jasmani sebanyak-banyaknya. Pemahaman diluar Islam harus dijauhkan dari Gen Z seperti sekularisme, demokrasi, liberalisme, pluralisme, feminisme dan lainnya.
Untuk itu, Gen Z membutuhkan adanya partai yang akan membina Gen Z secara shahih yang mendorong terbentuknya generasi berkepribadian Islam (Syakhsiyah Islamiah) yang memiliki pola pikir dan pola sikap yang sesuai dengan Islam. Partai shahih ini akan melakukan proses pembinaan (tasqif) kepada para generasi, mulai dari pemahaman akidah Islam yang benar, pentingnya aktivitas dakwah untuk tegaknya daulah Islam (khilafah), serta perlunya sebuah gerakan dakwah yang memperjuangkan Islam demi terwujudnya cita-cita melanjutkan kehidupan Islam kembali dengan mengikuti metode dakwah Rasulullah Saw. Yang sudah terbukti menegakkan daulah Islam pertama di Madinah.
Sungguh, kemuliaan Islam akan terwujud jika kaum muslimin termasuk generasinya semangat dalam mendakwahkan Islam kaffah demi tegaknya peradaban Islam seperti yang pernah terjadi pada masa kejayaan Islam terdahulu.
Oleh: Aqila Deviana, Amd.keb
Aktivis Muslimah