1. Iman dan Takwa kepada Allah
* Iman (kepercayaan) yang kokoh kepada Allah dan takwa
(ketakwaan) adalah hal utama yang dapat menyelamatkan manusia dari siksa Allah.
Iman yang benar mencakup keyakinan pada rukun iman serta pengamalan ajaran
Islam secara konsisten.
* Takwa adalah menjaga diri dari segala hal yang dilarang
oleh Allah dan berusaha menjalankan perintah-Nya. Orang yang bertakwa
senantiasa menjauhkan diri dari dosa dan selalu mengharapkan rida Allah dalam
segala tindakan.
* Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa orang-orang yang bertakwa
akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat:
o "Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada)
hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah..." (QS
Al-Baqarah: 281).
2. Amal Saleh
* Amal saleh (perbuatan baik) termasuk segala amal ibadah
yang dilakukan sesuai dengan ajaran Islam, seperti salat, zakat, puasa, serta
membantu orang lain dan berbuat baik kepada sesama makhluk.
* Amal saleh juga mencakup tindakan sosial seperti menolong
yang lemah, bersedekah, dan menjaga silaturahmi. Amal yang dilakukan dengan
niat ikhlas untuk mencari rida Allah akan menjadi penyelamat di akhirat.
* Dalam sebuah hadis, Rasulullah saw. bersabda:
Sesungguhnya yang pertama kali dihisab (dihitung) dari amal
perbuatan seorang hamba pada hari kiamat adalah salatnya. Jika salatnya baik,
maka baik pula seluruh amal perbuatannya. (HR Tirmidzi).
3. Tobat (Bertobat dengan Ikhlas)
* Tobat adalah kembali kepada Allah dengan menyesali segala
dosa yang telah dilakukan, berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan dosa
tersebut, dan memperbaiki diri.
* Allah Swt. Maha Pengampun, dan pintu tobat selalu terbuka bagi
siapa saja yang benar-benar menyesal dan ingin memperbaiki diri. Bertobat
dengan ikhlas dapat menghapuskan dosa dan menjauhkan manusia dari siksa di
akhirat.
* Allah berfirman:
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan
mencintai orang-orang yang menyucikan diri. (QS Al-Baqarah: 222).
Ketiga hal ini, yakni iman dan takwa, amal saleh, dan tobat
yang ikhlas, adalah amalan yang dapat menyelamatkan manusia dari siksa Allah,
baik di dunia maupun di akhirat.
Takut kepada Allah Saat Sendirian maupun di Tempat Ramai
Sobat. Takut kepada Allah, baik saat sendirian maupun di
tempat ramai, merupakan tanda ketakwaan yang tinggi dan kesadaran spiritual
seorang Muslim. Ketakutan ini bukanlah rasa takut yang negatif, tetapi rasa
hormat dan kewaspadaan terhadap Allah karena keyakinan akan kehadiran-Nya yang
selalu mengawasi setiap tindakan manusia, di mana pun dan kapan pun.
Berikut adalah beberapa poin penting terkait rasa takut
kepada Allah di setiap situasi:
1. Kesadaran akan Kehadiran Allah (Muraqabah)
* Muraqabah adalah kesadaran bahwa Allah selalu
mengawasi segala perbuatan manusia, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.
Ketika seseorang benar-benar memahami bahwa Allah melihat semua yang dia
lakukan, ini akan mendorongnya untuk berbuat kebaikan dan menjauhi dosa, bahkan
ketika dia sendirian.
* Dalam Al-Qur’an disebutkan:
Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Hadid: 4).
2. Istikamah dalam Ketakwaan
* Rasa takut kepada Allah seharusnya konsisten baik ketika
sendiri maupun saat bersama orang lain. Tanda orang yang bertakwa adalah dia
tetap berusaha menjaga perilakunya, baik di hadapan orang lain maupun ketika
tidak ada yang melihat, kecuali Allah.
* Rasulullah saw. bersabda dalam sebuah hadis:
Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada, dan
ikutilah keburukan dengan kebaikan, niscaya ia akan menghapusnya, dan
pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR Tirmidzi).
3. Menjauhi Maksiat saat Sendirian
* Terkadang, godaan untuk melakukan maksiat lebih besar
ketika seseorang berada sendirian, karena tidak ada manusia yang melihatnya.
Namun, orang yang takut kepada Allah akan menahan diri dari berbuat dosa,
karena dia tahu bahwa Allah selalu melihatnya.
* Dalam sebuah hadis, Rasulullah saw. menyebutkan bahwa salah satu dari
tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah pada hari kiamat adalah:
Seorang laki-laki yang diajak berbuat dosa oleh seorang
wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan, namun ia berkata, ‘Sesungguhnya
aku takut kepada Allah.’ (HR Bukhari dan Muslim).
4. Memiliki Rasa Malu kepada Allah (Haya')
* Rasa malu (haya') adalah sifat terpuji dalam Islam
yang mendorong seseorang untuk menjauhkan diri dari perbuatan buruk. Rasa malu
ini tidak hanya terhadap sesama manusia, tetapi juga kepada Allah. Bahkan
ketika tidak ada yang melihat, seorang Muslim sejati akan merasa malu untuk
melanggar aturan Allah.
* Rasulullah saw. bersabda:
Malu itu sebagian dari iman. (HR Bukhari dan Muslim).
5. Menghindari Riya’ (Pamer Ibadah)
* Orang yang takut kepada Allah akan selalu menjaga
keikhlasan dalam ibadahnya, menghindari riya’ (memperlihatkan ibadah
untuk mendapatkan pujian dari orang lain). Ia akan beribadah sama baiknya
ketika sendirian seperti ketika di tengah keramaian.
* Allah berfirman:
Maka celakalah bagi orang-orang yang salat, (yaitu)
orang-orang yang lalai dari salatnya, yang berbuat riya’. (QS Al-Ma’un: 4-6).
6. Beribadah dengan Ikhlas
* Rasa takut kepada Allah juga mendorong seseorang untuk
melakukan segala amal kebaikan dengan ikhlas (hanya untuk mencari rida Allah)
tanpa mengharapkan balasan atau pujian dari manusia. Amal yang ikhlas adalah
amal yang diterima oleh Allah, karena didasarkan pada ketulusan hati.
* Allah berfirman:
Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus... (QS Al-Bayyinah: 5).
Kesimpulan
Takut kepada Allah saat sendirian maupun di tempat ramai
menunjukkan ketakwaan yang tinggi dan pengakuan atas kemahahadiran Allah. Dengan memiliki rasa
takut ini, seorang Muslim akan senantiasa menjaga perbuatannya dari dosa,
beribadah dengan ikhlas, dan menjauhi kemaksiatan di mana pun ia berada. Ketakutan ini menjadi
dorongan untuk selalu berbuat baik dan menjaga akhlak, sehingga ia selamat di
dunia dan akhirat.
Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo