TintaSiyasi.id -- Pada Ahad, 27 Oktober 2024, Jaringan Aktivis & Lembaga Muslimah Muda Indonesia (JAM For Islam Kaffah) telah menyelenggarakan acara Temu Muslimah Muda (TMM 2024) dengan tema "Next Level Activism For Palestine!" yang digelar secara bersama-sama secara offline di Jakarta dan secara online di seluruh wilayah Indonesia termasuk di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Acara Temu Muslimah Muda ini dihadiri oleh 4 Narasumber, di antaranya Sarah Mohammed (Aktivis Muslimah Amerika, Ummu Raja (Aktivis Muslimah Palestina), Raden Ayu Ranty (Conten Creator), Iffah Ainur Rochmah (Aktivis Muslimah Indonesia). Sekitar 17 ribu aktivis muda Muslimah juga turut bergabung, mulai dari Sabang sampai Merauke, juga negara tetangga yaitu Malaysia dan Singapura. Sementara, di Kabupaten Gresik sendiri, jumlah peserta yang turut hadir menyaksikan acara ini berjumlah 34 peserta dari berbagai kecamatan.
Di Gresik, acara dibuka video opening dan dilanjut pembukaan oleh MC pada pukul 08.00 WIB. Setelah pembacaan tilawah dan opening speech, peserta disuguhkan dengan rangkaian penampilan kontemplasi, puisi, monolog, nasyid, hingga stand up sampai sekitar pukul 09.10 WIB. Selanjutnya host menyambut kedatangan narasumber via zoom untuk memulai diskusi.
Sebagaimana yang disampaikan oleh narasumber pertama dari Aktivis Muslimah Muda Amerika Serikat, Sister Sarah Mohammed, menyampaikan ironi sistem demokrasi yang katanya boleh bebas bersuara, tetapi kenapa ketika menyuarakan Palestina justru dihadang? Dan hal yang paling disayangkan dalam sistem ini adalah dalam hal memberi solusi yang sama saja tidak menyelesaikan masalah. Karena tujuan utama mereka untuk mempertahankan eksistensi diri. Sementara, fakta politik di Amerika, yang banyak dari umat Islam terpilih di pos pemerintahan Amerika pun tetap tidak mampu membawa perubahan. Bahkan narasumber kedua yang merupakan Aktivis Muslimah Palestina, Ummu Raja pun juga menambahkan bahwa kondisi di Palestina akan tetap sama selama eksistensi zionis masih tetap ada.
Menurut Kak Ranty, narasumber ketiga yang merupakan seorang konten kreator, ia menyadari demokrasi yang diterapkan saat ini tidak mampu membawa kesejahteraan dan kebahagiaan. Mulai dari sulitnya mencari pekerjaan, mental health, hingga tingginya biaya UKT. Padahal Indonesia telah merdeka selama 79 tahun dan berganti kepemimpinan sebanyak 8 kali, namun fakta kondisi yang terjadi bukan membaik justru semakin memburuk.
Melihat semua fakta ini, narasumber keempat yang merupakan Aktivis Muslimah Indonesia, Ustazah Iffah pun mengatakan bahwa pemuda harus melakukan 3 tindakan. Pertama, pemuda harus melek politik. Kedua, pemuda harus berhenti berharap pada jalan demokrasi, karena solusi yang diberikan dalam sistem demokrasi ibarat mengganti supir dari bus yang sudah rusak. Ketiga, pemuda harus mengambil peran dakwah Islam kaffah.
Saat ini adalah momentum the next of activism. Dunia butuh perubahan. Sementara, perubahan ini hanya bisa dilakukan melalui jalan baru, dimana hukum Allah ditegakkan. Karena, aturan dari Allah pastilah aturan terbaik. Apalagi diterapkan dengan sistem Khilafah yang dicontohkan Nabi SAW. Dalam khilafah kedaulatan di tangan syarak, dan seorang khalifah sebagai pemimpinnya. Khalifah yang akan menjadi ra'in (pengurus) dan junnah (pelindung) bagi rakyat. Karena, seorang imam (khalifah) adalah perisai yang di mana umat akan berlindung di belakangnya.
Dari penyampaian keempat narasumber, dapat disimpulkan bahwa masalah yang sedang dihadapi oleh Palestina dan seluruh negeri Muslim saat ini khususnya Indonesia, tidak bisa diselesaikan dengan jalan demokrasi. Karena, berharap kesejahteraan dalam sistem demokrasi, bagaikan pungguk merindukan bulan, yaitu berharap pada suatu hal yang mustahil terjadi. Oleh sebab itu, saatnya seluruh umat terkhusus para aktivis muslimah muda turut bergabung untuk memberikan perubahan menuju lebih baik dengan memberikan solusi hakiki bagi setiap permasalahan yang menimpa saat ini. Sementara, jalan satu-satunya untuk meraih solusi hakiki tersebut tidak lain dan tidak bukan hanya dengan menempuh jalan yang sudah diwariskan oleh baginda Nabi Muhammad SAW yaitu dengan menegakkan hukum Allah ke muka bumi ini.
Sebelum acara ditutup, kak Ranty melakukan afirmasi positif kalimat bersama-sama dengan semua peserta "We Aspire, We Engage, and We Stand for Islam Kaffah". Ustazah Iffah, juga kembali mengingatkan bahwa para aktivis Muslimah muda harus bangga menjadi pejuang dari tegaknya hukum Allah di muka bumi ini. Di akhir dilanjut dengan sesi tanya jawab, video kontemplasi dan penutup hingga pukul 12.00 WIB.
Acara Temu Muslimah Muda 2024 (TMM) yang diselenggarakan oleh JAM for Islam Kaffah ini merupakan sebuah acara yang melibatkan muslimah muda baik dari organisasi kampus, luar kampus, dan pelajar SMA. Sementara, JAM for Islam Kaffah sendiri, merupakan sebuah wadah yang disediakan untuk Muslimah muda di seluruh Indonesia yang ingin turut bergabung dalam bergerak menciptakan perubahan yang hakiki. Selain itu, JAM for Islam Kaffah juga telah disupport oleh 86 lembaga aktivis pemuda Indonesia.
Tujuan dari diselenggarakan acara ini untuk membangkitkan kembali peran muslimah muda yang sangat dibutuhkan untuk perubahan menuju lebih baik, juga untuk mempersiapkan generasi selanjutnya menjadi next level activism for Islam kaffah. []
Oleh: Zahra KR
(Aliansi Penulis Rindu Islam)